6 - MARVEL & SEMESTANYA

37 5 0
                                    

CHAPTER 6

Setelah azan Isya dan makan malam selesai, suasana di panti asuhan terasa hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah azan Isya dan makan malam selesai, suasana di panti asuhan terasa hangat. Semua murid, baik anak-anak panti maupun anggota OSIS dan perwakilan kelas, berkumpul di ruang tengah dengan duduk melingkar. Lampu ruangan temaram, namun cahayanya cukup menerangi wajah-wajah penuh semangat yang berkerumun di sana.

"Hallo adik-adik, masih inget sama kakak?" Angel, sekretaris OSIS, berdiri di tengah lingkaran dengan senyum khasnya yang cerah. Suaranya menyapa riuhnya malam.

"MASIH!!!" teriak anak-anak panti serempak, suara mereka memecah keheningan malam yang baru saja reda setelah makan malam.

""Nama kakak siapa hayo???" pancing Angel dengan penuh canda.

"KAK ANGEL!!!!!" Jawaban itu datang serentak, menggema di seluruh ruangan, membuat suasana jadi semakin ceria.

"Pinter!" puji Angel sambil tertawa kecil. Dengan lincah, ia mengeluarkan sebuah balon kecil dari balik punggungnya. Balon itu berwarna biru cerah, mengilap di bawah cahaya lampu.

"Jadi, acara kita kali ini adalah bermain games!" lanjut Angel. Suasana mulai dipenuhi kegembiraan, semua mata tertuju pada balon di tangannya. "Peraturannya, balon ini akan dioper ke samping kita sesuai lagu yang kita nyanyikan. Tapiii... ketika kak Angel bilang ‘stop,’ orang yang memegang balon akan mendapat hukuman. Setuju?"

Terdengar sorak-sorai ramai yang kompak, "SETUJU!"

Datang seekor nyamuk, hap-hap lalu–" Angel memotong dengan tiba-tiba. "STOP!"

Semua mata langsung mencari siapa yang memegang balon. Balon itu berhenti di tangan Faisal, seorang anak panti berusia sepuluh tahun. Faisal menatap balon di tangannya, lalu dengan pasrah ia tertawa kecil.

"Ayo, maju sini!" Angel melambai pada Faisal yang segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke tengah lingkaran.

"Sekarang kita cari satu orang lagi ya," lanjut Angel sambil memulai putaran kedua. Kali ini, lagu Pelangi-pelangi menjadi pilihan. Suara riang anak-anak mengiringi balon yang berputar semakin cepat.

"Merah kuning hijau di langit yang biru... pelukismu agung siapa gerangan, pelangi pelangi– STOP!"

Shena yang duduk di lingkaran depan membelalak, terkejut karena balon berhenti di tangannya. Ia tertawa kecil sambil menatap sekeliling, wajahnya merah. Semua orang, terutama anak-anak panti, menatapnya penuh semangat.

"Wah, kak Shena! Maju sini temenin Faisal," ujar Angel, menambah keseruan. Shena berdiri dengan sedikit ragu, meski ia tersenyum malu saat berjalan ke tengah lingkaran.

Saat Shena berdiri di samping Faisal, Angel melanjutkan. "Nah, hukuman kali ini adalah kalian harus mengambil kertas di tangan kakak. Di dalamnya ada pertanyaan yang harus dijawab. Kalau tidak mau jawab, hukumannya minum air garam!" Angel tersenyum jahil, menikmati antusiasme yang menyelimuti suasana.

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang