Cerita baru

12 1 0
                                    

"Sayang, aku mencintaimu. Kamera kamu kemana. Kamu kan sudah berjanji mau menikahi diriku."

Kata-kata itu terucap dari gadis ini. Dia cantik, bahkan sangat cantik hingga membuat zia merasa inscure. Laki-laki mana yang berani meninggalkan gadis secantik ini. Memang laki-laki itu tidak tau diri, sudah bagus dikasih pacar yang cantik malah meninggalkan dia.

'Jika wanita cantik saja bisa ditinggalkan dengan mudah oleh seorang pria, bagiamana dengan diriku. Sepertinya tingkat percaya diri ku menurun. Jika terus seperti ini, bisa-bisa aku yang akan jadi pasien disini.'

Kemana perginya Zia yang selalu berpikir positif, kamu istimewa dimata orang yang tepat Zia.

"Bagaimana dengan pernikahan kita, rencana kita. Kamu kapan bertemu kedua orang tua ku lagi."

"Maaf saya bukan laki-laki yang Anda cari," beo Rafly.

Wanita itu mendorong Rafly hingga terjatuh. Dia berjongkok dan memukuli dada Rafly. 'Apa lagi sih? Kok jadi seperti ini, pasien ini kenapa? Siapa yang menanganinya, harus aku kah.'

Bener ya kata orang, orang pendiam sebenarnya berisik di kepalanya. Nih contohnya Zia (sebenarnya aku juga sih, buktinya Gabut ku ini bisa berimajinasi dan membuat karangan seperti ini>.<)

"Kamu jahat!!"

Tiba-tiba saja pak Harto menyerahkan selembar kertas kepada zia. Dan berkata, "tolong bawa dia ke ruangannya, saya akan menunggu di sana. Sebagai gantinya, setelah kamu memberikan kertas ini lagi kepada saya, akan saya antarkan kalian pada teman-teman PKL kalian yang lain."

Zia mengangguk mengerti. "Baik pak, terimakasih."

Lilis Sabila
Usia : 23 tahun
Jember, 01 Februari 1999
Pasien depresi tingkat sedang
Kasus : broken heart
Ruangan : 003 tahap rehabilitasi

Begitulah isi kertas yang ada di tangan zia.

🥀🥀🥀🥀

Halo.
Kalian apa kabar?
Ini bukan epilog, tapi cerita baru.
Menurut pendapat kalian aku harus publikasikan atau nggak?

Rere, Are You Okay? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang