17. Sakit

205 32 5
                                    

Keesokan harinya Meisya masuk kedalam kelas dan berjalan menuju bangkunya, namun dia merasa bingung karna sudah ada yang menempati tempat duduknya.

"Kayaknya kemarin ada perubahan tempat duduk, ya udah gua duduk dibelakang aja kalau gitu. " ucap Meisya

Meisya duduk dan melihat ke sekeliling kelasnya yang tak nampak satu orang pun. Apakah dia datang terlalu pagi?

"Duh mana kepala gua masih sedikit pusing, apa tidur sebentar ya. " ucap Meisya meletakan kepalanya di meja sekolah dan perlahan memejamkan mata

Fajri masuk kedalam kelas dan melihat Meisya yang tertidur.

"Masih pagi udah tidur aja. " ucap Fajri melihat wajah Meisya yang pucat

"Jangan jangan dia masih sakit. " ucap Fajri memegang dahi Meisya yang sedikit panas

Meisya terbangun karna merasakan seseorang memegang kepalanya.

"Eh Ji, kenapa? "

"Lo kalau masih sakit kenapa dipaksain masuk? " ucap Fajri

"Gua udah sembuh kok. " ucap Meisya memegang kepalanya

"Tuh kan lo tuh belum sembuh, udah sarapan belum lo? " tanya Fajri

"Lupa, hehehehe...." jawab Meisya

"Kebiasaan ya, selalu lupa sarapan. " ucap Fajri

"Sorry Ji, ya udah gua ke kantin dulu deh." ucap Meisya beranjak berdiri namun kepalanya terasa sangat pusing

"Lo diam aja ya disini, biar gua yang beli. " ucap Fajri

"Gak apa apa Ji, gua bisa. " ucap Meisya

"Sya, dengar kata gua. Lo tunggu sebentar disini, gua beliin bubur sama ambil obat di UKS. " ucap Fajri

"Makasih ya Ji. "

"Buset pagi pagi udah pegang pegangan aja. " ucap Fenly

"Fen, gua titip Meisya sebentar ya. " ucap Fajri

"Ogah, dikirain gua tempat penitipan." ucap Fenly

"Gak apa apa kok Ji." ucap Meisya

"Fen, Meisya itu lagi sakit. Gua percaya sama lo, tolong ya jaga Meisya sebentar. Gua mau beli makanan sama ambil obat. " ucap Fajri

"Ya udah deh, tapi jangan lama lama." ucap Fenly

"Makasih ya Fen. Sya gua pergi sebentar ya." ucap Fajri berlari keluar dari kelas

"Sorry gua jadi ngerepotin lo. " ucap Meisya

"Muka lo pucat banget, lo serius gak apa apa?" tanya Fenly

"Cuma sedikit pusing aja kok. " ucap Meisya kembali duduk

"Oh gitu. "

"Eh lo bukannya anak IPS? " tanya Meisya

"Gua pindah jurusan sama Fiki dan Zweitson ke IPA." jawab Fenly

"Oh gitu. " ucap Meisya menggosokan tangannya

"Lo kedinginan? " tanya Fenly

"Lumayan, tapi gak apa apa kok. " jawab Meisya

Fenly melepaskan jaket yang dipakainya lalu memasangkannya ke tubuh Meisya. Fenly memegang dahi Meisya yang begitu panas.

"Buset, panas banget jidat lo. " ucap Fenly

"Masa sih. "

"Mana gua gak punya kompresan. " ucap Fenly melihat ke arah luar

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang