Bagian 8

13 2 0
                                    

Kamis, 25 Agustus 2022

-gadisvirgo

==========

Baju basahku sudah berganti dengan pakaian kering dan hangat. Aku memutuskan duduk di kursi tempat aku menyimpan tas berisi handuk dan pakaian kering sebelumnya, menatap kejauhan. Memerhatikan June yang sedang menikmati berada di dalam pelukan air. Ia tampak begitu tenang, dan aku tidak berniat pergi dari sini.

Entah sudah berapa lama, June akhirnya mendekati tangga besi dan menyambar handuk yang sudah ia siapkan di sana begitu ia naik dan menutupi seluruh bagian pinggangnya. Ia berjalan ke arahku, membuka tutup botol mineral dan menenggaknya.

"Tidak ada kegiatan lain?" Ia bertanya, menaruh botol dan duduk di sebelahku. June membuka tas kecilnya dan mengeluarkan handuk kecil untuk mengeringkan air yang membasahi wajah dan rambutnya.

Aku menghela napas pelan, sibuk menyisir. "Sayangnya aku manusia yang penuh dengan waktu luang setiap weekend."

Ia menatapku dari samping selama beberapa detik. Kemudian entah mengapa dia membuatku kaget dengan tiba-tiba memegang pergelangan tanganku hingga aku menghentikan kegiatan menyiris rambut basahku. Aku menoleh padanya, "Ada apa?"

"Ini kenapa?" Ia menunjuk sikutku yang tampak lecet dan memerah.

"Luka kecil, jatuh di lorong."

June masih menatapku dan bergantian pada luka di lenganku. Tiba-tiba ia berdiri dan mencoba memeriksa bagian tubuhku yang lain seolah ingin mengelilingi tubuhku dan melihat setiap detailnya. Ia berlutut di depanku, menatap ke arah wajahku. "Lihat," Ia menunjuk lututku. "Seharusnya kamu jangan berenang. Air di kolam memang jernih tapi yang sebenarnya sangat kotor, mengandung banyak bahan kimia."

Disana, lengannya mengusap lutut dengan luka yang sedikit terbuka dan menyisakan jejak darah kering. "Ini bahkan belum dibersihkan atau diobati, bukan?"

Pasrah, aku hanya mengangguk kecil.

June berdiri dan seolah memberi sinyal ke arah pintu keluar dengan gerakan tubuh. "Sebaiknya kembali ke asrama."

Aku tidak berniat mendebatnya atau melawannya. Tapi bukan berarti aku menurutinya. Aku kembali ke asrama karena memang sudah tidak ada yang bisa lagi aku lakukan disini. Tapi Sebagian kecil hatiku merasa kecewa. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, June biasanya memperhatikanku, tapi kali ini tidak. Memang aku yang bodoh, mengharapkan pria itu untuk tiba-tiba mengeluarkan obat dari dalam tasnya dan membalut luka yang aku miliki. Siapa juga yang mau repot-repot membawa obat merah ke dalam tas ganti pakaiannya?

Berdiri di depan pintu kamar dan membuka kuncinya, aku melempar tas sembarang dan memutuskan untuk mandi. Selama beberapa menit berada di kamar mandi dan berganti pakaian, tubuhku terasa lebih segar dan sedikit melupakan June dalam bayanganku. Seluruh tubuhku terasa ringan sekaligus pegal di beberapa bagian. Aku membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar, membawa semerbak harum sabun dari kamar mandi.

Sambal mengusap-usap kepala dengan handuk kecil, aku duduk di meja belajar dan mengeluarkan mesin pengering rambut dari dalam laci. Memerlukan waktu beberapa menit hingga rambutku benar-benar kering.

Suara notifikasi dari ponsel mengalihkan perhatianku, mengeceknya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dari June dan dia mengirimkan beberapa pesan yang belum aku baca. Sepertinya dia menghubungiku Ketika aku sedang berada di dalam kamar mandi.

June Huang : kamu ada di kamar?

June Huang : di UKS tidak ada obat merah untuk lukamu, aku sudah minta ijin keluar. Ayo keluar, mau kan?

ILY, IlianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang