5

8.4K 1K 16
                                    

Malam ini Joe melihat Angi menata kasur lipat di depan televisi dan merebahkan dirinya di sana dengan bedcover yang menutupi tubuhnya.

"Ngi," panggil Joe dari arah depan pintu kamarnya

"Hmm"

"Kamu tidur di kamar saja"

"Nein"

"Kamu nanti sakit"

"Kamu buruan tidur di kamar Joe. Biar buruan sehat. Kalo kamu nurut, besok pagi aku masakin makanan yang layak untuk di makan versi kamu."

Joe menghela nafasnya kemudian ia masuk kembali ke kamar dan menutup pintunya. Jika tidak mengingat Angi adalah orang yang menyelamatkan nyawanya, sudah dipastikan kali ini Joe akan berdebat dengan Angi hingga matahari terbit dari timur.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Prannggg....

Joe membuka matanya karena mendengar suara benda jatuh dan pecah dari arah dapur, seketika ia langsung bangkit dan berlarian menuju dapur

"What happened?" Tanya Joe panik dan ia tidak melihat Angi

"Nothing."

Joe mendengar suara Angi dari belakang meja dapur, ia langsung menundukkan pandangannya dan benar saja Angi telah menjatuhkan piring berisi sup dan yang Joe lihat kini tangan Angi sedikit merah. Joe langsung menarik Angi berdiri dan membawa tangan Angi ke bawah wastafel dan menghidupkan kerannya.

"Nggak usah masak kalo kamu enggak bisa masak. Biar chef saja yang masak buat kita"

Angi hanya diam sambil mendongak menatap Joe.

Ini orang sakit mental kali ya?
Rumah saja tidak punya, sok sok an nyuruh chef masak. Siapa yang mau bayar? Ngehalu kok nggak kira kira.

"Angi?" Panggil Joe pada Angi yang membuat Angi kaget

"What?"

"Kotak P3K kamu di mana?"

"Buat apa?"

"Nyari salep buat tangan kamu"

"Nggak usah, nggak Pa-pa, sudah sering begini. Aku bersihin dulu pecahannya, kamu minggir saja"

Joe menutup matanya dan mengambil nafas dalam dalam, berharap rasa kesalnya turut hilang bersama gas karbondioksida yang keluar dari hidungnya. Setelah merasa cukup tenang kini Joe menundukkan matanya dan menemukan Angi sudah mulai mengambil sisa sisa pecahan piring tersebut.

"Angi, stop it!"

"Why?"

"Biar aku yang bersihkan. Kamu buruan mandi, karena kamu harus kerja."

Bukannya menurut Angi justru melanjutkan aktivitasnya.

"Angi, kenapa kamu keras kepala?"

"Sudah dari cetakannya begini. Sudah sini kalo mau bantuin, biar cepat aku bisa masak lagi."

"Kalo begitu kamu masak saja, biar ini jadi urusan aku"

"Okay"

Kini Angi bangkit dari posisi jongkoknya dan membuka isi kulkas lagi. Karena waktu sudah mepet akhirnya Angi hanya membuat nasi goreng.

Setengah jam kemudian mereka sudah duduk berdua di meja makan dan menikmati sarapan ala kadarnya, yang menurut Joe masakan Angi terlalu asin.

"Kenapa kamu makannya dikit?"

Ich Liebe Dich (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang