{18}

18 6 0
                                    

PLAKK....

PRANGGG....

Bunyi tamparan keras dan suara benda jatuh terdengar jelas di telingaku.Tubuh ku mematung menatap kedua orangtuaku yang bertengkar. Kali ini aku melihat secara langsung bukan hanya mendengar teriakkan mereka saja.

"Re, kita ke rumah ka bian aja yuk. Tadi mamah buat kue kering sama es krim, ayo Re kita liat?" pinta Abian seraya tersenyum kepada Rere.

"Rere nggak mau es krim ka."

"Tapi aku dengar, mamah mau kasih hadiah buat kamu."

"Rere juga nggak mau hadiah."

"Hm, kalau begitu Rere mau hadiah apa? Papah ku baru pulang dari luar kota. Dia bawa hadiah satu koper, Re."

"Rere nggak mau hadiah apapun. Rere cuma minta bunda sama ayah nggak berantem lagi, Rere cape dengerin mereka berantem terus."

"Kenapa kamu tidak pernah bilang ke aku, kalau mereka sering berantem?"

"Buat apa ka? Yang ada bunda makin sedih, bunda nggak mau Rere tau apalagi orang lain."

Aku sudah tidak berdaya melihat kedua orang tuaku bertengkar. Melihat bunda yang menampar ayah. Keduanya hanya memikirkan dirinya masing-masing, lalu aku sama siapa? Kakek ku pergi, nenek juga sudah pergi. Lantas bagaimana cara aku menjalani hidup? Kemana aku harus pulang? Kepada siapa aku meminta bantuan? Bunda? Dia saja sudah tersakiti oleh suaminya. Ayah? Ayah bahkan tidak perduli dengan istrinya apalagi dengan aku.

"KEMANA SAJA KAMU?!!! DATANG-DATANG LANGSUNG MELEMPAR BARANG SEENAKNYA. TIDAK INGAT ANAK KAMU, YANG SELALU MENANYAKAN AYAHNYA?!!! APAKAH KAMU INI LAKI-LAKI YANG SUDAH GILA, SAMPAI LUPA JIKA MASIH MEMILIKI KELUARGA!!!"

"CUKUP, SAYA SUDAH MUAK DENGAN KAMU. ISTRI TIDAK BERGUNA, BISANYA CUMA MENUDUH DAN MENUDUH. SUAMI PULANG KERJA BUKANYA DISAMBUT DENGAN BAIK MALAH DENGAN TAMPARAN!!!"

"SAYA AKAN MENYAMBUT ANDA JIKA ANDA BENAR-BENAR KERJA, CARI UANG BUAT ANAK DAN ISTRI. KALAU ANDA TIDAK MEMBERIKAN SAYA NAFKAH SELAMA DUA MINGGU, ITU NAMANYA ANDA TIDAK BERKERJA BERARTI ANDA SELAMA DUA MINGGU INI BERSENANG-SENANG DENGAN PEREMPUAN LAIN!!"

"CUKUP SAYA SUDAH MUAK DENGAN SEMUA INI. SETIAP SAYA PULANG KAMU SELALU MENUDUH SAYA. SAYA CAPEK DENGAN KAMU."

Tubuh ku bergetar hebat. Pipiku sudah banjir air mata. Ingin rasanya melerai pertikaian mereka. Namun, aku kembali berfikir atas resiko yang akan aku dapatkan jika melakukan kebodohan itu. Aku memejamkan mata sambil memeluk tubuh Abian. Aku merasakan tangan Abian menutup kedua telingaku, agar aku tidak bisa mendengarnya lagi.

"JIKA KAMU TIDAK SELINGKUH LALU SIAPA PEREMPUAN YANG KAMU BAWA KE RUMAH INI? KAMU KIRA SAYA TIDAK TAU JIKA SELAMA INI KAMU SELINGKUH DENGAN JAL*NG SIALAN ITU!!!"

"ARRGGG"

PRANGGG....

"CUKUP, SEKARANG SAYA AKAN TALAK KAMU!!!"

"Segampang itu kamu mengucapkan kata talak, mas. Kita masih punya Rere yang masih butuh kasih sayang kita berdua, mas. Aku akan memperbaiki sikap aku, asalkan kamu mau meninggalkan wanita itu dan kembali sama aku. Kita perbaiki rumah tangga kita ya mas," pinta Arini.

"Maaf Rin, ini sudah menjadi keputusan terbaik saya."

"Mas pikirin semuanya baik-baik, pikirkan nasib Rere," kata Arini.

"Tidak Arini, mulai sekarang kita cerai!"

Tampak, bunda menangis mendengar perkataan ayah. Disisi lain, aku hanya bisa terdiam melihat kejadian itu terjadi begitu saja. Aku masih tidak mengerti dengan yang mereka ucapkan. Cerai? Apa itu terdengar sangat menyakitkan hingga bunda saja sampai menangis.

Rere, Are You Okay? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang