Perlakuan Stevan kemarin padanya memang membuat Sera sadar diri, tetapi itu tak memudarkan perasaannya pada Stevan. Memikirkan itu membuat Sera tersenyum miris, cinta yang tak terbalas memang melelahkan, tetapi lebih melelahkan lagi jika mengingat dirinya hanya seorang boneka pemuas nafsu Stevan.
Mata Sera menatap Stevan yang sedang bersiap diri, entah akan kemana karena tadi pagi Stevan mendapat telepon dari seseorang dan terlihat marah.
"Ganti baju lo." Perintah Stevan tiba-tiba membuat Sera menatapnya terkejut.
Jadi dirinya juga diajak? Kemana? Pikir Sera heran.
"Kita mau ke mana kak?" Tanya Sera pelan.
Stevan tak menjawab, ia sudah terlebih dahulu meninggalkan Sera sendirian di kamar.Sera menghela nafas pelan, seharusnya ia tak bertanya seperti itu agar luka di hatinya tak bertambah.
Sera beranjak dari ranjang, berganti baju dengan pakaian yang sopan karena Sera memang terbiasa tidak memakai pakaian yang sexy ditambah ada bekas luka di tubuhnya karena Stevan.Setelah selesai berganti baju, Sera berjalan keluar kamar tetapi tak melihat Stevan ada disini membuat Sera mengerucutkan bibirnya kesal, karena tak bisa marah pada Stevan.
Akhirnya Sera berjalan keluar suite hotel, sepertinya Stevan sudah menunggunya di lobby.Benar saja, Stevan sudah menunggunya di dekat mobil yang terparkir di depan pintu masuk lobby.
Stevan sangat tampan, tak sedikit wanita disini yang menatap Stevan kagum, membuat Sera merasa sedikit cemburu tetapi ia hempaskan.Sera masuk ke dalam mobil, duduk disebelah Stevan memang membuat jantungnya lebih berdebar cepat. Apakah mereka akan kencan? Pikiran itu tanpa sadar membuat sudut bibir
Sera tertarik.Sera menjatuhkan pandangannya keluar jendela mobil, ia harap mereka akan benar-benar berkencan. Suasana hening di dalam mobil, tak membuat Sera menyadari jika sebenarnya Stevan dalam suasana hati yang buruk.
Mobil melaju begitu cepat, sampai memasuki sebuah mansion mewah membuat Sera mengerutkan dahinya. Ini mansion siapa? Pikirnya menatap bangunan besar ini yang begitu mewah.
Stevan turun terlebih dahulu dari mobil, membuat Sera mengikutinya dari belakang. Langkah Stevan yang lebar membuat Sera kewalahan menyeimbanginya.
Sampai Sera sadar akan sesuatu, biasanya Stevan selalu merangkul pinggangnya begitu posesif. Tetapi kini, Stevan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Sera dibelakang. Ada apa dengan Stevan? Pikir Sera.
Baru saja Sera akan bertanya, tetapi suara orang lain terlebih dahulu menyela perkataannya.
"STEVVVV!!!"
Seorang wanita cantik, dengan tubuh tinggi dan molek serta kulitnya yang terlihat kecoklatan tetapi bentuk tubuh wanita itu benar-benar membuat Sera iri.
Deg
Wanita itu memeluk Stevan dengan mesra, membuat Sera menghentikan langkahnya. Jantungnya berdebar cepat dan hatinya terasa berdenyut sakit, melihat Stevan yang terlihat santai dipeluk oleh wanita itu.
Lalu seorang pria paruh baya datang, pria itu terlihat sangat mirip sekali dengan Stevan membuat Sera tahu jika pria paruh baya itu adalah ayah Stevan.
"Akhirnya kau datang, Caroline sudah menunggumu begitu lama." Kata pria paruh baya itu dengan bahasa yang dimengerti Sera.
"Ya Stev, aku sangat merindukanmu." Wanita bernama Caroline itu terlihat memeluk manja lengan Stevan.
Sera? Dia benar-benar diabaikan, untuk apa Stevan membawanya kemari? Untuk melihat Stevan bermesraan dengan wanita lain?
Tanpa sadar Sera menundukkan kepalanya, matanya sudah panas tetapi Sera mencoba untuk menahan air matanya yang akan keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/291305318-288-k685885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEV! [21+] END
RomansaWARNING : VULGAR, DARK ROMANCE, BDSM, DEWASA 21+ (TIDAK UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR) Rasera Ryder hanya ingin hidup damai menikmati masa mudanya,berkencan, menikah, lalu mempunyai anak, membangun rumah tangga dengan suaminya kelak. Namun sangat disayang...