51

4.9K 878 41
                                    

Selamat malam semuanya...
Mohon maaf ya baru update sekarang Karena selasa-rabu kemarin tole panas jadinya emaknya nggak sempat nyicil update...

Mamak baru bisa nyicil update hari ini, kalo bertemu typo segera di tandai. Besok Mamak update ya.

Akhir kata, Mamak ucapkan selamat membaca...

***

"Wah, keluarganya Nada kelasnya memang nggak kaleng-kaleng ya, Sal." Bisik Deva pelan di dekat telinga Salma.

"Ke mana aja Lo selama ini? Masa baru sadar sekarang?" Bisik Salma balik ke Deva.

"Ya selama ini si Angi 'kan sederhana banget, taunya dapat calon suami mirip mafia gitu. Hot-hot bikin gemes tau nggak sih Lo. Mana baik banget lagi, seserahannya isinya Hermes, LV, terus apalagi ini. Banyak banget."

Belum sempat Salma membalas bisik-bisik Deva, mereka sudah di paksa untuk mulai berjalan sambil membawa seserahan yang sudah dihias dan sedang berada di tangan mereka. Di depan ada Joe yang sudah mulai berjalan memasuki rumah orangtua Angi dengan digandeng oleh Suryawan Raharja dan Gendhis Adiratna. Di belakang mereka ada sebagian keluarga Angi ditambah teman-teman dekat Nada. Tentu saja ini semua karena Joe yang tidak memiliki keluarga sehingga mau tidak mau mereka harus menjadi keluarga bohongan Joe untuk acara ini dan pernikahannya kelak. 

Bahkan saat mereka sudah menata semua seserahan di meja yang sudah di sediakan, Deva masih sempat menghitung berapa perkiraan budget yang Joe keluarkan untuk ini semua. Saat ia mengetahui perkiraan harga seluruh seserahan Joe, Deva hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ngapain Lo, sampah?" Tanya Robert dari belakang tubuh Deva.

"Bet, Lo ambil semua ini dapat rumah seisinya bonus mobil."

Mata Robert membelalak ketika mendengar perkataan Deva.

"Serius Lo?"

"Iya. Ini semua barang-barang yang harganya nggak kaleng-kaleng."

Deva dan Robert berhenti berghibah ketika mereka mendengar suara berdeham dari Maria, Mama Caramel dan Vanilla yang seolah memberi tanda kepada mereka untuk segera duduk di kursi yang telah di sediakan. Kini setelah mereka duduk di kursinya masing-masing, akhirnya acara segera dibuka dan pada akhirnya hampir semua orang menitikkan air matanya. Di usia Angi yang sudah lebih dari 32 tahun, akhirnya ia sudah memiliki calon suami dan acara pernikahan mereka yang akan di gelar tiga bulan dari sekarang di Pulau Bali.

Acara yang berlangsung selama dua jam ini berlangsung cukup hangat dan santai. Saat acara selesai dilangsungkan, terpaksa Joe ikut pulang ke rumah orangtua Adam. Joe yang semobil dengan Adam dan orangtuanya sudah menjadi sasaran empuk kekepoan Adam.

"Joe, buat prewedding-nya mau di mana?"

"Di Jogja aja, aku pulang seminggu lagi ke Jerman. Jadi nggak akan sempat kalo jauh-jauh."

"Fotografernya?"

"Ervin sama Juna."

"Ck, orang kaya ternyata doyan gratisan juga."

Plak....

Sebuah pukulan mendarat di lengan Adam yang membuatnya kaget. Untung saja mobil yang mereka tumpangi sedang berhenti di lampu merah. Saat Adam menoleh ke belakang, tampak wajah sang Mama yang sudah memelototinya. Sepertinya apa yang dilakukan Gendhis kepada putranya cukup efektif. Ini terbukti dengan Adam yang akhirnya diam dan memilih fokus pada kemudi mobilnya hingga akhirnya mereka tiba di rumah.

***

Pagi ini Joe menatap dirinya yang sudah mengenakan beskap berwarna hitam dengan bawahan jarik berwarna coklat. Di sebelahnya Angi sudah tampak cantik dan anggun dengan kebaya hitam yang senada dengan warna beskap yang ia kenakan. Jarik yang mereka kenakan juga kembar.

Ich Liebe Dich (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang