{10}

29 8 1
                                    

'setelah aku di buat baper akan sikap manis nya, sekarang aku di buat jatuh sejatuh-jatuhnya.'

______________________________

Aku berjalan memasuki rumah yang bernuansa serba putih, ku telusuri dinding-dinding rumah, aku melihat beberapa foto dari mulai foto keluarga, foto Ramadhan kecil dan foto-foto lainnya. Hiasan dinding yang indah, Gucci yang tertata di ruang tengah menambah kesan pertama saat seseorang memasuki rumah yang bernuansa serba putih ini.

Aku terus melangkahkan kakiku mengikuti langkahnya. Melihat rumah Ramadhan, mengingatkan ku akan bunda. 'Rere minta maaf bunda, Rere janji lain kali Rere akan menemui bunda,' batinku.

Aku tersentak, ketika jari-jarinya mulai memasuki sela-sela jariku. Menggenggam tanganku lalu membawa ku memasuki ruangan selanjutnya. Dari ruangan pertama yang di hiasi beberapa hiasan, foto keluarga, dan Gucci yang menambah kesan indah pada ruangan pertama. Apakah ruangan selanjutnya akan jauh lebih indah? Ruang keluarga mungkin atau ruang tamu?

"Mah," Ramadhan mulai memanggil mamahnya. Aku berharap respon yang diberikan oleh ibunya Ramadhan sesuai ekspektasi ku.

"Ya," teriaknya terdengar dari arah dapur. Sedang memasak atau bikin kue, ya aku juga tidak tahu, biasanya bunda juga seperti itu saat aku datang ke rumahnya.

Seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri kami berdua. Wajahnya masih terlihat awet muda dengan senyum manis yang menambah kecantikan dalam diri wanita paruh baya itu.

"Ram, dia siapa? Pacar kamu?" tanya ibunya Ramadhan.

"Eh iya, kenalin mah. Dia Rere, teman sekelas Ramadhan," jelas Ramadhan memperkenalkan diriku kepada ibunya, "dan Rere, ini nyokap gue."

Aku tersenyum manis kepadanya. "Rere, teman sekelas Ramadhan, tan" kata ku sambil menjabat tangan.

"Diana, mamahnya Ramadhan," ucap wanita itu sambil membalas jabatan tangan ku.

Sesekali ku melihat sekeliling rumah yang dihiasi hiasan yang sangat indah. Aku baru menyadari Ramadhan tidak ada di samping ku. Aku berjalan mengikuti langkah kaki Dianan_ ibunya Ramadhan.

"Tante, mau masak apa?" tanyaku.

"Tante sedang buat kue," jawabnya.

"Boleh Rere bantuin nggak tante?"

"Boleh dong, emang nggak ngrepotin kamu."

"Nggak ko tan, dulu Rere sering bantuin bunda bikin kue."

Aku mulai membantu ibunya Ramadhan membuat kue. Mengaduk adonan telur, setelah selesai adonan itu kemudian dicampurkan kedalam adonan tepung, ada garam, gula dan susu juga yang akan dicampur ke dalam adonan. Aku mulai membuat adonan, aku melihat tante Diana juga membuat adonan namun dengan rasa yang berbeda. Sebenarnya aku heran kenapa tante Diana membuat tiga adonan? Tapi aku mencoba berfikir positif mungkin saja tante Diana jualan kue atau mau berbagi ke tetangga nya.

"Tante loyangnya di mana?" tanya ku.

"Sebentar ya, tante ambilkan dulu," ucap tante Diana sambil bergerak mencari loyang.

Setelah loyangnya sudah ditemukan aku oleskan loyang itu dengan mentega terlebih dahulu, Lalu aku masukkan adonan kue nya.

"Re kamu serius teman sekelasnya Ramadhan, bukan pacarnya?" tanya tante Diana tiba-tiba.

"Iya tente, lagian aku tidak pernah melihat Ramadhan sama pacarnya."

"Oh iya, kayaknya Ramadhan suka sama seseorang deh tan."

Rere, Are You Okay? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang