{31}

11 1 0
                                    

Untuk ibuku
Bahkan jika kelompoknya akan mati, bunga itu akan bertahan selamanya...
Aroma bunga akan bertambah selamanya di dunia ini...
Membuat kenangan kita yang dalam...
Memberi aroma yang kuat,....
~hi bye mama~ (drakor)

____________________________

Author pov

Di sebuah rumah sakit, di ruangan yang sepi seorang wanita paruh baya bernama Arini
sudah tidak sadarkan diri sejak kemarin. Mereka yang berdiri di sekelilingnya hanya memandang tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.

Hawa dingin bagai mengupas tiap inci pori kulit. Begitu hening. Seakan-akan kehidupan menjadi sebuah ruang kosong yang telah lama ditinggalkan penghuninya. Dokter Atthar sudah bekerja maksimal, terlihat pasrah dengan kondisi pasiennya yang satu ini, dia hanya duduk memperhatikan monitor yang ada di samping tempat tidur. Dan pada detik itu, satu-satunya hal yang menjadikan segalanya lebih baik adalah menyebut nama Tuhan.

Beberapa saat kemudian, detak jantung Arini semakin lemah, dan semakin melemah. Dokter Atthar hanya bisa memandang pasrah. Ia dengan seragam APD nya segera mengambil tindakan, namun apa yang bisa ia  dan tenaga medis lainnya lakukan. Setok oksigen di rumah sakit habis atau bahkan IGD sudah hampir penuh. Akan tetapi dokter Atthar tidak hanya berdiam diri melihat detak jantung pasien yang melemah, ia segera mengambil alat pacu jantung, dan mulai menolong pasiennya.

Salah satu perawat menatap sedih ke arah pasiennya. Ia terharu menatapnya, salah satu pasien yang tegar, kuat kini telah tiada. Ia tidak bisa menyelamatkan nyawa pasiennya.

Di situasi seperti ini keluarga pasien dilarang menunggu pasien di rumah sakit. Untuk mengatasi terjadinya penularan virus Corona yang cepat menyebar, terlabih hampir seluruh rumah sakit penuh. Ia segera memberikan kabar akan kondisi pasiennya.

Beberapa menit kemudian, salah satu keluarganya datang. Ia terlihat menangis di balik kaca jendela rumah sakit. Gadis cantik itu bernama Becca, ia menangis sejadi-jadinya melihat kondisi Arini yang meninggal dunia akibat terserang virus. Detik berikutnya satu persatu keluarganya datang dan pergi untuk bergantian melihat Arini dari balik jendela.

Akhirnya, derai tangis keluarga memecah sunyinya ruangan. Dan pada hari ini 26 September 2021, ketika sekitar jam 22.00 di tengah malam Arini meninggal dunia.

"Bunda...." Becca menggedor-gedor jendela sambil memanggil nama Arini.

Becca kalut, sekarang salah satu orang yang sudah merawatnya kini telah tiada. Jika dia yang bukan anak kandungnya saja sangat kehilangan bagaimana dengan Rere yang sudah jelas anak kandung dari Arini.

"Bunda hiks, jangan tinggalin Eca sendirian hiks...."

"Ca, ini sudah takdir," kata Ani.

"Takdir Tante bilang. Hiks ini semua karena Tante hiks...."

"Maafin Tante ca."

"Kenapa Tante kesini. Tante cuma mau menertawakan bunda saya kan?"

"Nggak ca."

"Hiks Tante itu orang jahat."

"Maafin Tante...."

"Lebih baik Tante pergi dari sini hiks...."

"Baik, kamu jaga diri baik-baik ya. Jangan terlalu lama disini."

"Hiks...."

Seorang perawat memberi tahu lewat kaca jendela ruangan, agar sang gadis segera pergi dari tempatnya. Namun Becca tak kunjung beranjak dari tempatnya.

"Mba saya mohon kerjasamanya. Tolong pergi dari rumah sakit. Saya dan rekan lainnya akan melaksanakan tugas dengan baik hingga pasien dikuburkan."

Perawat itu dengan sabar mengulangi kata yang sama agar di pahami oleh gadis itu. Akan tetapi gadis itu menggelengkan kepalanya. Sambil memohon agar ibunya di makamkan dengan layak.

Rere, Are You Okay? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang