43

4.8K 905 85
                                    

Selamat Pagi,
Adakah yang mengikuti kisahnya om Julien dan Mbak Kania + degem Zema di sini? Mamak pingin absen siapa aja yang ngikutin kisahnya mereka? 🥰❤️
Mohon maaf ya, akun Mamak nggak bisa baca komentar + balas komentar di sana 😊 tapi tenang aja mamak baca dari handphone utinya Tole.

Bagi yang belum baca, mamak ijin promosi ya 😁

Judul : Seducing Mr. Julien
Rate : 18+

Bagi kalian yang ingin membaca kisah Kania dan Julien bisa langsung ke sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagi kalian yang ingin membaca kisah Kania dan Julien bisa langsung ke sana. 😊 Kisah ini cukup ringan untuk di ikuti dan insyaallah update setiap hari ya.

Akhir kata Mamak ucapkan terimakasih dan selamat membaca kelanjutan kisah Mbak Angi dan Mas Joe. 😊🙏

***

Joe menatap Angi yang baru saja selesai menata berkas-berkas miliknya untuk di bawa ke pihak masjid. Tidak ia sangka selama dua bulan dirinya sakit dan menjalani masa penyembuhan, Angi adalah orang yang tidak pernah meninggalkan dirinya. Allan yang beberapa kali harus bolak balik ke Indonesia bahkan tidak merasa keberatan karena akhirnya sang boss akan melepas masa lajangnya. Dikarenakan kondisi ini, maka Allan adalah orang yang paling sering diajak oleh Adam untuk mempelajari seluk beluk usaha angkringan. Bahkan Adam juga setuju untuk menjadi investor bagi usaha baru Joe ini.

"Joe, ayo kita pulang." Angi sudah bangkit berdiri diikuti Joe.

Mereka berjalan keluar dari kedutaan Jerman dan segera menuju ke mobil. Kini tujuan mereka adalah datang ke salah satu masjid besar di Jakarta untuk menyerahkan semua berkas-berkas ini. Saat sampai di masjid, segera saja mereka mengisi buku tamu dan mendaftar. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya berkas dikatakan komplit, Angi dan Joe segera pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan Joe melihat wajah Angi yang tampak sedang berfikir keras.

"Kamu lagi mikirin apa?"

Mendengar Joe bertanya kepadanya, Angi segera menoleh untuk menatap Joe dan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Nggak, cuma lagi mikir aja, kalo ternyata nikah sama WNA beneran ribet banget. Pakai urus surat pengantar dari kedutaan, bolak balik lengkapi data kamu juga."

Joe hanya tertawa karena sesusah susahnya mengurus ijin menikah dan mualaf untuk dirinya, jika memang sudah jalan dan prosedurnya harus seperti itu, tentunya mau tidak mau mereka harus menjalaninya.

"Jalani aja. Nyatanya juga udah selesai, kan?"

Angi memutar kedua bola matanya. "Selesai sementara, Joe. Andai besok punya anak, anak kita punya dua kewarganegaraan. Nanti dia juga berhak mau memilih ikut jadi warga Negera Indonesia atau Jerman. Sebelum anak aku yang pusing, aku udah pusing duluan ini karena kita harus bikin perjanjian pranikah sama kamu. Nikah bukan karena harta aja ribet begini ya?"

Joe hanya menghela napasnya. Tapi memang itu harus dilakukan apalagi ia dan Angi berbeda kewarganegaraan. Semua itu demi kebaikan Angi. Suatu saat nanti jika Angi memutuskan melepaskan status kewarganegaraannya dan mengikuti Joe, maka ia harus siap melepas semua hak kepemilikannya atas properti dan segala bentuk aset yang ia miliki di negara ini.

Ich Liebe Dich (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang