9 - MARVEL & SEMESTANYA

40 6 0
                                    

CHAPTER 9

"Kalah saing ya sama gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalah saing ya sama gue?"

***

Wajah Trisya mendadak pucat ketika mendengar perkataan Shena. Tak hanya dia, kedua temannya pun tampak sama terkejutnya.

"Dasar lo jalang!" Andre, dengan penuh amarah, menyiramkan segelas es jeruk ke seragam Shena, membuat pakaian dalamnya terlihat jelas di balik kain yang basah.

"Cuma anak miskin yang bisa masuk sini lewat beasiswa. Ngga usah sok belagu!"

Mata Shena berkaca-kaca. Sekilas, terlihat air mata menggenang dan siap jatuh kapan saja. Anya, yang berdiri di samping Shena, sudah siap menarik sahabatnya keluar dari kantin yang terasa seperti neraka ini. Namun langkahnya terhenti saat Frisla menghadang.

Berani nolongin dia? Abis kalian semua di tangan gue," Frisla mengancam, suaranya keras dan dingin.

Semua orang di kantin menahan napas, tatapan mereka berpindah ke Marvel yang duduk di sudut ruangan. Dia hanya tersenyum tipis, seolah menikmati tontonan tanpa rasa bersalah.

"Andai aja lo ngga banyak bacot, mungkin ngga akan separah ini," Trisya mengejek dengan senyum puas.

Andre mendekat, menarik rambut Shena hingga gadis itu memekik kesakitan. "Ini baru peringatan kecil, ngerti?"

Shena tak menjawab, hanya menggigit bibir menahan tangis.

Senang hati," Andre tersenyum licik, mendekat dan mulai membuka kancing berikutnya.

Shena mulai menangis terisak, tak mampu berteriak karena mulutnya ditutup saputangan. Jika satu kancing lagi terbuka, seragamnya akan sepenuhnya memperlihatkan tubuhnya.

"Kebetulan gue penasaran juga, sebesar apa sih—"

Bugghh!

Suara pukulan keras membuat semua orang terkejut. Andre tersungkur ke lantai, diiringi teriakan kesakitan.

Brengsek!" Marvel tiba-tiba berdiri di depan Andre, wajahnya merah padam dengan napas terengah. Dia menarik Andre berdiri lagi hanya untuk memukulnya lebih keras.

"Diamnya gue ngga bikin lo jadi mikir, ya?" Marvel menggeram, kali ini pukulannya menghantam perut Andre.

Andre jatuh lagi, kali ini lebih parah. Marvel tak berhenti, terus meninju tanpa ampun.

"Marvel, cukup!" Haexal berlari membelah kerumunan, berusaha menghentikan Marvel yang hampir kalap. "Dia bisa mati, lo!"

Sengaja. Mau gue kirim dia sekalian ke neraka!" Marvel masih saja bergemuruh marah, namun akhirnya Haexal dan beberapa teman lain berhasil menahan Marvel.

"Andre biar kita yang urus," Haexal berkata cepat, "Lo bisa masuk penjara kalau bunuh dia!"

Marvel hanya mendengus, tatapannya masih tajam. Tapi begitu dia menoleh ke arah Shena, yang masih duduk terisak dengan bahu bergetar hebat, kemarahannya sedikit mereda.

"Lo denger, ya," Marvel menatap Trisya dengan pandangan dingin. "Hancurin hidup lo itu hal paling gampang buat gue."

Trisya terjatuh lemas di kursinya, ketakutan menyelimuti wajahnya. Marvel, dengan dingin, melepas seragamnya sendiri, menyisakan kaos putih polos di badannya. Dia mendekati Shena dan dengan lembut memakaikan seragamnya kepada gadis itu, menutupi tubuhnya yang hampir terbuka.

"Takut..." suara Shena lirih, terisak dalam pelukan Marvel.

Marvel menarik Shena lebih dekat, mengelus rambutnya untuk menenangkan. "Tenang, ada gue di sini."

"Tapi tadi... kak Marvel ngga ada di sini," Shena terisak lagi, tubuhnya gemetar.

Marvel memeluknya lebih erat. "Sekarang gue ada."

Shena menangis semakin keras, sementara Marvel hanya bisa menenangkan tanpa banyak kata. Mungkin, apa yang terjadi hari ini akan meninggalkan trauma mendalam. Bukan mungkin, tapi sudah pasti.

Tbc

Mervel & Semestanya (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang