37

4.8K 910 33
                                    

Maaf baru bisa update ya teman-teman.
Btw ada yang sudah mengikuti ceritanya Om Julien Arga Satria dan Mbak Kania Briolla Ramadityo kah di sini?

Jika belum kalian bisa mengikuti kisahnya secara gratis di Fizzo.

Akhir kata Mamak ucapkan selamat membaca kisah Angi dan Joe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir kata Mamak ucapkan selamat membaca kisah Angi dan Joe...
🙏😊

***

Joe berdiri di depan pintu balkon kamar hotelnya. Ia meringis sambil memegangi perutnya. Tidak ia sangka jika puasa akan seberat ini. Perutnya terasa melilit, kepalanya berkunang kunang. Benar-benar ini salah satu cobaan berat untuk hidupnya. Kini Joe harus bersiap siap karena Angi akan mengajaknya bertemu keluarganya untuk berbuka puasa bersama. Angi mengatakan kepadanya untuk tampil santai saja. Tidak perlu berpenampilan resmi karena mereka hanya akan berkumpul sebentar di rumah salah satu keluarga dan setelahnya akan ibadah bersama lalu pulang.

Kini Joe hanya mengenakan kaos dan celana jeans panjang. Merasa bahwa ia sudah cukup santai dan masih dalam kapasitas sopan, segera saja Joe turun ke bawah. Tidak ia sangka, ternyata Angi telah menunggunya di sana bersama Adam. Dari yang Joe lihat, hubungan Angi dan Adam terjalin cukup dekat serta akrab. Sungguh, hidup Angi terberkahi berbeda dengan dirinya yang lahir dan tumbuh besar tanpa adanya kehangatan keluarga.

"Ngi.. Ngi...Ngi...," Kata Adam sambil menepuk bahu Angi pelan.

"Apaan sih?"

"Tuh...tuh....tuh... si Joe," kata Adam sambil menunjuk Joe yang sedang berjalan ke arah mereka dengan dagunya.

Reflek Angi menoleh ke arah belakang. Sial, Joe benar-benar terlihat hot as hell sore ini. Wajah Joe yang baru saja bercukur hingga menyisakan sisa jambang yang tipis, badannya tinggi besar serta tegap begitu memancarkan aura bahwa ia adalah salah satu pria yang meresahkan terutama bagi wanita di sekelilingnya.

"Wow... luar biasa Lo, Ngi. Setelah bertapa delapan tahun, sekali turun gunung dapatnya yang model beginian."

Plakk.....

Tanpa mengalihkan tatapannya dari Joe, Angi berhasil menampar pipi Adam dengan tangan kanannya. Joe hanya tersenyum ketika melihat wajah cengo Angi sore ini.

"Hai," sapa Joe ramah kepada Angi dan Adam.

"Assalamualaikum, harusnya Lo ngomong gitu biar makin yakin si Angi buat jadiin Lo suami, Joe," kata Adam sambil bangkit dari sofa yang ia duduki.

Angi memilih segera bangkit mengikuti Adam. Saat Adam sudah mulai berjalan untuk keluar dari loby, Angi dan Joe mengikuti jejak Adam di belakangnya. Joe melirik penampilan Angi yang terlihat cukup sopan sore ini. Saat mereka menunggu mobil, Adam hanya melirik sepasang sejoli baru yang cukup aneh ini dengan pandangan malas. Bagaimana bisa mereka masih malu-malu kucing laksana ABG yang sedang pertama kali pacaran. Toh Adam juga tidak berminat meminta PJ alias pajak jadian kepada Angi dan Joe.

Ich Liebe Dich (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang