Ep. 32

84 10 0
                                    

Jaehyun melihat tiap isi pesan dari grup chat. Satu sama lain menyemangati dari kejauhan. Delapan member dipulangkan ke rumah masing-masing, sedangkan Sungyoon dan Jibeom yang memiliki jarak rumah lebih jauh tetap di asrama dengan pengawasan khusus.

Setiap member hanya bisa dalam ruangan –tanpa ada member lain yang meramaikan suasana. Ini bagai gambaran bahwa suatu saat nanti mereka akan hidup terpisah tak lagi berkumpul bersama.

Jibeom tengah mengerjakan soal-soal matematika untuk mengisi kekosongan. Sesekali ia melihat ke arah tempat tidur milik Jaehyun dan juga Tag yang kini kosong –rindu suasana ramai bersama mereka, berdebat hanya masalah handuk dan pakaian.

Sungyoon disisi kamar lain mengisi kegiatannya dengan mencoba membuat sebuah lagu, atau sekedar menikmati lagu kesukaannya.

Jangjun santai-santai saja dengan masa karantina miliknya. Berkaraoke, main ular tangga, lompat tali, dan lain sebagainya selama bisa dilakukan dalam kamar.

Seungmin lebih memilih tidur. Lagipula ini kesempatan sebelum akhirnya sibuk jadwal comeback. Tidur adalah kegiatan paling andalan untuk mengisi waktu luang.

Joochan dengan kreativitasnya –melukis, menggambar, memainkan biola, piano, gitar, semuanya di bidang seni ia lakukan. Kamarnya bahkan kembali berantakan dengan kanvas hasil coretan-coretan cantiknya,
"lumayanlah buat pajangan natal hehe"

Donghyun akhirnya bisa puas main game, tanpa gangguan, tanpa hambatan, lancar jaya untuk hidup seorang gamer seperti dia. Tak lupa ia menghias kamar dengan nuansa natal –ia punya ketertarikan dalam desain interior.

Tag sebagai seorang komposer jenius sibuk dengan mengkomposisi lagu terbarunya. Sekalipun ia kini sedang mendapatkan masalah, tapi hobi membuat lagu tidak boleh terganggu. Walaupun Tag sendiri sudah mengetahui betapa buruknya komentar yang ia dapatkan.

Daeyeol tidak jauh beda dengan Jibeom, sebagai member dengan pendidikan tertinggi ia gemar belajar.  Bila di grup sebagai yang tertua, saat di rumah dia tetaplah anak kecil dimata keluarganya. Foto keluarga dan Golden Child meramaikan meja belajar –menambah semangat dirinya untuk berjuang.
"Maafkan aku yang terlalu fokus dengan pencapaian tim," ucap Daeyeol.

Bomin,
member dengan jadwal paling banyak diantara yang lain. Semenjak membintangi sebuah web drama, ia semakin banjir tawaran job individu. Permasalahannya sama, orang-orang pasti menganggap dirinya paling mulus dan tidak bermasalah. Namun dibalik image dia yang terkenal, ia merasa beban atas title seperti itu.

Bomin mengambil beberapa buku catatan harian miliknya. Buku bertulisan tentang mimpi-mimpi yang selama ini datang, dan juga menceritakan kesehariannya. Ia membaca tulisan yang terakhir ditulis.

"Aku tidak ingat dengan mimpiku semalam," baca Bomin. Merenungi kembali bahwa ia tidak bermimpi buruk untuk belakangan terakhir. Membalik lembaran sebelumya, ia menuliskan masalah yang ia ketahui diantara member.

"Akibat hiatus satu tahun, kita bekerja keras untuk mengejar ketinggalan. Mencoba menutupi kembali luka dan memulai hal baru,"
"ada banyak hal yang dicoba, dan banyak juga pencapaian baru yang belum pernah kita dapatkan,"
"tetapi akibat terlalu fokus dengan mengejar ketinggalan, kita lupa dengan diri sendiri. Lupa bahwa tubuh ini bisa lelah, mata ini bisa menangis, hati ini bisa tersakiti, pikiran ini bisa tak terkendali," tulis Bomin melanjutkan catatan untuk hari ini. Ia melihat pohon natal kecil terhias cantik di dalam kamar.

"Tidak ada yang salah dengan bekerja keras. Semua member Golden Child sama-sama berjuang untuk mempertahankan grup dengan cara masing-masing,"
"tapi kita tidak dapat menikmati waktu. Tidak dapat menikmati setiap momen saat bersama. Hanya kata kerja keras dan berjuang dalam hasrat,"
"mungkin ini alasan kenapa kita dipisahkan dengan seperti ini,"
"karena dalam setahun kita hanya fokus target," imbuh tulisan Bomin

Tok... Tok... Tok...
Seseorang mengetuk pintu kamar Bomin.

"Oppa! Makanan mu sudah siap, aku taruh di depan," teriak sang adik.

"Iya," jawab singkat Bomin lalu bergegas keluar untuk mengambil.

"Selamat natal!" Ucap adik Bomin masih di depan pintu

"Hush! Hush! Jangan dekat-dekat!" Bomin tidak membalas ucapan selamat natal, justru mengusir adiknya.

"Oppa!?! Kamu kira aku hewan?" Kesal sang adik.

Bomin tertawa, "aku sedang sakit, jangan mendekat. Jika kamu tertular bisa menambah beban pikiran mama papa"

"Padahal oppa kan negatif, apa yang perlu ditakutkan?"
"Sudah sudah, ini kue sama makannya, itu ada kado dari mama dan aku. Jadi mana kado untukku?"

"Kadomu masih ikut karantina! Jadi tunggu semingguan," jawab Bomin lalu mengambil nampan berisi makanan dan kue, lalu mengambil kado berukuran sedang miliknya.

"OPPA!?"

Bomin tak segera makan, ia lebih memilih membuka kado. Kado pertama dari Mama dan Papa Choi, bertuliskan 'Putra kebanggaan keluarga Choi' berisi sweater dan jam tangan. Adik Bomin memberikan buku jurnal. Maknae Golden Child itu tersenyum mengetahui sang adik tahu apa kesukaan kakaknya.

"Selalu melihat kakak menulis sepertinya kado ini cocok. Semoga berguna saja," catatan yang ditinggalkan dalam kado.

Bomin menuju ke pohon natal kecil di pojok kamarnya –menempelkan dua catatan kecil yang bertuliskan harapan untuk keluarganya dan juga karir Golden Child.

Mengambil langkah besar, itu yang Golden Child lakukan untuk awal tahun 2020. Kerja keras menjadi kata utama dalam kamus mereka saat ini. Sepuluh member Golden Child memiliki cerita masing-masing. Apa yang mereka takutkan. Apa yang mereka khawatirkan.

Di waktu yang sama, kesepuluhnya melihat ke arah langit malam –melihat banyaknya bintang bertaburan.

"Bintang kecil bekerja keras untuk bersinar terang," ucap Donghyun

"Bersinar untuk siapapun yang menantinya," ucap Joochan seakan menyambung ucapan Donghyun

"Apapun yang dilakukan untuk tetap bertahan," sambung Daeyeol

"Tidak ingin redup kembali," –Jangjun

"Karena ada mereka yang bekerja keras untuk membiarkan sang bintang paling terlihat bersinar," –Tag

"Banyak hal yang menghantam," –Jibeom

"Kita tidak bisa lelah," –Seungmin

"Lelah hal yang paling dibenci saat ini, tapi itu hal yang selalu hadir disini," –Jaehyun

"It's okay if I'm not okay as long as others can smile happily because of us," –Sungyoon

Bomin membuka kaca jendela kamar, membiarkan udara dingin memasuki kamar hangatnya –mengadahkan tangan keluar. Mengecek apakah ada salju datang? Atau air hujan turun?

"Kamu bisa menangis sekarang," ucap Bomin,
"bintang, kau telah bekerja keras. Ini saatnya untuk membiarkan lelah menguasaimu. Lalu kembali dengan lebih terang setelah istirahat," sambungnya lagi.

***

Our New Steps - Golden Child's New StepsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang