17 - MARVEL & SEMESTANYA

30 4 0
                                    

CHAPTER 17

Hari ini adalah hari Shena kembali ke sekolah setelah tiga hari izin karena dirawat di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari Shena kembali ke sekolah setelah tiga hari izin karena dirawat di rumah sakit. Ia menatap refleksinya di cermin, merasa puas dengan penampilannya. Namun, sorot matanya teralihkan ketika ponsel yang tergeletak di meja rias bergetar, menampilkan notifikasi pesan di layar kunci.

From : 08xxxxxxx
| udh brgkt?

Shena mengernyit, bingung dengan pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ini siapa?

Ini siapa?|

|Marvel

Kak Marvel dapet nomor|
saya dari mana?|

|Jaefran

|udh brgkt blm?

Belum kak|

|gue udh di dpn rmh lo

|hari ini brgkt brg gue

Mata Shena membulat saat ia melirik ke arah jendela kamar. Benar saja, sebuah motor biru terparkir di depan pagar rumahnya, dan di sampingnya, sosok Marvel tampak menunggu.

Dengan cepat, Shena mengambil tasnya dan meneguk susu yang sudah disiapkan Raini sejak pagi. Ia bergegas menuruni anak tangga satu per satu, lalu mengenakan sepatu dengan kilat.

"Maaf, kak, jadi nunggu lama," ucap Shena, saat pintu pagar dibuka dan Marvel terlihat dengan helm full-face yang menutupi wajahnya.

"Kenapa ngga bilang dari semalem kalo mau ngajak bareng?" tanya Shena, berusaha menyembunyikan rasa malasnya.


"Terserah gue lah," jawab Marvel, cuek.

"Kak Marvel tahu dari siapa hari ini saya sudah masuk sekolah lagi?" Shena bertanya penuh harap.

"Penting banget, ya?" Marvel mengangkat alis, terlihat sedikit bingung.

"Iya, penting banget!" jawab Shena tegas.

"Mau berangkat ngga? Gue tinggal nih," Marvel menambahkan, tidak sabar.

Dengan enggan, Shena menerima helm yang ditawarkan Marvel. Tangan Marvel terulur, membantu Shena menurunkan pijakan kaki sebelum ia menaiki motor. Ia juga menahan Shena agar tidak terjatuh saat naik.


"Makasih," ucap Shena, merasa sedikit terharu dengan perhatian itu.

"Udah?" tanya Marvel, menunggu dengan sabar.

"Udah, kak," jawabnya.

Motor melaju dengan cepat, meninggalkan kediaman Shena. Marvel, yang selalu membawa motor dengan kecepatan tinggi, tak pernah bisa pelan. Di atas motor, dia berubah dari Marvel menjadi Rossi.

Tak sampai 15 menit, mereka sudah tiba di sekolah. Biasanya, perjalanan dengan sopir atau ojek online memakan waktu sekitar 25 menit. Suara knalpot motor Marvel yang bising membuat mereka menjadi sorotan murid-murid yang baru tiba.


"Saya ke kelas duluan, ya, kak," Shena membungkuk sekilas, merasa berterima kasih.

"Shen," panggil Marvel, tetapi Shena tidak menoleh. Ia tidak ingin menjadi bahan gosip di kalangan teman-teman, apalagi jika itu mengarah ke rumor tidak mengenakkan.

"Shen, helm-nya!" teriak Marvel, menghentikan langkahnya.

Ah, Shena baru ingat belum melepas helm Marvel. Ia berbalik, melihat senyum tipis di wajah Marvel, yang masih duduk di atas motornya sambil melepas jaket denimnya.

"Maaf, kak," ucap Shena, merasa kikuk.


"Lagi cosplay jadi pengedar narkoba?" tanya Marvel, heran melihat Shena menunduk menutupi wajahnya dengan tangan.

"Takut jadi gosip yang ngga-ngga," jawab Shena, merasa sedikit cemas.

"Oh," Marvel menjawab singkat, seolah tak peduli.

Shena melotot tajam. "Cuma 'oh' doang? Emang nggak ada kalimat lain?"

"Terus?" Marvel tampak acuh.

"Kayak gitu, masa 'oh' doang! Emang kak Marvel mau digosipin sama saya lagi?" tanya Shena, jengkel.


Marvel mengangkat bahu dan berjalan melewati Shena. "Selama orangnya lo, gue ngga masalah."

Shena terdiam, merasa tersentuh oleh kata-kata Marvel. Baginya, masalahnya selalu terfokus pada dirinya, meskipun ia tidak melakukan kesalahan.

"Agak ngelunjak juga ya nih kakak kelas," gumam Shena, memutuskan untuk mengejar Marvel.

Begitu sejajar, Shena mengangkat kaki kanannya dan menginjak kaki kiri Marvel dengan kuat, membuat cowok itu meringis kesakitan. Sementara Shena berlari sambil menjulurkan lidah, tertawa.

"Spesial for you—auhhh!" Shena terhuyung, menabrak seseorang. "Maaf, kak, saya ngga lihat!"

Kakak kelas itu tersenyum kecil sebelum menatap Marvel, yang kini sudah berdiri di samping Shena.

"It's okay. By the way, are you Shena?" tanyanya.

"Oh iya, kak. Saya Shena," jawabnya, mengulurkan tangan.

"Hallo, salken ya, nama gue Keysa," kata kakak itu, mengamati uluran tangan Shena

"Salken juga, saya Shen," Shena menjawab, bingung ketika Marvel menahan tangannya dan menariknya ke belakang tubuhnya yang jangkung.

"Pergi lo!" ketus Marvel kepada Keysa.

"Kenapa sih, Vel? Gue cuma mau kenalan sama Shena," Keysa berkata, tampak kesal.

Marvel menghalangi Keysa yang hendak mendekat. "Gue bilang pergi, ya pergi!"

"Oke-oke," Keysa mengangguk, menatap Shena. "Kapan-kapan kita ngobrol lagi, ya?"

"Kak Marvel, jangan gitu dong!" seru Shena setelah Keysa menghilang dari pandangan. "Kenapa kasar banget sama teman sendiri?"

"Karena gue tahu apa yang ngga lo tahu!" jawab Marvel, meninggalkan Shena sendirian di koridor sekolah.

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang