23. Alergi

172 31 2
                                    

Nadya merasa heran karna Zweitson berubah menjadi pendiam dan tak lagi mengganggunya. Apakah perkataan darinya sudah melukai hatinya?

"Kenapa gua jadi serba salah gini ya didiamin sama Zweitson. " batin Nadya fokus mengerjakan soal dihadapannya

Jam istirahat tiba, Zweitson pergi begitu saja meninggalkan Nadya, padahal biasanya dia akan selalu mengajaknya untuk ke kantin.

"Kayaknya ada yang mulai sadar kalau cewek yang dideketinnya emang gak layak." ucap Acha menghampiri meja Nadya

"Justru gua senang Zweitson gak lagi ganggu gua. " ucap Nadya

"Lo belum puas sama yang kemarin? Lo ingat baik baik ya kalau lo dan Zweitson itu gak selevel, jadi jangan mimpi bisa pacaran sama Zweitson." bisik Acha

"Gua tau kok. " ucap Nadya pergi meninggalkan Acha

Nadya berjalan termenung disepanjang lorong sekolah. Keramaian disekitarnya tak disadari olehnya, hampa dan sepi menyelimuti benaknya.

Sebuah bola melayang menujunya dan tepat mengenai wajahnya. Nadya merintih memegang hidungnya yang terasa sakit.

"Sial banget sih gua hari ini, tadi pagi gua jatuh terus sekarang muka gua kena bola. " ucap Nadya menyadari hidungnya yang berdarah

"Jangan ditekan....."

Nadya menengok kearah samping dan  tatapannya bertemu dengan tatapan seorang cowok yang dikenalnya.

"Sekarang lo nunduk dulu biar darahnya keluar semua. "

"Masih sakit gak? "

"Nyeri sedikit aja kok Shan. " ucap Nadya

Shandy mengambil bola yang mengenai wajah Nadya lalu mengembalikannya ke siswa yang sedang bermain.

"Lain kali hati hati ya. " ucap Shandy

"Iya kak. "

Shandy mengajak Nadya ke taman sekolah untuk mengobrol berdua.

"Lo kesini ngapain? " tanya Nadya

"Biasa, gua nganter pesanan kopi. " jawab Shandy

"Oh gitu. "

"Minum dulu, cappucino seperti biasanya." ucap Shandy memberikan minuman kepada Nadya

"Wah gua emang lagi pengen cappucino. Thanks ya Shan. " ucap Nadya meminum cappuccino pemberian Shandy

Tiba tiba tangan Shandy menyeka sudut bibir Nadya membuat Nadya salah tingkah.

"Sampai belepotan gitu minumnya. " ucap Shandy

"Kayak anak kecil ya gua, sorry ya." ucap Nadya

"Gak apa apa kok, justru lo lucu kayak gitu. " ucap Shandy

"Ekhem, kayaknya seru banget ya. "

"Gerald.... Ya ampun gua kangen banget sama lo. " ucap Shandy memeluk erat tubuh Gerald

"Kita cuma gak ketemu dua bulan kak bukan dua tahun. " ucap Gerald

"Justru itu, dua bulan itu lumayan lama tau. " ucap Shandy
"Lo itu kan pelanggan setia cafe gua, gak ngeliat lo di cafe setiap pulang sekolah rasanya ada yang beda."

"Nanti pulang sekolah aku mampir lagi ke cafe kakak. " ucap Gerald

"Nanti gua buatin minuman favorit lo. " ucap Shandy

"Gratis ya tapi, hahahahaha.... "

"Ajaran lo ya Nad. " ucap Shandy

"Oh jelas dong. "

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang