Teriakan dan pecahan kaca terdengar jelas begitu Bogum dan Jihoon masuk kedalam Mansion Jihoon
"Pria sialan! Bahkan sudah matipun kau masih mencoreng nama baikku! Brengsek! Kau memang pantas mati!"
"Eomma!" Pekik Jihoon melihat keadaan mansionnya yang benar-benar berantakan.
"Laki-laki brengsek itu benar-benar membuatku malu!" Marah nyonya Park.
"Imo, tenangkan dirimu" tegur Bogum
"Bogum-ah, lakukan sesuatu! Imo mohon!"
"Tanpa Imo mintapun aku akan melakukan sesuatu. Imo tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak berguna" Bogum meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Tuan Park..."
"Cari siapa yang menyebarkan video sialan itu dan bawa dia kehadapanku!" Titah Bogum. Jihoon memeluk sang eomma berusaha menenangkannya.
"Permisi nyonya, ada kiriman untuk Tuan Jihoon dan Tuan Bogum" ujar seorang maid sambil membawa sebuah kotak yang cukup besar dan terlihat berat.
"Letakkan disitu" titah Bogum.
Jihoon berjalan mendekati kiriman itu dan membukanya, "AAAA!" Teriakan Jihoon mengalihkan atensi Bogum dan Eommanya.
"Hyu..hyung!" Wajah Jihoon sudah pucat sempurna, Bogum dan Eommanya berjalan mendekat.
"Astaga!" Nyonya Park langsung terduduk lemas. Bogum menggeram marah.
Sebuah potongan lengan kanan, bola mata, dan lidah terbungkus rapi didalam kotak itu. Tak lupa sebuah foto yang menampilkan jasad salah seorang suruhannya yang ditugaskan untuk mengerjai mobil Jimin. Juga sebuah surat yang ditulis dengan darah. -GAME START!-
Bogum merobek surat itu geram, "Sialan! Orang ini berani bermain denganku! Akan kubuat kau menyesal, brengsek!"****
"Pilihlah revolver yang kau inginkan, baby" ujar Taehyung saat semua senjata api berjenis revolver sudah disajikan di depan mereka.
"Apa ada yang sepasang?" Tanya Jungkook.
Semua pelayan disitu saling berpandangan bingung, "Maaf tuan muda, kami hanya punya 1 revolver untuk setiap jenisnya" jelas salah seorang pelayan. Jungkook langsung cemberut.
"Aku mau yang sepasang!" Kesal Jungkook
"Bagaimana jika jenis yang lain saja?" Tawar Taehyung.
"Aku.Mau.Revolver!" Kekeuh Jungkook. Taehyung hanya bisa mendengus pasrah. Jungkook sangat keras kepala dan Taehyung tahu persis itu.
Jungkook menyerahkan sebuah kertas pada pelayan yang ada disana, "Aku beri waktu sampai bulan depan. Sepasang revolver jenis ini untukku dan V. Jangan lupa ukirannya. Amethyst dan swarowski murni!" Titah Jungkook langsung berlalu dari tempat itu.
Taehyung merebut kertas tadi, matanya membulat saat melihat revolver yang dimaksud Jungkook, "Cari sampai dapat!" Ujar Taehyung kemudian berjalan cepat menyusul Jungkook, "Baby.." Taehyung meraih tangan Jungkook untuk menghentikannya.
"Lepas!" Jungkook menghentakkan tangannya hingga genggaman Taehyung terlepas, "Aku tidak akan bicara denganmu sampai revolver itu ada! Kau menyebalkan!" Kesal Jungkook yang langsung pergi setelah menghentikan sebuah taxi.
Taehyung menggeram menahan marah, meraih ponselnya dan menelpon seseorang, "Revolver. S&W 500 Magnum. Sepasang. Cari secepatnya atau kuledakkan kepalamu." Taehyung langsung berjalan menuju mobilnya. Moodnya langsung kacau dengan cepat saat Jungkook pergi."Bam, aku sedang dalam perjalanan kesana. Ada yang harus kita diskusikan. 15 menit lagi aku sampai" ujar Jungkook langsung memutuskan sambungan teleponnya, "Mari kita mulai bermain dan kau adalah sasaran pertamaku, Mentri Ekonomi" seringai Jungkook merekah.
"Siapa lagi kali ini?" Tanya Bambam malas
"Akan kusisihkan Park Bogum dan Park Jihoon untuk nanti. Sekarang carilah Park Woobin"kekeh Jungkook
Bambam membulatkan matanya, "Park Woobin? Maksudmu si Mentri Ekonomi?" Jungkook mengangguk santai, "Kau gila?"
"Kau tahu seberapa gilanya aku, Bam. Jangan bertanya lagi. Aku mau tidur, bangunkan aku jika Taehyung atau siapapun dari keluarga Kim datang mencariku. Ok?" Jungkook melenggang santai menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
"Dia benar-benar monster psikopat! Untung aku kawannya, jika tidak.." Bambam bergedik membayangkan betapa kejam dan bengis kelakuan Jungkook dalam memberi pelajaran pada musuhnya.
Pemuda itu berdiri dari duduknya, "Ok! Park Woobin, mari kita lihat seberapa busuknya kau! Fighting Bambam!" Teriaknya sambil menyemangati diri sendiri.
"Kelinci bantet itu datang sendiri?" Suara seseorang mengalihkan atensi Bambam.
"Kalau sudah tahu, tidak usah bertanya. Yugyeom-ssi" ujar Bambam malas, "Dan kendalikan napsumu itu sialan. Aku pusing mendengar teriakan Sorn seharian ini! Dasar penjahat kelamin!"
"Ya! Kau tidak sadar diri, brengsek. Tunggulah sampai kau dan Jackson hyung melakukannya. Akan kurekam dan kau lihat sendiri seberapa keras teriakanmu itu!" Kesal Yugyeom
"Cobalah kalau kau berani!" Tantang Bambam
"Tentu saja! Akan ku..."
"Ya...ya...ya... teruslah seperti itu" suara Jungkook terdengar di atas tangga. Kedua pemuda yang sedang bertengkar itu menatap horor sahabat mereka, "Teruslah bertengkar sampai aku memotong lidah kalian berdua!" Ancam Jungkook yang sudah memegang belati kesayangannya. Bambam dan Yugyeom menelan ludah mereka kasar.
"Phi.. ah! Kookie oppa!" Sorn yang awalnya ingin memanggil Yugyeom berteriak senang saat melihat Jungkook dilantai atas.
"Hai little girl" kekeh Jungkook
"Kapan oppa datang?"
"Saat kau berteriak ahhh phiii Sornn mauuuh keluarrrh... ahhh! Seperti itu" goda Jungkook. Sorn yang mendengarnya langsung memerah, "Aku heran, bagaimana bisa penjahat kelamin sepertimu membuat gadis kecilku yang polos ini jatuh cinta" ujar Jungkook tak habis pikir.
"Sex adalah jawabannya!" Kekeh Yugyeom bangga. Sorn memukul lengan kekasihnya pelan.
Jungkook mendengus kesal, "Semua orang disekitarku kerjaannya hanya sex dan sex saja. Sial!" Jungkook langsung membanting pintu kamarnya.
"Apa dia sedang bertengkar dengan Taehyung?" Tanya Yugyeom penasaran. Bambam hanya mengedikkan bahu dan berjalan ke meja kerjanya sebagai seorang hacker.
"Phi mau Sorn bantu?" Tawar Sorn sambil duduk di samping Bambam. Sorn adalah saudara tiri Bambam dan Bambam sangat menyayangi gadis itu.
"Carilah informasi tentang orang ini. Bisa? Minta Franco membantumu jika kau menemui kesulitan" ujar Bambam sambil mengelus rambut Sorn lembut. Sorn mengangguk mengerti.
"Apa orang ini berbahaya, Phi?"
"Entahlah, Phi juga belum bisa memprediksikannya tapi berjaga-jaga tidak ada salahnya kan?" Kekeh Bambam, kemudian hening melanda mereka. Yugyeom sedang membersihkan sniper kesayangannya. Bambam dan Sorn sedang meretas informasi di dunia maya.
"GOTCHA!" pekik Bambam senang, "Wah, orang ini benar-benar busuk! Jungkook harus berhati-hati jika bermain dengannya apalagi backingannya yang satu ini" Bambam menunjukkan sebuah nama yang sudah sangat familiar bagi mereka.
"Waw! Mereka benar-benar seperti parasit yang tidak bisa lepas dari Clan kita!" Ujar Yugyeom terbahak
"Aku khawatir Jungkook akan kesulitan menghadapi mereka nanti"
"Kau lupa siapa bocah kelinci itu sekarang?"
"Berjaga-jaga tidak ada salahnyakan? Jika situasinya makin genting dengan terpaksa aku akan menelpon Tuan Fabregas. Aku tidak mau hal yang terjadi di Spanyol, terjadi lagi di Korea"
"Ah, Kita benar-benar berusaha begitu keras saat itu" kekeh Yugyeom. Bambam mengangguk membenarkan.****
"Dimana Raphael?" Tanya Fabregas begitu sampai di lokasi penyerbuan.
"Dia tidak ditemukan dimanapun, Tuan! Alpha team kita sedang mencarinya!"
"Apa yang sebenarnya terjadi, Bam?"
"Dia mengamuk. Tidak ada yang berani menghentikannya. Aku juga tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu! Saat kami berhasil menyelamatkannya anak itu tiba-tiba hilang kendali"
"Sial! Michael pasti akan membunuhku jika kembali tanpa Raphael" keluh Fabregas, "Cari kesemua sudut! Jangan ada yang terlewatkan!"
Tiba-tiba bunyi tembakan mengejutkan mereka semua.
"Disana!"
"Raph... Astaga!" Febregas terkejut, kapten team alphanya sudah tewas dengan tembakan yang menembus jantungnya. Raphael juga disana, dengan seringai mengerikan seperti orang gila.
"Jangan mendekat! Jangan mendekat!" Teriak Raphael
"Son, ini Halbe. Apa yang terjadi, Raph? Katakan pada Halbe" ujar Fabregas sambil mendekati Raphael perlahan.
"Kalian pembohong! Kalian pembohong!"
"Son, lihat aku! Aku tidak pernah membohongimu!"
"Kalian akan meninggalkanku lagi! Kalian bilang menyayangiku tapi kalian meninggalkanku lagi! Kalian pembohong!
"Raphael dengarkan Halbe, son! Dengarkan Halbe! Halbe tidak akan pernah meninggalkanmu! Halbe akan selalu menjagamu dan Michael, itu janji Halbe pada Daddymu! Halbe tidak akan pernah meninggalkan kalian berdua! Tenanglah, son! Kendalikan emosimu. Tatap Halbe! Cukup tatap Halbe!" Fabregas semakin dekat dengan Raphael, "Semuanya mundur! Jangan ada yang mendekat!" Titah Fabregas
"Tatap Halbe son, jangan perdulikan yang lain. Halbe akan membawamu pulang sekarang. Pegang tangan Halbe, Raph. Halbe tidak akan meninggalkanmu lagi" Fabregas mengulurkan tangannya perlahan pada Raphael. Anak itu masih menangis tersedu. Fabregas benar-benar meruntuki kebodohan dan kelalaiannya hingga Raphael bisa diculik oleh salah satu musuhnya
"Halbe tidak akan membiarkan orang jahat itu mengambilmu lagi. Halbe janji, son! Halbe janji!" Fabregas mulai meraih tubuh Raphael, mengambil pistol dari tangannya dan memeluk anak itu sangat erat. Tubuh bocah 13 tahun itu benar-benar bergetar hebat.
Fabregas menatap semua orang yang ada disana, "Hancurkan semua orang mereka! Keluarga dan semua orang yang berhubungan dengan mereka, jangan sampai ada yang tersisa jika kalian masih ingin melihat hari esok! Semua orang harus tahu akibat bermain-main dengan seorang Dellano!"
"Baik Tuan!"
"Siapkan helicopternya, aku harus membawa Raphael ke RS. Telepon kediamanku, katakan pada Michael untuk menyusul kami kesana"
"Baik Tuan!"
"Bam, Yugyeom kalian memimpin misi ini. Jangan sampai gagal atau kalian akan menerima akibatnya. Mengerti?"
"Ne, Halbe!" Jawab keduanya kompak.
Semua orang berusaha keras untuk mencari jejak setiap keluarga musuh Fabregas yang menculik Raphael dan melenyapkannya."Mungkin lebih baik kami kembali ke Korea, Halbe" ujar Michael, "Aku khawatir ini akan terjadi lagi"
"Baiklah kalau memang begitu, tapi bawa Bambam dan Yugyeom bersama kalian. Juga pasukan Alpha1"
"Tapi Halbe..."
"Tidak ada bantahan Jeon Wonwoo! Mereka akan mengawasi kalian dari jauh, jadi kau tidak perlu khawatir. Aku juga sudah menugaskan mereka untuk membantu kalian belajar beladiri dan semua kemampuan yang lain. Kalian akan memakai nama Korea kalian disana. Halbe akan mengatur semuanya supaya tidak ada yang tahu bahwa kalian berdua adalah pemimpin Clan Dellano berikutnya"
"Halbe..."
"Maafkan Halbe karena tidak bisa menjaga kalian dengan baik disini. Halbe tahu kalian merasa tertekan tinggal disini bersamaku. Pulanglah ke Korea. Halbe akan menjaga kalian dari jauh. Sepertinya itu lebih baik" kekeh Fabregas, Wonwoo tahu kakeknya hanya pura-pura tertawa. Anak itu berjalan mendekati Fabregas dan memeluknya.
"Terimakasih, Halbe"
"Aku menyayangi kalian"
"Kami juga menyayangimu, Halbe"****
"Apa Jungkook ada disini?" Suara bariton seseorang mengalihkan atensi mereka.
"Tuan muda Kim" kekeh Bambam, "Bagaimana anda bisa sampai disini?"
"Aku datang dengan kekasihmu. Dimana dia?"
"Sedang tidur dikamarnya. Lantai dua kamar dengan gantungan kelinci dipintunya. Naiklah"
Taehyung langsung berjalan menuju kamar yang ditunjuk Bambam.
"Apa dia sekaku itu?" Bisik Yugyeom
"Sikapnya itu tidak berlaku pada Jungkook"
"Ah... cinta memang bisa mengubah segala sesuatu!" Kekeh Yugyeom, Bambam hanya memutar bola matanya kesal
"Rindu padaku?" Bisik seseorang dibelakang Bambam
"Jacky hyung!" Bambam langsung melompat dalam gendongan JacksonTBC
Next chap: permainan dimulai! 😄😄😄
Siapa yang sudah gregetan?
SAYA!!
☝😂😂Hope you like it!
Luv..luv..luv..Jangan lupa vote dan commentnya ya teman-teman... 😍💜
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE BUNNY GUARD (SEASON 1 END) ✔ --- EVERLAST MY GUARD (SEASON 2)
FanfictionSaat seorang mafia tak tersentuh berhati iblis berubah karena bodyguard barunya. Seekor kelinci berotot dan bertato yang sangat kontras dengan wajahnya yang menggemaskan. "Orang lain boleh takut pada tatomu dan keahlianmu, tapi tidak denganku kelinc...