(vote dari kalian buat aku semangat menulis)
Kenyataannya, dia berbohong. Tapi aku tahu itu bukan salahnya. Karena nyatanya, aku hanyalah salah satu figuran dalam hidupnya.~
Namaku, Iliana. Aku sama seperti kalian yang menggemari seseorang terkenal...
Ada yang maww ketemu mama nya ili gakkk??? CUNGGGG! HAYO MANA? Nanti huang junjie bakal ketemu Camer nihhhh AVVVVVV (ngereog:v)
Btw chapter ini bakalan lebiii panjang dr yang sebelumnya dehhh, semoga gak bosen yah kalian.
LUVVVVV🫶🫶🫶
==========
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sempurna. Hanya satu kata itu yang aku pikirkan saat ini. Melihat bulan purnama indah menggantung diatas langit di temani taburan bintang. Pemandangan lampu warna-warna dari hiruk-pikuk kota dibawah sana yang jauhnya ratusan kilometer dari sekolah kami. Juga, ditemani dengan pria yang wajahnya mirip dengan orang yang aku kagumi. Untuk saat ini, biarlah aku memanipulasi pikiranku dan mengatakan dialah orangnya. Orang yang selama ini ingin aku temui, walau sekali saja seumur hidupku.
“Aku tidak mau pulang.” Aku bergumam.
June tertawa pelan, tubuhnya ikut bergetar saat dia tertawa.
Kami duduk diatas rumput, di bawah pohon. Saat siang hari, pohon ini sangat membantu untuk berteduh. Sepertinya siang atau malam, tempat ini akan menjadi tempat ternyaman untuk melihat pemandangan kota di bawah sana.
“Bagaimana reaksi Tamara melihat kita seperti ini? Maksudnya dalam posisi seperti sekarang.” Kepalaku yang menyadar pada bahu June, sementara laki-laki itu mengusap-usap bahuku. Sebenarnya kami terlihat seperti pasangan yang sedang pacaran dari pada teman sekolah yang sedang menikmati pemandangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Hftt susah jg yah nyari sumber foto yang pas di pinterest_- apa harus aku ambil fotosendiri sm ayang? Wkwk)
“Dia iri, tapi bukan cemburu.” Terdengar June bersuara. Apa maksud dari kalimatnya?
Aku memutuskan untuk bertanya, dari pada menebak-nebak yang bukan jawaban pastinya.
