Pulang dari mansion ayah Stevan, Sera kira mereka akan kembali ke hotel tetapi perjalanan mereka begitu jauh melebihi menuju hotel yang mereka tinggali. Mereka akan kemana? Pikir Sera penasaran.
Sera harap Stevan tak akan membawanya untuk melihat Stevan dan Caroline bermesraan.
Waktu tempuh yang lama membuat Sera tanpa sadar tertidur di mobil, dan menidurkan kepalanya di bahu lebar Stevan.Stevan menatap Sera tak terbaca, entah apa yang dipikirkan Stevan. Sulit untuk membaca pikiran pria itu.
Setelah tiga jam lebih mereka dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di kota Venice atau Venesia. Kota yang dikenal dengan kota romantis di Italia.Sera yang masih tertidur membuat Stevan menggendongnya menuju hotel disana, saat ada anak buahnya yang menawarkan diri untuk membantunya. Stevan menolak dengan tegas karena tak mau Sera disentuh oleh orang lain.
**
Sera mengerjapkan matanya pelan, merasa rasa dingin menerpa kulitnya. Sera bangun dari tidurnya, mengedarkan pandangannya melihat suasana kamar hotel yang terlihat sepi.
Sera mengerutkan dahinya, sepertinya kamar hotel ini berbeda dengan kamar hotel sebelumnya. Sera melihat jam elektronik yang tak jauh dari dirinya, sekarang sudah menjelang sore.
Mungkin karena kelelahan jadi Sera tertidur begitu lama. Kemana Stevan? Pikir Sera.
Sera memilih untuk mencuci wajahnya terlebih dahulu lalu keluar dari kamar dan melihat Stevan yang sedang duduk santai dengan ipad ditangannya.
"Kak Stev?" Panggil Sera pelan.
Stevan menoleh "Ganti baju lo." Perintahnya pada Sera.Sera menghela nafas pelan lalu menganggukkan kepalanya patuh, kembali ke dalam kamar untuk berganti baju. Melihat koper miliknya berada di dekat sofa.
Setelah berganti baju Sera, dan membenarkan riasannya sedikit karena Sera tak memakai make up yang banyak. Sera kembali keluar kamar melihat Stevan yang sepertinya sudah selesai bekerja.
Stevan menghampiri Sera, merangkul pinggangnya dengan posesif membawanya keluar kamar suite ini.
Lift dengan dinding yang terbuat dari cermin itu membuat Sera bisa melihat pantulan dirinya dan Stevan. Sera berpikir, kenapa dirinya begitu kecil? Lalu kenapa Stevan sangat tinggi dan kekar? Pantas saja Sera selalu kewalahan menahan bobot Stevan jika sedang bercinta.Sera menggelengkan kepalanya pelan, kenapa pikirannya menjadi kotor.
Pintu lift terbuka, melihat suasana lobby hotel yang lumayan ramai. Sera masih penasaran mereka ada dimana?Stevan membawa Sera berjalan kaki menuju restaurant yang tak jauh dari hotel, langit yang sedikit gelap membuat lampu-lampu dipinggir jalan ini menyala dan terlihat indah.
"Kak Stev ini dimana?" Tanya Sera pelan sembari menatap sekitar yang terlihat asing.
"Venesia." Jawab Stevan datar.
Sera terkejut, Venesia? Kota romantis di Italia? Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik, kenapa Stevan membawanya ke kota ini?
Banyak tempat yang ingin Sera kunjungi jika ke Venesia, karena dulu dia pernah mencari-cari kota romantis di dunia dan ada kota Venesia di dalam daftarnya.
Raut wajah Sera yang terlihat bahagia dan matanya yang berbinar membuatnya bertambah cantik. Sera yang memang keturunan tionghoa mempunyai mata yang sipit, sedangkan Stevan dia terlihat sekali seperti bule-bule yang ada disini karena Stevan keturunan Italia asli.
Kulit Sera yang tergolong pucat sangat kontras dengan Stevan yang mempunyai kulit sedikit kecoklatan khas lelaki tetapi Stevan begitu tampan dan kekar, jangan lupa Stevan yang sudah dewasa terlihat matang dan panas.
![](https://img.wattpad.com/cover/291305318-288-k685885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEV! [21+] END
RomanceWARNING : VULGAR, DARK ROMANCE, BDSM, DEWASA 21+ (TIDAK UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR) Rasera Ryder hanya ingin hidup damai menikmati masa mudanya,berkencan, menikah, lalu mempunyai anak, membangun rumah tangga dengan suaminya kelak. Namun sangat disayang...