41. Pergi

157 32 4
                                    

Warning!!!!
Diharapkan sebelum membaca menyiapkan sebuah tisu.....

Bercanda deh, wkwkwkwkwk
Maafin autornya ya gaje 😄


Beberapa Bulan Kemudian

Saat ini Nadya dan Fiki sedang merapihkan ruang tamu kost. Fiki membersihkan semua debu yang tertempel. 

"Fik, gua mau bikin minuman dulu buat kita ya. " ucap Nadya beranjak ke dapur

Fiki ingin membuka sebuah laci yang terletak dipaling bawah namun terkunci. Fiki membuka laci lainnya dan menemukan sebuah kunci. Fiki membuka laci tersebut dan menemukan banyak sekali figura foto.

"Kok foto Nadya sama keluarganya disimpan disini. Terus bukannya ini kak Ricky, ternyata dia kakaknya Nadya dan kenapa wajah papanya dicoret begini. " ucap Fiki membersihkan debu yang menempel di figura foto tersebut

Nadya kembali dengan segelas teh, dirinya terkejut karna Fiki memegang figura yang berisikan foto keluarganya. Nadya yang panik tanpa sengaja menjatuhkan gelas yang dipegangnya hingga pecah.

"Nadya? Lo kenapa? "

"Gua gak apa apa. " jawab Nadya dengan cepat membersihkan serpihan kaca

"Awww...."

"Ya ampun Nad, tangan lo berdarah." ucap Fiki

"Gak masalah kok. " ucap Nadya

"Gua bantu ya."

"Gua bisa sendiri kok. "

"Tapi tangan lo harus diobatin. " ucap Fiki

"Gak apa apa Fik. "

"Nanti bisa infeksi. "

"GUA BILANG GAK APA APA! LO NGERTI GAK SIH!! " ucap Nadya membentak Fiki lalu menangis

Fiki memeluk Nadya untuk menenangkannya, Fiki merasa bingung dengan Nadya yang tiba tiba menangis.

"Lo lagi ada masalah ya? Apa lo sama Zweitson lagi berantem? " tanya Fiki

"Gua bingung.... " jawab Nadya

"Its ok, keluarin semuanya tangisan lo. " ucap Fiki mengusap rambut Nadya

"Lo sekarang duduk disofa dulu ya, ini biar gua yang beresin. "

Nadya menuruti perintah Fiki, sementara itu Fiki membersihkan serpihan kaca dan memastikan tak ada yang tertinggal. Setelah itu dirinya membawa obat merah dan plester lalu mengobati luka ditangan Nadya.

"Yang namanya luka itu harus segera diobati, kalau gak langsung diobatin, nanti jadi infeksi." ucap Fiki meneteskan obat merah lalu menempelkan plester diluka Nadya

"Lo kenapa sweet banget jadi cowok." ucap Nadya

"Biasa aja ah. Gak kayak teman teman gua lainnya." ucap Fiki

"Justru menurut gua lo itu sweet banget, beruntung banget yang bisa dapetin lo nanti. " ucap Nadya

"Gua belum kepikiran pacaran lagi setelah putus. " ucap Fiki

"Bukannya lo lagi ngejar cewek yang di sekolah itu ya. " ucap Nadya

"Gua mau nyerah aja, lagian gua gak pernah lagi lihat dia. " ucap Fiki

"Yah kok nyerah, yang namanya cinta harus diperjuangin dong. " ucap Nadya

"Jadi lo mau gua perjuangin? " tanya Fiki membuat Nadya terdiam

"Lo suka sama gua? "

"Hahahahaha, gua bercanda kali Nad." ucap Fiki

"Lo bohong! Jujur sama gua. " ucap Nadya

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang