Sesuatu menggelitik mataku juga hidungku, seperti rambut.
Baunya harum, harum shampoo. Kuendus bau harum itu lekat-lekat, makin lekat. Kurasakan hidungku menyentuh permukaan halus, kuendus lagi permukaan itu, harum jugaaa. hmmm seperti kulit? Kulit? Kulit siapa ya?
Kukerjapkan mataku perlahan, aku mulai tersadar dari tidurku.dan mau tau apa yang ada didepanku? Leher! Lehernya Shane! Dan hidungku menempel di lehernya. Tunggu?! Tadi aku mengendus rambut dan lehernya. Nooo!! Aku tak punya keberanian untuk bangun! Ugghh... mampuss! Malu aku. Tapi apa aku harus pura-pua tidur dalam posisi begini =_=" dan kami masih di bus dalam perjalanan pulang.
"Mau sampai kapan kau menempelkan hidungmu di leherku? Kau seperti dracula tau!" Shane menyadari kalau aku sudah bangun dari tidurku.
"E..eh..ehe I'm sorry, aku tak bermaksud..." Aku tak berani menatap wajahnya, oh sial!!! Aku ingin menghilang dari dunia ini. Menghilang dari hadapan si pirang iniiiii.
"Ckck! Kau benar-benar mesum!" Shane memberiku cengiran khasnya yang menyebalkan itu.
"Heyyy! Mengapa kau tidak membangunkanku dari awal? Lagian aku tertidur, bukannya sengaja" =_= Protes ku padanya karena tak terima dibilang mesum.
Si pirang memincingkan sebelah mata, mata birunya tampak seperti besar sebelah jika ia melakukan itu. "Benarkahh?" Shane nyengir menatapku dengan tatapan tak percaya. "Bukannya kau malah mengambil kesempatan berharga ini? Kau tak tau berapa banyak gadis yang ingin bersandar di bahuku!" Uuhhhh! Sok bangeeettt sih ni bocah.
Belum sempat aku mendebat perkataan nya, ia memotong..
"Lagipula apa aku berani membangunkanmu jika wajahmu terlihat seperti ini.. seperti ingin menggigitku.." Shane mengeluarkan ponsel dari saku nya, ia membuka sebuah foto! Fotoku! =_= sedang tidur bersandar pada bahunya, mulutku terbuka di dalam foto itu, sedikit iler menetes disana. Menghadap leher Shane pula! Tepat seperti vampire yang akan menggigit mangsanya. Oh my God! Ini aibb!
"Hapus! Sini! Heyy!" Aku berusaha mengambil ponselnya, tapi ia menjunjung tinggi ponsel nya ke atas dengan 1 tanganya. Aku terlalu pendek untuk menggapainya. Sementara Aku terlalu sibuk meloncat-loncat, dan Shane terlalu sibuk mengelak. Kami tidak sadar kalau bus kami sudah berada di tempat pemberhentian dekat rumah.
"Ehem" supir bus itu berdehem, menunjuk kearah luar bus. Itu artinya ia menyuruh kami turun karena sudah sampai, para pengguna bus yang lain hanya tercengang melihat kami berdua.
Aku malu, dan segera kutarik Shane keluar dari bus bersama belanjaan kami dan mengucapkan "Thanks!" Pada supir bus itu.
Bus merah itu pun berlalu.Aku bercakak pinggang dan mengulurkan 1 tanganku kedepan
"Kesinikan ponselmu! Aku harus menghapus foto itu, kalau tidak...""Kalau tidak apa? Cobalah jika kau bisa mendapatkannya!" Shane berlari ke arah rumah, dan tentu saja aku mengejarnya. Mirip seperti tom and jerry -_- Shane masuk ke rumah dengan langkah seribu, aku mengikutinya tak kalah cepat.
Ketika ingin mencapai dapur, pintu kamar yang terletak di dapur terbuka dan keluarlah seorang perempuan berkacamata, dengan rambut sebahu yang tebal. Who? =_=
"Woww? Siapa perempuan yang kau bawa kali ini Shane? Pacar barumu? Asik sekali kalian bermain kejar-kejaran. How romantic!" Tukas perempuan itu pada Shane, suara perempuan ini ngebass banget =_= tak seperti penampilannya yang kelihatan 'nerd'
dengan kacamata superrrrteeballl itu."Dia orang baru yang diceritakan Mrs.Jullie. Dan ngomong-ngomong aku tak pernah membawa pacar kesini Jannice, garis bawahi itu." Shane melipat tangannya kedepan.
"Well.. Tapi perempuan-perempuan yang selalu mengejarmu. Contohnya Lixi dipasar itu. Ahh mereka sungguh mengganggu ketenanganku. Syukurlah dia bukan salah 1 dari mereka." Janice menunjuk ke arahku dengan jempol kanan nya.
"Namaku Niki Shiina. Nice to meet you Jannice, kuharap kita bisa saling membantu." Aku menyodorkan tanganku.
"Jannice Lee. Asal bukan sesuatu yang merepotkan." Ia menyambut tanganku lalu tersenyum percaya diri. Aku sangat suka orang bertipe seperti Jannice, kuharap kami akan cocok.
"Well..aku harus pergi ke rumah temanku sebentar untuk mengambil barang-barangku! Hhh...campus akan segera dimulai 2 minggu lagi. Bye Nik, Shane. Mungkin aku akan kembali saat malam." Jannice berlalu menuju rak sepatu dilorong sambil melambaikan tangan nya kebelakang tanda "bye" pada kami, dan kemudian keluar dari pintu.
Ternyata Jannice orang yang asik, aku suka suara bass nya. Tipikal cewe pemberontak. Dan dia nampak tak tertarik pada Shane selayaknya wanita lain yang mungkin tergila-gila pada si pirang, seperti Lixi dan kuyakin masih banyak lagi.
Bagus! Dia bisa kujadikan sekutu.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep in Blue
RomanceLove comes whenever it like Kapanpun, Dimanapun, Kepada siapapun tidak mengenal ras serta suku Cinta bisa datang dari belahan bumi manapun tak pernah kau sangka dan kau duga Namun ada cinta yang hanya menginginkan materi Begitulah menurut Niki Dikhi...