{30}

20 2 0
                                    

Author pov.

Seorang gadis tengah berlari di koridor. Ia sedang mencari sebuah ruangan pada rumah sakit yang kosong. Tapi, tanpa diduga sebuah satpam menghalanginya.

"Mohon maaf, anda dilarang masuk!!"

"Loh kenapa? Salah saya apa?"

"Maaf disini hanya untuk orang-orang yang sakit."

"Loh pak. Saya juga sedang butuh pertolongan. Saya tau pak ini rumah sakit. Tapi tolong jangan usir saya, saya akan bayar biaya nya. Tapi kenapa bapak mengusir saya?"

"Maaf, rumah sakit ini khusus orang-orang tertentu saja. Silahkan anda pergi dari sini atau terpaksa anda akan saya seret keluar."

"Bukannya petugas kesehatan bertugas menolong semua rakyat bukan memilih antara orang biasa atau berkuasa?"

"SILAHKAN ANDA KELUAR SEKARANG!!!"

Satpam itu menyeret tangan Rere. Ia mengusir nya. Banyak pertanyaan yang timbul di benaknya. Sebenarnya rumah sakit apakah itu? Mengapa dia di usir.

Rere tidak menyerah di sini. Ia terus melangkah menuju rumah sakit kedua. Sekarang dia jauh lebih tenang. Dia berjalan menuju resepsionis. Ia tersenyum di balik maskernya. Sebelum itu ia harus melewati beberapa pengecekan seperti suhu tubuh, mencuci tangan,  atau bahkan yang lainnya.

"Halo mba, selamat siang."

"Siang. Ada yang bisa saya bantu?"

"Mba ruangan di sini masih ada yang kosong?"

"Mohon maaf mba, ruangan di rumah sakit ini sudah tidak ada yang kosong. Ada yang ditanyakan lagi mba?"

"Tidak ada. Makasih mba."

'Tuhan kemana lagi aku harus mencari rumah sakit untuk bunda? Apakah di sini masih ada rumah sakit yang kosong atau IGD yang tidak penuh?' gumamnya dalam hati.

Rere berjalan di trotoar. Ia melihat kendaraan yang melintas. Jalanan yang mulai sepi. Tidak ada penjual bakso. Tidak ada pengamen cilik. Tidak ada pengemis atau bahkan taksi saja susah untuk di dapatkan.

Kemana ia harus melangkah? Mencari sebuah ruangan IGD yang kosong. Setidaknya ia bisa menolong ibunya.

Samar-samar dari kejauhan ia melihat sebuah rumah sakit. Ia bernapas lega, akhirnya setelah perjalanan yang melelahkan ia menemukan rumah sakit juga. Ia segera menyebrang jalan agar cepat sampai di tempat tujuan.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah, Orang-orang yang sedang mengantri di sepanjang tempat pendaftaran. Banyak orang yang mengeluh kesakitan ada juga yang susah bernapas. Tidak sampai disitu saja Rere bahkan mendengar beberapa orang mulai berteriak meminta tolong, ada yang menangis atau bahkan suara ambulans yang terdengar jelas di telinga.

"Tolong mamah saya."

"Saya mohon bantu kakak saya, tolong dia, bawa ke IGD."

"To-long sa-ya...."

"Tolong, saya butuh kamar rumah sakit untuk bapak saya."

"Kakak saya butuh plasma darah."

"Saya mohon tolong bawa istri saya ke IGD."

"Adik saya butuh tindakan darurat."

"Saya mohon ada ambulans yang mengantarkan jenazah suami saya."

Ternyata bukan cuma Rere yang membutuhkan pertolongan. Namun orang lain juga. Bagaimana rasanya jika kalian ada di posisi Rere?

Apa yang harus Rere lakukan sekarang? Mencari rumah sakit untuk bunda atau menolong mereka?

Rere, Are You Okay? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang