19. Delapan Belas Tahun

145 29 2
                                    

Sepulang sekolah Fiki menghampiri kamar kost Nadya untuk mengecek keadaannya. Fiki mengetuk pintu kamar Nadya namun tak kunjung dibukakan.

"Nadya ada didalam atau gak ya. " ucap Fiki mengintip dari jendela kamar kost Nadya

Fiki melihat Nadya tergeletak dengan pecahan kaca disampingnya. Fiki menjadi panik dan berusaha untuk membuka pintu kamar Nadya. Fiki mencoba mendobrak pintu kamar Nadya hingga membuat bahunya terasa sakit, Fiki terus mencoba mendobrak hingga akhirnya dirinya berhasil.

Fiki masuk dan menghampiri Nadya, dia meletakan Nadya di tempat tidurnya lalu membersihkan pecahan kaca di lantai kamar Nadya.

Setelah selesai Fiki kembali menghampiri Nadya dan mengecek keadaannya, Fiki memegang dahi Nadya.

"Panas banget, jangan jangan nih anak demam. " ucap Fiki mengambil termometer dikamarnya lalu mengecek suhu badan Nadya

"Tuh kan benar, mana tinggi banget lagi suhunya. " ucap Fiki berjalan mengambil baskom dan sapu tangan

Fiki mengambil air hangat lalu kembali ke kamar Nadya, Fiki memeras sapu tangan yang telah dibasahi lalu meletakannya didahi Nadya.

"Kita senasib ya Nad, kalau sakit gak ada yang ngurusin. Biasanya ibu pasti gercep banget ngerawat kita kalau kita sakit. " ucap Fiki kembali memeras sapu tangan lalu meletakannya kembali didahi Nadya

Fiki berjalan menuju dapur untuk memasak bubur dan membuatkan air rebusan jahe untuk Nadya.

Nadya tersadar dan merasakan dahinya seperti tertempel sesuatu. Nadya meraba dan mengambil sesuatu yang menempel didahinya.

"Loh, siapa yang kompres gua? " ucap Nadya bertanya tanya

"Akhirnya lo sadar juga Nad. " ucap Fiki masuk kedalam kamar kost Nadya

"Fiki, lo udah pulang sekolah. " ucap Nadya

"Lo gak lihat Nad, udah mau tengah malam ini. " ucap Fiki

"Ya gua mana tau Fik. " ucap Nadya

"Lo kenapa gak bilang sih Nad kalau sakit. " ucap Fiki

"Gua tuh baik baik aja Fiki. " ucap Nadya

"Baik baik aja darimananya, tadi badan lo panas banget tau gak, tapi udah gua kompres tadi. " ucap Fiki

"Oh jadi yang kompres gua itu lo. " ucap Nadya

"Iya dong, oh ya ini gua buatin bubur sama air rebusan jahe. Lo makan dulu, gua takutnya dari siang lo belum makan. " ucap Fiki

"Emang belum, hehehehe. Pantas aja gua laper. " ucap Nadya

"Tuh kan benar, udah sekarang buka mulut lo. " ucap Fiki menyuapkan sesendok bubur kepada Nadya

Nadya memakan suapan yang diberikan Nadya dan terdiam. Dirinya mencoba meresapi bubur yang dibuatkan Fiki.

"Enak banget kan Nad, siapa dulu dong ya masak. Gua gitu loh." ucap Fiki dengan sombongnya

"Lo pengen kawin ya, sumpah asin banget. " ucap Nadya menutup mulutnya

"Masa sih. " ucap Fiki mencicipi bubur buatannya
"Lah iya. Ya udah gua bikin ulang deh."

"Eh gak usah. Gak apa apa kok, kan lo juga udah usaha banget bikinnya. " ucap Nadya menahan Fiki

"Beneran nih, nanti lo malah darah tinggi. " ucap Fiki

"Lagian gak begitu asin kok, masih bisa dicerna lah. " ucap Nadya

"Ya udah gua juga ikut makan deh, gua ambil sendok dulu ya. " ucap Fiki mengambil sendok

Akhirnya Fiki dan Nadya memakan bubur buatan Fiki bersama sama. Ternyata bubur buatan Fiki tak begitu buruk, keduanya begitu menikmati bubur sambil bercerita.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang