Aku merasa tak nyaman, benar-benar TIDAK nyaman.
Shane duduk didepanku memangku wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Menatapku.
"Kau tau! Jika kau menatapku seperti itu terus, aku bisa kehilangan nafsu makan!" Erangku frustasi sambil mengunyah wagyu beef yang kupesan padanya tadi. Tapi dengan rasa seenak ini, aku tidak mungkin kehilangan nafsu makanku walaupun aku makan di kandang sapi, pikirku ulang.
Shane nyengir *lagi
"Aku meragukannya! Wajahmu tak bilang begitu" ejeknya. Beberapa protesan tajam sudah diujung lidahku,
"Well, kurasa kau benar-benar mudah ditebak!" Si pirang terkekeh, lesung pipinya benar-benar menawan, oh sial! Sudden attack!
Aku mendengus dan kembali melahap wagyu lezat didepanku. Shane bilang wagyu disini memang terkenal paling enak, dan aku berani bertaruh bahwa dia yang memasak benda nikmat ini untukku tadi. Mengingat bahwa ialah vice-chef disini.
"Daaaann apakah kau sudah menyiapkan segala kebutuhanmu untuk berkuliah lusa? Ini tahun pertamamu bukan? Dan kudengar kau mengambil jurusan yang sama dengaku" Shane bertanya sambil menatapku penasaran.
"Aku bisa mengurus diriku! Semuanya sudah kusiapkan sebelum aku datang ke Australia. Daaaannnn... aku bukannya in particular ingin jurusan yang sama denganmu! Tapi memang aku sudah memutuskan untuk mengambil business and management jauh sebelum bertemu dengan mahluk menyebalkan sepertimu!" Aku menunjuk dirinya dengan garpu.
Shane mencibirkan bibirnya. Namun beberapa detik kemudian wajahnya berubah serius
"Hey...Why did you avoid my eyes?"
"...uhukk..uhukk.." aku tersedak =_=
Uuuggghhhh! Sudah kuduga! Dia ingat kejadian tadi pagi, kukira si bodoh ini sudah lupa TT__TT
Ya Tuhan hilangkan ingatan bocah tengik ini, please!
Aku menelan ludah dan menggigiti bagian bawah bibirku.
"Karena tidak suka matamu!" Lidahku berkelit, menjawab dengan otomatis. Jelas ini bohong besar!
Aku sangaatt suka matamu.
"What?" Shane menyerngitkan kedua belah alisnya menatapku heran-tak percaya.
"Well, kau tau.. aku hanya.. hanya tak terbiasa! Orang Indonesia tak memiliki yang sepertimu" aku menunduk sambil meringis, memalingkan wajahku, takut omong kosong ini ketahuan. =_=
"Hhhh..lagi-lagi kukira kau membenciku, baguslah! Ternyata hanya mataku." Shane menghembuskan napas lega. Why? =__=' kalaupun aku benci padanya apa itu mengganggunya?
Mata biru orbs milik mahakarya Tuhan itu kemudian memandangku khawatir.
"Dengar, kalau memang mataku membuatmu tak nyaman, aku bisa memakai contact lens!"
What? Tunggu! Tidak boleh! Keindahan ciptaan Tuhan tak baik disembunyikan hanya karena seorang Niki. Aku bisa dikutuk dewa dan dewi surga. Dan WPS pasti mengecapku sebagai gembong penjahat kelas paus. =_______=
"Aaah..kau sungguh tak perlu melakukan itu! Aku akan segera membiasakan diri." Aku mengangguk cepat meyakinkan si pirang.
Shane memicingkan sebelah mata, menilai kesungguhan ucapanku.
"Mmm.. ok" tukas Shane membentuk O di bibirnya.
Fiuuuuuhhhhhh~~~
Sekarang aku terfokus pada setengah wagyu yang masih tersisa, melahapnya tanpa ampun, si pirang hanya memperhatikan dan terkadang mengeluarkan suara cekikikan. Peduli amat!!!
Perutku kenyang sekali,tapi wagyu itu benar-benar lezaattt!! Kuputuskan masuk list makanan favorit versi Aussie milikku. The jerky dan wagyu. :D perfect!
Aku berniat mengucapkan terimakasih pada Shane yang masih cekikikan didepanku karena telah mengamatiku makan dengan nikmat (dibaca rakus). Isshhh, menyebalkan! -_- aku ingin melenggang pergi dari sini sebelum aku menyentrum si pirang tengik ini dengan listrik statis anti-penguntit di tas ku.
"Pirang, Tha----" belum sempat aku mengucapkan 'thanks' tangan si pirang bergerak ke bibirku. Membelai bagian sudut bibirku dengan lembut..
MEMBELAII????!!!!!!! Aku mematung, jantungku mencelos.
"Kau sembrono sekali cewe sepatu! Masih ada saus wagyu di mulutmu!" Shane memberikan senyuman ejekan nya, sembari menarik tangannya dari bibirku.
Tiba-tiba aku merasa kesal karena dia hanya membersihkan saus dari bibirku. Wait!!! HANYA?! Apa-apaan aku ini.. tentu saja dia HANYA mengelap saus! Memang apa yang kuharapkan?! Arrggghh
"Plakk" aku menepuk wajahku dengan kedua telapak tangan untuk menyadarkanku dikala seperti ini. Dan sepertinya terlalu keras.
Aku meringis.
Shane melongo menatapku, melihat permainan emosi di wajahku. Ia kemudian menutup mulutnya dengan tangan, dan..
"HAHAHHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHA" Tawa si pirang meledak, ia menahan perutnya dengan tangan kirinya.
"Kau memang gila! Aku tak tau apa masalahmu, tapi konflik batin serta permainan emosi diwajahmu plus tamparan itu.. benar..benar..pfftttt" *brustlaugh*
Baru kali ini Shane tertawa sekuat ini, wajahnya sampai memerah. Dan apa hanya aku yang berfikir itu cute? Of course not.
Tapi sekarang wajahku lebih merah lagi daripada wajahnya,
Karena malu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomanceLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...