8 - MARVEL & SEMESTANYA

37 5 0
                                    

CHAPTER 8

Ghea mendekat dan langsung berkomentar begitu melihat Shena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghea mendekat dan langsung berkomentar begitu melihat Shena. "Suram banget muka lo, Shen," katanya, melihat ekspresi Shena yang murung.

"Mata lo bengkak kayak abis dikeroyok lebah satu kampung," lanjut Ghea, memancing reaksi.

Shena mendelik, "Jangan ganggu." Matanya memang sembab akibat menangis semalaman. Ucapan papahnya kemarin menggores luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.

Ghea melirik buku di meja Shena. "Tumben tulisan lo rapi. Lagi ada PR apaan?"

"Ini pelajaran dari planet mana?" tanya Ghea sambil meneliti tulisan Shena.

"Pelajaran kelas 12," jawab Shena.

"HAH?! Serius lo?" Ghea heboh. "Ya ampun, Shen. Hidup tuh santai aja. Ambis boleh, tapi jangan segitunya juga."

Shena menghela napas, tak mau ribut. "Ini punya kak Marvel."

"Lho, kenapa lo yang kerjain tugasnya?"

"Dia ngancam cabut beasiswa gue gara-gara kejadian di kantin waktu itu," jelas Shena singkat.

Ghea tertawa kecil. "Padahal kak Marvel juga anak beasiswa, lho, meskipun kakeknya punya sekolah ini."

Shena tertegun. "Dia anak beasiswa? Ngga mungkin."

"Lo tau kan gosip kakak kelas yang dua kali juara nasional lomba fisika dan menang emas di kompetisi Robotic Jepang Open? Itu kak Marvel," kata Ghea, membuat Shena terkejut.

***

Di kantin yang ramai, Shena duduk bersama Ghea dan Anya sambil menikmati siomay.

"Acara di panti gimana, Shen?" tanya Anya di sela-sela kunyahannya. "Seru?"

"Seru banget," Shena mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Lo ada ngobrol sama kak Marvel nggak?" tanya Anya penasaran.

"Biasa aja," jawab Shena sambil melirik ke sudut kantin, ke arah meja tempat Marvel dan teman-temannya duduk.

"Ah, nggak asik lo!" Anya merengut. "Itu kan kesempatan lo buat pdkt!"

Shena mendelik. "Ogah gue sama kakak kelas model gitu."

"Kak Marvel kurang apa coba?" Anya menantang.

"Kurang akhlak!" jawab Shena tajam.

Tawa Ghea dan Anya langsung pecah.

Namun, suasana mendadak tegang ketika tiga kakak kelas—Trisya, Frisla, Indy, dan Andre—mendekati meja mereka. Kedatangan mereka sontak menarik perhatian seluruh kantin.

"Lo yang namanya Shena, kan?" suara dingin Trisya langsung menyerang. "Kalau ditanya kakak kelas, jangan nunduk!"

Shena mengangkat kepalanya dengan tenang. "Ada apa, Kak?"

Trisya melipat tangan di depan dada. "Gue denger lo deket-deket sama Marvel di panti kemarin."

"Biasa aja," jawab Shena tanpa ragu.

"Hah! Jangan sok polos, lintah!" ejek Trisya. "Nggak usah gatel deh lo sama Marvel."

Shena melirik ke arah Marvel lagi, berharap dia akan melakukan sesuatu. Tapi cowok itu tetap duduk tenang, tampak tak peduli. Itu membuat Shena semakin geram.

"Bukan saya yang deketin kak Marvel," jawab Shena.

"Oh, jadi lo bilang Marvel yang deketin lo? Sok cantik banget lo, jalang!" balas Trisya marah

Shena menarik napas panjang, mencoba menahan amarah. "Saya minta maaf, tapi saya sama sekali nggak ada niat deketin kak Marvel. Dan, biar jelek begini, selera saya bukan dia."

Trisya semakin marah. "Lancang banget mulut lo! Mau gue sumpel pake apa nih? Cabe atau kotoran hewan?"

Shena mengepalkan tangan di bawah meja, berusaha menahan diri. Tatapannya kembali beralih ke Marvel yang, sekali lagi, tak bereaksi. Kali ini tatapan mereka bertemu sejenak sebelum Shena mengalihkan pandangannya.

"Kenapa cuma gue?" Shena tersenyum miring. "Kalau lo sepeduli itu, kenapa nggak bilang gini juga ke kak Marvel?"

Senyumnya semakin melebar. "Oh, gue tau... Lo kalah saing ya sama gue?"

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang