22. Berbeda

132 32 3
                                    

Zweitson masuk kedalam rumahnya dan terdengar suara keributan dari ruang tengah. Terlihat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat.

"Kamu gak usah ngelak lagi, Naisya itu selingkuhan kamu kan?"

"Naisya itu sekretaris aku. "

"Aku capek Dito, sekarang kamu tinggal jujur kalau kamu selingkuh."

"Rahel, kamu harus percaya sama aku kalau aku gak selingkuh sama Naisya." ucap Dito

"Semuanya udah jelas! Kamu lihat! Foto foto ini udah menjelaskan semuanya. " ucap Rahel melemparkan beberapa foto ke wajah Dito

"Aku capek ya sama kamu, kenapa kamu jadi gak percaya sama aku. " ucap Dito

"Karna kamu udah sering bohong ke aku. Selama ini aku pikir kamu akan selalu jujur sama aku, Dito kita ini sebelum menikah udah sahabatan lama." ucap Rahel

"Justru karna kita udah sahabatan lama seharusnya kamu bisa percaya sama aku. " ucap Dito

"Tapi semuanya udah terbukti kalau kamu selingkuh dibelakang aku. " ucap Rahel

"AKU BILANG AKU GAK SELINGKUH!!!" bentak Dito menampar Rahel

"PAPA STOP! " teriak Zweitson menghampiri kedua orang tuanya

"Kalian gak capek ya berantem terus! Gak malu setiap hari berantem didepan anaknya? Aku capek pa, ma." ucap Zweitson

"Kamu gak usah ikut campur. " ucap Dito

"Selalu aja papa bilang aku gak usah ikut campur. Zweitson bukan lagi anak kecil." ucap Zweitson

"Kamu gak ngerti urusan orang dewasa. " ucap Dito

"Oh urusan orang dewasa? Apa urusan orang dewasa hanya diisi dengan keributan." ucap Zweitson

"Masuk kamar! "

"Terserah kalian aja, Zweitson capek!" ucap Zweitson berlari masuk kedalam kamarnya

Zweitson membanting pintu kamarnya dan melempar ransel sekolahnya. Dirinya berjalan menuju balkon kamar dan melihat mamanya yang pergi membawa sebuah koper.

Zweitson lelah dengan semuanya, dia menginginkan kehidupan keluarga yang harmonis.

"Kapan gua bisa merasakan kehidupan keluarga yang harmonis? Gua capek...." ucap Zweitson perlahan menangis

Zweitson duduk bersandar merenungkan semuanya. Dirinya merasa ragu untuk merubah sikap dan penampilannya. Zweitson memejamkan matanya perlahan membayangkan kejadian kejadian indah saat dirinya bersama dengan Nadya.

Shandy yang mengetahui orang tuanya bertengkar hebat memutuskan untuk tak pulang ke rumah. Dirinya memutuskan untuk tidur di cafe.

"Andai sahabat sahabat gua masih ada disini, gua pasti gak akan merasa kesepian kayak gini. " ucap Shandy duduk termenung

"Gua ada disini kok. "

"Farhan.... " ucap Shandy membalikan badannya

"Lo jangan merasa kesepian lagi ya. " ucap Farhan

"Gua senang banget lo udah gak marah lagi sama gua." ucap Shandy memeluk tubuh Farhan

"Gua gak marah sama lo. "

Shandy tak menyadari jikalau sedari tadi dirinya tak memeluk Farhan. Dirinya hanya memeluk bayangan Farhan yang perlahan menghilang.

"Farhan? Lo kemana? "

"Jangan jangan tadi cuma bayang bayang Farhan aja. " ucap Shandy merasa kecewa

"Gimana ya caranya biar Farhan gak marah lagi sama gua. "

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang