6. Basket

188 26 1
                                    

"Nad kenapa sih daritadi tadi lo ketawa ketawa gitu? " tanya Meisya
"Lo bukan lagi kesambet setan kantin kan? "

"Ya gak lah Sya. Tadi ada yang lucu aja di kantin. " jawab Nadya

"Gua pikir lo kenapa. " ucap Meisya

"Meisya, lo dipanggil guru."

"Oh gitu, makasih ya infonya. " ucap Meisya

"Ya udah gua antar ke ruang guru yuk." ajak Nadya

"Kayaknya gua sendiri aja Nad. " ucap Meisya

"Beneran? "

"Iya, makasih ya udah nawarin tadi." ucap Meisya

"Ya udah Sya gua duluan ke kelas ya." ucap Nadya

"Iya Nad. "

Nadya mengambil earphonenya lalu memasangnya. Nadya kembali berjalan menuju kelasnya, namun dirinya merasa seperti ada yang mengikutinya.

"Kok kayak ada yang ngikutin?" ucap Nadya menghentikan langkahnya lalu menengok kebelakang dan tidak menemukan siapapun

"Tapi gak ada siapa siapa. Perasaan gua aja kali ya."

Nadya begitu menikmati alunan lagu tanpa sadar Zweitson berdiri dihadapan Nadya.

"Loh kok berhenti. " ucap Nadya menunduk melihat sepasang sepatu dihadapannya

Nadya menaikan wajahnya dan menemukan Zweitson yang berdiri dihadapannya.

"Lo lagi lo lagi, kenapa lagi sih? Duit gua kurang bukan? " tanya Nadya

"Kenapa sih lo gak suka banget sama gua? " tanya Zweitson

"Kayaknya tanpa gua jawab lo udah tahu deh jawabannya. " jawab Nadya

"Gua gak tau apa jawabannya. " ucap Zweitson

"Karna lo rese. Puas? " ucap Nadya berjalan kembali

"Tunggu dulu." ucap Zweitson menahan tangan Nadya

Nadya melihat tangannya yang dipegang oleh Zweitson, kemudian pandangannya tertuju ke wajah Zweitson.

"Lepasin tangan gua! "

"Gua gak mau. "

"Gua bilang lepas! " ketus Nadya

"Gua lepas asalkan lo mau turutin keinginan gua. " ucap Zweitson

"Dih, siapa lo? Seenaknya nyuruh nyuruh. "

"Apa susahnya sih nurutin keinginan gua. " ucap Zweitson

"Oke, gua akan turutin keinginan lo. " ucap Nadya

"Nah gitu dong. "

"Tapi gak segampang itu. Lo harus bisa ngalahin gua tanding basket. Kalau gua menang lo harus menjauh dari gua dan jangan pernah ganggu gua lagi. " ucap Nadya

"Kalau gua yang menang? "

"Gua akan turutin keinginan lo. "

"Oke deal. "

"Pulang sekolah jangan telat, awas aja lo telat. " ancam Nadya

"Gua gak akan telat, lo tenang aja. " ucap Zweitson

"Oke sekarang lepasin tangan gua. "

"Oke gua lepas. "

Sepulang sekolah Nadya berjalan menuju lapangan basket di sekolahnya. Saat dirinya tiba dia melihat Zweitson yang sudah berdiri menunggu kehadiran Nadya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang