44. Spesial

142 30 7
                                    

Zweitson terbangun dari tidurnya dan merasa bingung dengan keadaan kamarnya. Beberapa menit kemudian dirinya tersadar bahwa dirinya sedang tak berada di rumah.

Zweitson beranjak dari kasurnya lalu memikirkan cara untuk membereskan kasur yang ditidurinya.

"Cara beresin kasur gimana? Selama ini kan kasur gua selalu diberesin sama bibi. " ucap Zweitson merasa kebingungan

"Zweitson, udah bangun belum. "

Zweitson membuka pintu kamar kostnya lalu melihat Nadya berdiri membawa sebuah sapu, pel dan ember.

"Lo bawa apaan itu? "

"Ya masa lo gak tau. "

"Maksud gua itu buat apa? "

"Buat beresin kamar lo lah. Kamar kost disini setiap harinya harus disapu dan dipel. "
"Terus itu kenapa kasur belum dirapihin? "

"Gua gak tau caranya. "

"Hah? Masa lo gak tau cara beresin kasur? "

"Selama ini yang beresin tempat tidur gua bibi. "

"Pantes aja, ya udah lo bakalan gua ajarin cara beresin kasur. " ucap Nadya mempraktekannya kepada Zweitson

"Coba sekarang lo lipat selimutnya. "

Zweitson mencoba melakukannya, namun dirinya masih merasa kesulitan. Nadya mencoba membantu Zweitson dan tanpa sengaja tangannya memegang tangan Zweitson.

Pandangan Nadya mengarah kepada Zweitson yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Lo liatin selimutnya bukan liatin gua." ucap Nadya

"Soalnya lo lebih menarik untuk dilihat. "

"Dasar ya pagi pagi udah ngegombal aja."

"Ampun sayang, janji gak akan gombal pagi pagi lagi. " ucap Zweitson memegang telinganya

"Bagus. Sekarang lo sapu dan pel kamar lo ya. "

"Kalau nyapu sih gua bisa sedikit, tapi kalau ngepel gua gak bisa. "

"Ya ampun, emang dasar ya orang kaya. Apa apa serba diberesin. "
"Ya udah sekarang lo nyapu dulu aja. "

"Siap bos. "

Zweitson menyapu lantai kamarnya dengan perlahan agar bersih. Setelah selesai Nadya meminta Zweitson mengambil air.

"Buset banyak banget air nya. Lo mau ngepel apa banjur orang. "

"Kan lo gak bilang berapa banyak airnya. "

"Ya udah lo kurangin airnya sampai segini. "

"Oke sebentar."

Nadya mengambil pembersih lantai yang dibawanya lalu menuangkannya kedalam air. Nadya mengajarkan Zweitson cara memeras air pel agar tidak terlalu basah.

"Coba sekarang lo yang lakuin. "

Zweitson belajar dengan sangat cepat. Dirinya sudah bisa mengepel lantai. Zweitson begitu senang karena berhasil hidup mandiri.

"Yeayyyy hebat banget pacarku ini. " ucap Nadya mengusap rambut Zweitson

"Ya udah habis itu mandi terus sarapan ya. "

Zweitson bergegas mandi dan bersiap. Nadya memasakan sarapan untuk dirinya dan Zweitson.

"Kayaknya enak nih masakannya. "

"Eh bu, udah bangun."

"Iya nih ibu bangun gara gara nyium wangi masakan kamu. "

"Ah ibu bisa aja. Ya udah bu sarapan bareng yuk. "

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang