14 - MARVEL & SEMESTANYA

35 5 0
                                    

CHAPTER 14

Pagi yang seharusnya tenang bagi Marvel berubah jadi ajang lelucon di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang seharusnya tenang bagi Marvel berubah jadi ajang lelucon di kelas. Saat ia melangkah masuk, korus ejekan langsung menyerbu.

"Mana nih yang kemarin bilang mau ngubur orang?" teriak salah satu temannya dengan penuh semangat, disambut gelak tawa kelas.

Haexal, sambil bersiul nakal, menambahkan, "Udah official belum, Vel?"


Joeblue ikut berceletuk, "Udah verified kemarin." Kelas pun semakin riuh dengan suara-suara kegirangan.

"Hati-hati hoaks, nih!" sahut Alles. "Yang asli kan ada badaknya. Tapi sekarang... yang asli ada Shenanya!"

"Cielahhhh!" jerit semua orang, semakin menggila.

Marvel hanya bisa menghela napas, menahan diri dari keinginan untuk menyumpal mulut semua temannya. Ia sudah menduga pagi ini tidak akan semudah itu. Semua gara-gara tindakannya kemarin yang langsung berlari ke lapangan demi menolong Shena, yang sekarang jadi bahan gosip seisi kelas.

"Good morning, Marvel!" Suara melengking yang familiar membuat Marvel tersadar. Keysa, dengan senyum genit, berjalan mendekat, mencoba menghalangi jalannya.

"Keysa! Ngapain sih lo kayak ulat keket gitu pagi-pagi?" Jaefran langsung mendorong gadis itu dari jalan Marvel, mendesah kesal.

"Minggir deh, gue ngomong sama Marvel, bukan sama lo!" Keysa menjawab sengit, menarik lengannya dari Jaefran, lalu menoleh ke Marvel. "Besok jangan berangkat bareng Jaefran, ya Vel. Bareng gue aja."

Jaefran memutar mata, lalu menggaruk lehernya seolah geli. "Badan gue jadi gatel-gatel nih abis nyentuh ulat bulu!"

Keysa menatap Jaefran dengan tatapan menusuk. "Jaga mulut lo, Jae!"

Dengan gaya mengejek, Jaefran hanya mengangkat bahu dan meniru suara sumbang, "Nyenyenyenye!"

Kesal, Keysa menghentak kaki. "Gimana bisa lo saudaraan sama kecebong kayak Jaefran? Ngga ngerusak keturunan keluarga lo?"

Marvel yang sudah muak menanggapi Keysa hanya meliriknya. "Lebih ngerusak lagi kalo lo jadi keluarga gue."

Jaefran tak mau ketinggalan. "Bener tuh, Key! Keturunan Marvel bisa anjlok parah kalo lo yang masuk!" pekiknya, penuh kemenangan.

Dengan penuh kesal, Keysa kembali menatap Marvel. "Ngeselin banget sih, sepupu lo!" serunya, berharap Marvel akan membelanya.

"Terus?" jawab Marvel dingin.

"Bela gue dong, Vel! Masa gue dihina Jaefran gitu? Yang hina gue aja model Jaefran, loh. Eww!"

Marvel hanya mendesah lelah dan melewati Keysa yang masih berdiri di tengah jalan. Jaefran sudah berdecak puas dari kursinya, menikmati momen itu.

"Saingan lo berat, Key. Marvel sampai mau ngubur anak futsal gara-gara Shena," ujar Ghani, menambah panas suasana.

Keysa menoleh tajam ke arah Ghani, lalu menatap Marvel sekilas sebelum bergumam sinis, "Bodo amat."

Haexal, dengan gaya isengnya, menimpali, "Ulululu, tapi hatinya nyesek banget tuh, kayak abis ditabrak tronton."


Sudah jadi rahasia umum kalau Keysa naksir berat sama Marvel sejak hari pertama masuk SMA. Namun, Marvel tidak pernah menunjukkan minat sedikit pun, meski Keysa sudah mencoba seribu satu cara untuk menarik perhatiannya.

"Selama Marvel ngga bisa jadi milik gue, nggak ada orang lain yang bisa jadi milik dia juga!" ujar Keysa dengan senyum penuh arti, lalu mengedipkan mata ke arah Marvel. "Right, baby?"

Marvel hanya tersenyum miring, ekspresi wajahnya cuek. "Lakuin apapun yang lo mau. Gue nggak peduli."

"Really?" Keysa mendekat sedikit, nadanya semakin menantang. "Gimana kalo gue deketin Shena? Kira-kira dia bakal kayak Alesya nggak?"

Kelas tiba-tiba sunyi. Semua murid menahan napas, menunggu reaksi Marvel. Alesya adalah nama yang tabu, kenangan lama yang tak ingin dibahas oleh siapa pun, apalagi Marvel.

Keysa tersenyum licik, yakin telah memancing sesuatu. "Cukup jadi pacar gue, Vel, maka semuanya akan baik-baik aja."

"Wah, wah! Ari-ari lo bener nggak sih cara nguburnya?" celetuk Alles, mencoba mencairkan suasana tegang.

Jaefran, yang tak tahan lagi, ikut terbawa emosi. "Psikopat nih uler keket! Sejak kapan sekolah kita jadi nerima murid dari RSJ?"

"Santai dong, calon saudara," ejek Keysa sambil pura-pura terkejut. "Eh? Calon ipar ya? Sepupu ipar!"

Jaefran langsung mengetuk meja, lalu mengetuk kepalanya sendiri secara bergantian sambil menggumam, "Amit-amit jabang bayi!"

"Serius, lo sakit jiwa apa gimana sih?" umpat Chandra.

Keysa hanya tersenyum lebar, puas dengan kegaduhan yang ia ciptakan. "Iya, gue tergila-gila sama Marvel. Jadi, jangan deketin cewek lain ya, Vel. Kali ini gue masih toleransi."

Marvel tertawa kecil, tapi tawanya memudar saat matanya bertemu dengan tatapan penuh ancaman dari Keysa. "Lo boleh main-main sesuka hati lo, tapi kalau sampai lo sentuh Shena... kira-kira kartu apa yang bakal gue mainkan, ya?"

Tatapan mereka terkunci, Keysa tetap tersenyum. "Kartu apapun itu, gue akan menantikannya."

Marvel mendekat sedikit, suaranya rendah tapi penuh ketegasan. "Kali ini, nggak ada toleransi lagi buat lo atau keluarga lo."

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang