Bagian 4

25 4 0
                                        

Happy reading🤗

=====

Terdengar sorakan ramai dari para penonton saat bola masuk ke dalam ring basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar sorakan ramai dari para penonton saat bola masuk ke dalam ring basket. Di lapangan sana, June baru saja mencetak poin. Kupingku rasanya pekak setiap kali June mencetak poin, teriakan para wanita memenuhi aula olahraga indoor ini. Sebenarnya pelajaran olahraga sudah berakhir setengah jam lalu, tapi karena jam pelajarannya belum habis, maka guru olahraga membuat pertandingan basket dengan kelas sebelah yang mendapat jam olahraga sama dengan kelasku. Tapi sayangnya, siswi kelas sebelah tidak mendukung tim kelasnya sendiri. Mereka malah ikut sorak kegirangan setiap kali June mencetak poin. Padahal June sendiri saja tidak mengindahkan keberadaan mereka.

"June terlihat keren," Aby memekik di sampingku. June kembali mencetak poin dan membuat seisi aula olahraga berisik sekali.

Aku mendengus, June memang keren dalam keadaan apapun. Tapi tidak bisakah mereka bertingkah biasa saja, tidak perlu juga kan teriak-teriak seperti itu. Nanti yang habis sendiri suaranya juga mereka yang berteriak. Norak sekali.

Aby menyikut lenganku, "Kamu kenapa cemberut? Cemburu, ya melihat June memiliki banyak penggemar?"

"Bukannya penggemar June hampir seluruh siswi disekolah?" Aku balik bertanya ketus.

Aby malah tertawa, tapi kemudian dia ikut bersorak bersama yang lain setelah ~ lagi-lagi June mencetak poin. Rasanya hatiku semakin sebal saja. Pertandingan selesai, Ares berjalan ke arah aku dan Aby. Dia duduk disamping Aby, meminum air mineralnya.

Saat itu juga, aku melihat siswi-siswi berlari ke tengah lapangan. Mereka menghampiri June, berlomba-lomba memberikan air mineral ataupun handuk kecil padanya.

"Lihat itu." Aby tertawa, menyikut lenganku dan menunjuk ke arah June, "Kamu tidak mau ke sana dan menghampiri June? Tolonglah dia, kasihan sekali June di kerumuni cewek-cewek centil."

Entah perkataan Aby sepertinya sudah mempengaruhiku atau karena aku yang memang dibakar cemburu, aku berjalan dengan tergesa menhampiri June. Menyibak kerumunan dengan kasar dan mendapati June yang tengah kebingungan.

"Hai, June," aku berjalan ke arahnya. "Ares dan Aby sudah menunggu, ayo!" Aku menarik tangan June, kembali menyibak kerumunan yang menatapku tidak suka.

"Terima kasih," June menghela napas, dia duduk di depanku dan Aby, meluruskan kakinya.

Aku hanya mengangkat bahu. Kalau kalian tanya, jujur perasaan kesal masih ada.

"Dimana airmu?" Tanya Aby.

June menoleh, kini mengubah duduknya menghadap kami sepenuhnya. "Tidak bawa."

"Iliana bawa," Aby menunjukku.

"Boleh aku minta?" Tanya June.

Tanpa banyak bicara aku mengulurkan botol mineral pada June, membiarkan dia minum sebanyak yang dia mau. Sepertinya June sangat kehausan, botol mineralku hampir habis isinya sekali minum. Keringan juga menetes deras di dahi dan lehernya.

ILY, IlianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang