prolog

89 8 0
                                    

Kantin sekolah Khalista selalu jadi surga bagi para siswa saat jam istirahat tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantin sekolah Khalista selalu jadi surga bagi para siswa saat jam istirahat tiba. Suara tawa, obrolan riuh, dan petikan gitar biasanya mengisi ruangan, namun kali ini semua berubah jadi keributan.

"Ada yang berantem!"

"Kak Marvel sama kak Gavin!"

"Asikkkk aku suka keributan"

"Jangan di selesaikan secara kekeluargaan ya, soalnya kalian bukan keluarga!"

"Ayo lanjutin dong, kami haus keributan."

"Entah kenapa setiap melihat keributan hatiku langsung riang gembira"

Suara-suara itu terdengar di telinga Shena Chalisya, wakil ketua OSIS yang juga siswi kelas 10 IPA 3. Dia sedang duduk di kantin untuk sekadar melepas penat dan lapar. Namun, kedamaian itu lenyap karena keributan yang tak ada habisnya di sekolah ini.

"Sehari aja, nggak ada yang ribut, susah banget, ya?” keluh Shena kesal.

Shena melempar pandangan kesal ke arah kerumunan yang semakin ramai. Suara murid yang menyemangati keributan itu semakin memekakkan telinga, layaknya supporter sepak bola yang baru saja menyaksikan gol.

"Kak Marvel berantem lagi, ya?" tanya Ghea, teman sekelas Shena, sembari melirik ke arah kerumunan.

Shena hanya menghela napas, masih terpaku menatap ke arah siswa-siswa yang seolah menjadikan keributan itu sebagai hiburan harian. Entah kenapa, selalu saja cowok-cowok itu hobi bikin keributan.

"Dasar cowok-cowok gila, berantem terus!" umpat Shena, menahan amarah yang mulai memuncak.

"Lho?" Anya, teman satu meja, melotot melihat Shena bangkit dari kursinya. "Mau ke mana lo?"

"Jangan pisahin mereka lagi, nanti lo kena amuk kayak minggu lalu!"

Mengingat insiden minggu lalu, darah Shena semakin naik. Dengan langkah cepat, dia menghampiri penjual siomay dan mengambil pisau yang ada di sana. Tanpa pikir panjang, Shena menyelinap masuk ke dalam kerumunan yang menonton keributan.

"MARVEL! LO GILA ATAU APA!?" pekik Shena, suaranya membahana menguasai kantin. Semua mata tertuju padanya.

"BERANTEM TERUS TIAP MINGGU! LO KIRA SEKOLAH INI PUNYA NENEK MOYANG LO!? NIH, PAKE PISAU SEKALIAN KALO BERANTEM!”

Kerumunan mendadak hening, beberapa siswa mulai berbisik.

"Itu wakil ketua OSIS kan?"

"Kok ngamuk ke Kak Marvel?"

"Lho? Bukannya yang berantem Kak Aldris sama Kak Dezle?"

Shena membeku seketika. Perlahan dia mendongak, dan memang benar, di depannya adalah Aldris dan Dezle, bukan Marvel. Keduanya saling cengkeram kerah seragam, tampak terkejut melihat Shena tiba-tiba.

Seseorang menepuk pundaknya. Ketika Shena menoleh, seorang cowok kelas XII tersenyum simpul. "Salah sasaran, Dek. Marvel lagi duduk di pojokan tuh."

Shena mengikuti arah telunjuk cowok itu. Di sudut kantin, Marvel duduk santai, bersandar dengan rokok di tangan, benar-benar tak terlibat keributan.

Reflek kepala Shena mengikuti arah jari telunjuk cowok tersebut tertuju pada Marvel yang sedang duduk manis bersandar di sandaran kursi dengan rokok di tangan kanannya.

"Mampus," batin Shena, wajahnya merah padam.

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang