8

7.3K 1K 35
                                    

Semalaman Angi tidak pulang dan Joe terus menunggu Angi di rumahnya. Bahkan pikirannya sudah tidak bisa tenang karena takut terjadi hal-hal yang buruk terhadap Angi. Sedangkan Angi yang memilih untuk ngumpet di rumah orang tuanya justru sedang menikmati pizza bersama Arion. Mereka duduk berdua mengobrol di dapur.

"Lo nggak pengen pulang Ngi?"

"Pengen dan secepatnya."

"Kenapa?"

"Karena gue mulai merasa nggak nyaman tinggal di sini," kata Angi jujur namun ia enggan mengatakan jika ketidaknyamanannya karena adanya Joe.

Angi ingin pergi jauh dari Joe karena menurutnya tidak ada untung baginya untuk terus bersama pria seperti Joe. Ia tidak ingin memberikan harapan apapun kepada Joe ataupun Arion. Baginya kemampuan mencintai orang lain telah ikut terkubur di liang lahat bersama dengan meninggalnya Raja 8 tahun lalu.

"Biasanya kalo kaya gini sih alasannya cowok."

"Cowok?"

"Iya."

"No."

"Ngeles aja Ngi. Tapi gue tetep tau Lo kaya gini pasti karena cowok."

"Nggak lah. Sudah gue mau tidur. Sampai besok. Bye Ri," kata Angi sambil bangkit dari kursi.

"Bye Ngi."

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Pagi hari Angi memutuskan pulang ke rumahnya karena ia harus bersiap siap untuk berangkat bekerja. Siapa sangka ketika ia sampai di depan rumah, terlihat Joe sedang berdiri bersandar di dekat pintu.  Merasa bahwa ini adalah rumahnya, Angi tetap berjalan terus hingga ia berhenti di depan pintu rumahnya. Tanpa menyapa Joe, Angi mencoba membuka pintu dan  memasuki rumah.

"Wo bist du gewesen?*" (*Kamu kemana saja?)

"überall geht es dich nichts an*." (*kemana saja itu bukan urusan kamu)

Setelah mengatakan itu, Angi langsung memasuki rumah dan mengunci pintunya dari dalam. Sedangkan Joe yang ada di depan rumah sudah emosi tidak karuan. Bahkan ia sudah menggedor pintu rumah berkali kali namun tetap di abaikan oleh Angi. Dengan perasaan campur aduk, Joe memutuskan untuk pergi dari rumah Angi kali ini. Beberapa waktu ia mengenal Angi, dirinya tau, jika wanita itu cukup sulit dan tidak mudah merubah keputusannya jika sudah mengambil suatu keputusan.

Dari dalam rumah, Angi mengintip Joe yang berjalan meninggalkan rumahnya. Ia mengelus dadanya ketika Joe sudah menaiki sebuah taxi. Kini ia bisa hidup dengan tenang lagi. Segera Angi bersiap siap untuk ke kantor karena jam kerja sebentar lagi akan di mulai.

Sepanjang hari Angi bekerja dengan fokus. Bahkan El yang begitu kepo dengan sosok Joe sanggup Angi abaikan. Angi ingin kembali ke kehidupannya yang dulu sebelum mengenal Joe. Di waktu yang sama dan tempat berbeda, Joe sedang menahan segala amarahnya kepada Angi. Belum pernah dirinya di tolak mentah-mentah oleh perempuan, apalagi perempuan model Angi. Jika ia mau, ia tinggal tunjuk saja tanpa meminta pasti wanita itu akan dengan senang hati berbagi ranjang bahkan berbagi partikel-partikel yang ada di dalam tubuhnya bersama Joe.

Joe keluar dari rumahnya dan segera menuju casino miliknya yang tidak pernah sepi pengunjung. Karena casino miliknya merupakan salah satu yang terbaik di dunia, terutama di Berlin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ich Liebe Dich (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang