Aku dan Kyle melewati halaman tengah UNSW untuk sampai ke cafetaria. Melewati bagian depan perpustakaan dan menyusuri ceruk-ceruk jalan kecil berhiaskan batu yang melintang melintasi halaman tengah itu. Bisa dibilang bahwa halaman itu merupakan centre part UNSW. Karena bangunan-bangunan mengelilingi halaman itu. Terdapat beberapa bangku taman di tepian dan air mancur ditengah halaman. Beberapa jenis bunga kutemukan disini, walaupun bunganya tak sebanyak di halaman depan.
Aku dan Kyle sampai di cafetaria yang lebih mirip restauran bertema food court, disetiap sisi terdapat banyak court makanan dengan masing-masing plakat bertuliskan nama Negara tempat makanan yang dijual itu berasal.
Dan tentu saja mataku bergerilya mencari plakat 'Indonesian food'.
Marvelous! Found it! And OMG ada RENDAANGGGGG!!! Aku menghambur menghampiri sang penjual. Dan ternyata penjualnya berasal dari Jawa yang namanya bu Minah. Seperti bertemu bidadari khayangan, hampir saja aku menangis terharu tapi kutahan karena malu =_= aku dan Bu Min bercengkrama sejenak, mengingat kami masih sebangsa hehe.
Setelah itu, mata ku menyusuri meja meja yang ada, mencari Kyle yang ternyata masih berada di court 'Italian food'. Saat kesini ia memang hanya membicarakan pizza -_- dan pastilah itu tempat tujuannya.
Saat aku mencari meja, seseorang memanggilku
"cewe sepatu! Come here."
Shane melambaikan tangan ke arah ku dari meja yang ada di pojok kanan, ia mengisyaratkan agar aku bergabung. Kulihat Kyle masih sibuk memilih pizza, kuputuskan untuk menghampiri Shane. Dia bersama seorang cowo yang *ehem* bisa dibilang lumayan tampan.
Si Mr.lumayan-ganteng itu menyapaku "Hi!" Aku membalas dengan senyuman. Aku menyadari suara itu, suaranya persis dengan orang yang tadi pagi memanggil Shane dari depan rumah. Oooo..
"Daneel Jackson!" Laki-laki itu mengulurkan tangan padaku, dan aku membalasnya.
"Dan kau pasti Niki si cewe sepatu!" Daneel menopang dagu dengan kedua tangannya sambil tersenyum kearahku. Aku spontan memelototi Shane yang bersiul di sampingnya, pastilah si pirang ini sudah mengatakan hal aneh tentangku pada Daneel sehingga ia menyebutku begitu. =___=
"Nik? So you are here..." Jannice datang membawa tempat berisi dimsum. Dee nyembul dari belakang Jannice kemudian menghampiri Daneel dan mengecup bergantian pipi Daneel. Mereka rupanya kakak-adik yang akrab. Aku langsung menyadari itu karena mata hazel Daneel dan Dee identik, wajah mereka hampir sama namun beda versi. How lovely!
Aku mulai terfokus pada nasi-rendang-sambal didepanku. Aku tak mau perutku bernyanyi tidak tepat pada waktunya untuk yang kesekian kali, nanti aku ditertawai si pirang bodoh itu lagi. -_- Segera kucomot lahap makanan didepanku. Namun tawa Daneel menghentikanku.
"You're so cute" ia menopang dagunya lagi dan tersenyum kearahku. Aku mendelik heran =_=
"I like indonesian girl! Sweet, cute, naive" pipiku memerah mendengar ucapan Daneel. Orang ini terlalu blak-blakkan! Atau dia memang gila karena sudah terpesona melihat gaya makanku? -_- Dee dan Jannice terkekeh melihat permainan emosi di wajahku. Sedangkan Shane memasang wajah datar. Aku tak tau apa yang membuatnya risih, tapi itu cukup untuk mengalihkan perhatianku.
"Kau takkan berkata begitu jika kau serumah dengannya! Dia bersikap seperti koala kebun binatang" Si pirang tersenyum kearah Daneel. Daneel tergelak saat aku mencubit lengan Shane disertai dengan ringisan aww dari Shane.
"Hello everyone!" Sebuah suara meredam tawa kami.
MIRANDA!!!!!
"Hi Miranda, hi Cessie" Shane balas menyapa Miranda dan menyapa seorang gadis gemuk berkacamata dibelakangnya yang mungkin bernama Cessie.
Cessie merunduk malu melihat Shane yang juga menyapanya. Yang terlihat ialah Cassie diperbudak Miranda! Ia membawa 2 tas, pastilah satunya merupakan tas nenek lampir itu, cih seenaknya.
Shane mendekat kearahku dan berbisik "Ingat taruhan kita! Mari anggap Cess sebagai objeknya, dan kau akan lihat betapa senangnya dia mendengar pujianku.. Mungkin!" Aku mengerutkan dahi, Ternyata si bodoh ini masih ingat tentang taruhan kemarin. Ugghhh!!
"Cess.. You look so beautiful today!" Spontan semua orang menatap kearah Shane. Terutama Miranda! Aku memejamkan sebelah mataku melihat bagaimana reaksi Cessie..
Dan mati aku!!!! Dia tersipu! Bukannya marah, tapi tersipu! Dia suka dipujiii Shaneee T___T ohh my New years eve~
Miranda menatap jijik kearah Cessie dan mendecak keras tanda tak suka *sangat*. Kemudian ia menarik Cessie pergi menjauh tanpa memperdulikan kami.
"Wow! What was that for? Kau benar-benar jarang memuji orang sekalipun itu aku. Tiba-tiba kau memuji Cessie! What's up bro?" Tanya Daneel penasaran.
Shane nyengir "I just want my New years eve" kemudian si bodoh itu mengerling kearahku.
Daneel menyerngit tanda tak mengerti.
Aku meringis.
***
"KAU SERUMAH DENGAN SHANE WATSON?!" Aku membungkam mulut dan hidung Kyle dengan tanganku. Oh.. Tak bisakah ia meneriakkan nya lebih keras lagi! =_=
"Shhhtttttttt" aku mendesis. Kyke kelihatan kehabisan napas sampai aku akhirnya melepaskan tanganku.
Mr.Garrix yang sedang mengajar didepan melotot ke arah kami berdua. Aku meminta maaf padanya dari bangku ku sebelum ia melanjutkan materinya kembali.
"Aku sungguh tak percaya kau bisa serumah dengannya!" Tukas Kyle pelan namun excited, takut dipelototi oleh Mr.Garrix lagi.
"Bukankah tadi kau bertanya mengapa aku bisa duduk dimeja makan yang sama dengan nya saat makan siang? Mengapa kini kau histeris?" Aku menaikkan sebelah alisku.
"Dia makhluk ter-Hot di UNSW Niki, aku sering dengar tentangnya dari kakakku! Wanita disini akan membayar berapa saja untuk bisa memegang perut nya yang ugghhh..pack-pack itu. Dan wajahnya itu aarghh membuat Francisco Lachowski kalah saing!" kyle menjelaskan dengan frustasi.
Aku bisa memahami itu =_= bahkan terkadang aku ingin sekali rasanya menjilati lesung pipinya itu. Tapi tak mungkin kuberitahu pada Kyle. Tapi makhluk ter-hot itu ingin aku menemaninya di malam tahun baru. Yang benar saja?!
"Kau tak tau betapa menyebalkannya dia!"
Kyle mendengus "Dia asik! Soo lovable"
"Asik untuk dikeroyoki!" Aku memutar bola mata.
"Miss Shiina, Miss Hudson! Tak bisakah kalian diam? Apa kalian ingin keluar dari kelas ini?" Mr.Garrix melotot lagi kearah kami, diikuti oleh tatapan semua orang dikelas. Aku dan Kyle menunduk malu.
"So-Sorry Mister" ucapku dan Kyle serentak.
~
Maafin ke-absurd-an part ini :'D Need more vote and comment biar mangattt!!!
Stay tunned ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomansaLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...