"Kenapa?" Tanya Jungkook dengan wajah kecewa menatap Jackson yang tengah menodongkan pistol kearahnya
"Untuk Bambam. Aku tidak mau mati konyol hanya untuk membela Taehyung. Aku masih punya seorang istri yang menungguku diluar" jawab Jackson
"Dan dia sedang hamil" tambah Jungkook. Terkejut. Itulah yang tergambar diwajah Jackson. Tapi dia buru-buru mengubah ekspresinya, "Kau bilang apa?"
"Aku bisa membantumu keluar Hyungie. Jangan seperti ini" bujuk Jungkook.
"Aku kesakitan selama 3 hari disini. Tidak ada yang menolongku bahkan Taehyungpun tidak bisa, mereka menyiksaku tanpa henti karena tidak diijinkan menyiksa Taehyung. Saat itu aku sadar, tidak ada yang bisa menolongku selain diriku sendiri"
"Hyungie..."
"Tuan Woobin berjanji akan membebaskanku jika aku membunuhmu. Aku bisa bertemu dengan Bambam jika kau mati disini, Jungkook""Kau sepertinya tangan kanan Kim Taehyung" kekeh Woobin saat menatap Jackson yang hampir sekarat, "Wah, sudah menikah rupanya" ujar Woobin saat melihat cincin emas di jari manis kanan Jackson, "Bagaimana jika aku membuat tawaran denganmu?" Tawar Woobin sambil menyeringai, "Aku akan membebaskanmu jika kau berhasil membunuh Jungkook besok di depan mataku. Bagaimana? Kau tertarik?"
"Kau gila!" Pekik Jackson dengan segala kekuatannya yang tersisa.
"Pikirkan istrimu bodoh! Lihatlah kesana, Kim Taehyung tidak bisa menolongmu! Dia juga tidak berdaya sekarang. Tidak ada yang bisa menolongmu saat ini kecuali dirimu sendiri. Kau mau mati konyol seperti ini? Mati tanpa melihat istrimu lagi?" Jackson terdiam, Woobin menyeringai senang, "Pikirkan tawaranku ini. Aku menunggu jawabanmu besok pagi. Dan kalian berhentilah menyiksa pria malang ini, bawa dia dan obati luka-lukanya" titah Woobin, "Ingat istrimu pria muda. Dia pasti sangat khawatir sekarang" ujar Woobin sebelum berlalu dari sana"Jackson Hyung, jangan mempercayai orang ini. Dia penipu ulung. Aku mohon hyung!" Jungkook sedikit melangkahkan kakinya.
"Jangan bergerak atau kutembak kepalamu sekarang juga, Kim Jungkook!" Ancam Jackson. Jungkook berhenti.
"Tembak dia sekarang, Jackson!" Titah Jihoon, Woobin terkekeh senang.
Jackson menatap Woobin sekilas, "Bersiaplah ke neraka dan membusuklah kau disana! PARK WOOBIN!"DORR!
DORR!
BRUGH!
BRUGH!"JACKSON HYUNG!" Jungkook berlari kearah tubuh Jackson yang terjerembab disana, "Jackson hyung, bangun!" Jungkook menggoyang-goyangkan badan pria dipangkuannya. Tidak ada respon. Darah segar mengalir dari dada kirinya, lengan baju dan celana Jungkook juga sudah penuh darah karena dia berusaha menghentikan darah Jackson.
"Dasar tidak berguna!" Decih Woonbin sambil menendang tubuh Jihoon yang juga tertembak.
Jackson tidak menembak Jungkook, dia justru berbalik untuk menembak Woobin. Namun sayang, pria tua itu bertindak lebih cepat. Dia menarik Jihoon untuk menjadi tamengnya sehingga peluru yang dilayangkan Jackson terkena di dada kiri Jihoon. Dia juga balik menembak Jackson dengan pistol kecil dalam sakunya dan peluru itu kini bersarang di dada kiri Jackson.
"Aku memang tidak bisa mempercayai orang bodoh seperti kalian!"
Jungkook meletakkan tubuh Jackson pelan ke lantai, "Bertahanlah sebentar lagi, Hyung. Kau pasti bisa" bisik Jungkook agar tidak terdengar oleh Woobin.
"Dasar monster" Desis Jungkook sambil berdiri dan menatap Woobin sengit, "Kau memang tidak bisa dibiarkan hidup lebih lama, Appa. Bahkan kata-kata cintamu pada Park Jihoon adalah sebuah kebohongan yang kau ciptakan. Dasar manusia sialan!"
"Kau tidak akan bisa membunuhku Jungkook" seringai Woobin, "Rumah ini sudah kupasang banyak bom. Jika kau membunuhku, kau tidak akan bisa menyelamatkan Taehyungmu"
"Aku punya penjinak bom yang handal jika kau tidak tahu" jawab Jungkook santai, "Bahkan mereka mungkin sudah menemukan letak bom-bom itu sekarang. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, kau terlalu meremehkanku Appa. Aku bukan Jungkook yang akan memohon belas kasihanmu lagi" kekeh Jungkook
"Benarkah?" Balas Woobin dengan ekspreksi yang tidak terbaca, "Tapi tahukah kau, ada dua jenis bom yang aku letakkan disini. Yang satu mungkin bisa kalian taklukkan, tapi bom yang kurakit sendiri itu tidak punya penghenti waktu. Bahkan sedikit gesekan saja bisa membuatnya cepat meledak" bahak Woobin, "Dan bom rakitan yang terbesar sudah kuletakkan di tempat yang benar-benar menarik" seringainya, "Dipangkuan suamimu" Jungkook terdiam, "Bagaimana? Kau mau memohon sekarang?" Kekeh Woobin.
"Semua yang kau katakan membuatku semakin ingin membunuhmu, sialan" seringai Jungkook merekah diwajahnya
"Kau tidak takut?" Tanya Woobin heran, "Taehyungmu akan mati, bocah! Apa kau tidak sadar hah?"
"Jangan mengatakan hal yang terdengar konyol, Appa. Kau menggelikan sekali" Jungkook menatap Woobin dalam, "Matilah, maka aku akan memaafkan semuanya" ujar pemuda itu sambil berjalan maju mendekati Woobin, "Kau membunuh Eommaku, pura-pura stress karenanya, menyiksa Wonwoo hyung dan aku dengan alasan tidak masuk akal, membuang kami dengan kebohonganmu, membunuh Daddy dan Mommy yang sangat kucintai, dan sekarang mencoba membunuh suamiku?" seringai Jungkook, "Matilah dengan benar kali ini Georgio Dellano. Matilah dan pergi ke neraka!" Jungkook dengan cepat melempar belatinya hingga tertancap sempurna di dada kiri Woobin, "Cicipilah rasanya racun yang paling menyiksa yang pernah kuciptakan"
Woobin menggeliat kesakitan. Sungguh sangat menyakitkan, "ARGH!!!" Tubuhnya benar-benar kesakitan. Seperti digigit ribuan kalajengking beracun, pria paruh baya itu kejang-kejang, busa yang berwarna sedikit hitam keluar dari mulutnya, bahkan darah keluar dari hidung dan telinganya.
"Inilah hukuman dariku atas semua perbuatanmu. Matilah, Georgio!"
Diakhir kesadarannya, Woobin menekan sebuah tombol dan mengeringai kearah Jungkook, "Kau...juga.. harus mati... bocah" pria itu tidak bergerak lagi dengan tubuh menghitam karena racun Jungkook.
Tim penjinak bom Jungkook tiba-tiba masuk, "Bomnya diaktifkan!" Pekik sang ketua.
"Sialan!" Kesal Jungkook sambil menendang wajah Woobin, "Angkat Jackson hyung! Bawa dia keluar dan langsung kirim kerumah sakit!" Titah Jungkook, "Aku harus mencari Taehyung!" Sang Ketua mengangguk dan menugaskan dua anak buahnya mengangkat Jackson keluar.
Saat Jungkook akan beranjak dari sana kakinya ditahan oleh seseorang, "Park Jihoon" ujarnya kaget
"Anakku.. tolong bawa anakku keluar.." mohon Jihoon lirih. Jungkook membulatkan matanya. Anak Jihoon ada disini?
"Kim Jungkook... aku..mohon..."
"Dimana dia?" Tanya Jungkook dingin
"Kamarmu... lantai dua.." napas Jihoon semakin memendek
"Aku akan mengambilnya, kau bertahanlah!" Ujar Jungkook. Dia memang membenci Jihoon dan Woobin, tapi anak mereka tidak bersalah sama sekali.
Jihoon menggeleng, "Bawa saja...anakku.. aku sudah.. tidak tahan... lagi... tolong.. jaga dan rawat...dia...aku mohon..." Jihoon menatap Jungkook dengan mata sayunya. Jungkook mengangguk singkat, "Maaf... aku tidak... tahu... semuanya akan... seperti ini... aku kalah.. Kim Jungkook... kau menang.." genggaman tangan Jihoon dari kaki Jungkook langsung terlepas. Pemuda itu sudah tidak bernyawa lagi
"Park Jihoon! Ya! Park Jihoon!" Jungkook menggoyangkan badan Jihoon kuat. Tapi sia-sia, Park Jihoon sudah tidak bernapas lagi, "Sial!" Jungkook segera lari kelantai dua, mencari anak Jihoon dalam kamarnya yang lama.
Bayi itu sedang menangis. Jungkook langsung mengangkatnya, "Sssst, jangan menangis bocah. Aku kakakmu. Ayo keluar, suamiku masih membutuhkanku" ujar Jungkook sambil membawa bayi itu keluar.
"JUNGKOOK!" teriakan Wonwoo terdengar saat Jungkook baru saja keluar.
"Hyung!" Jungkook segera berlari kearah Wonwoo dan menyerahkan bayi dalam gendongannya.
"Anak siapa ini?" Tanya Baekhyun saat Wonwoo sudah menerima bayi gembul itu
"Jihoon" semua orang menatapnya terkejut, "dia sudah meninggal" lanjut Jungkook
"Lalu.."
"Dia memintaku untuk merawat dan menjaga anak ini" Jungkook masih menatap kearah rumah tua itu dengan khawatir, "Dimana Bambam?" Tanya Jungkook.
"Ke RS" jawab Namjoon.
Jungkook mengangguk singkat, "Posisi Taehyung?"
"Belum terdeteksi"
Jungkook langsung menatap Mingyu tidak percaya, "Bagaimana bisa?" Dengan terburu-buru dia pergi ke tempat Hoseok yang sedang menatap layar komputernya serius, "Bagaimana hyung?" Tanya Jungkook.
"Sebentar lagi" jawab Hoseok singkat, "Apa ada ruangan rahasia di rumah ini?" Tanya Hoseok kemudian.
Jungkook mencoba mengingat kenangannya dulu, "Ada. Ruang bawah tanah didalam ruang kerja Eomma" ujar Jungkook
"Ruang seni itu maksudmu?" Tanya Hoseok sambil menunjuk sebuah ruangan.
Jungkook mengangguk, "Eomma selalu menyembunyikan aku dan Wonwoo hyung disana jika Appa mengamuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE BUNNY GUARD (SEASON 1 END) ✔ --- EVERLAST MY GUARD (SEASON 2)
FanfictionSaat seorang mafia tak tersentuh berhati iblis berubah karena bodyguard barunya. Seekor kelinci berotot dan bertato yang sangat kontras dengan wajahnya yang menggemaskan. "Orang lain boleh takut pada tatomu dan keahlianmu, tapi tidak denganku kelinc...