Selamat pagi teman-teman...
Pagi ini mamak update kisah Joe dan Angi ya...Bagi kalian yang menunggu update #Stevanilla Mamak harap kalian sabar dulu karena Mamak mau fokus menyelesaikan kisah Angi dan Joe sambil edit #Arjunada
Mamak ucapkan terimakasih untuk kalian semua yang selalu membaca karya-karya mamak yang jauh dari kata sempurna ini. Akhir kata Mamak ucapkan selamat membaca kelanjutan kisah Angi dan Joe. 😊🙏
***
Joe menatap amplop-amplop di hadapannya dengan pandangan tidak percaya. Sebanyak ini amplop yang menurut penuturan Adam adalah salam tempel. Salam tempel yang laksana kado karena dirinya sudah di khitan.
"Joe, ayo di buka amplopnya," Adam sudah menginterupsi Joe karena ia tidak sabar melihat isinya.
"Ini banyak banget."
"Ck, ini belum seberapa. Besok kalo Lo nikah terus undangan yang Lo sebar minimal dua ribu, Lo bakal berasa mandi di lautan amplop."
"Kok kamu tau?"
"Taulah, gue pernah mandi lautan amplop kawinan Nada sama Junaidi. Gue aja shock lihat isinya dulu. Sekarang gue penasaran sama isi amplop lo. Buruan cepet di buka."
Adam sudah tidak sabar dan akhirnya Joe mulai membuka amplop dari keluarga Angi ini. Pertama kali membuka adalah milik Kaluna, nominal uang yang membuat Joe tercengang luar biasa. Apakah kesakitannya setimpal dengan semahal ini?
"Teng...teng....teng... Kita buka amplop pertama dari keluarga Mbak Luna dan Mas Ervin." Kata Adam yang sudah bersemangat untuk mengetahui isi cek dari Luna. Seketika mata Adam membelalak mengetahui isi cek dari Luna untuk Joe.
Mata Adam membelalak ketika melihat nominal 1.000 euro di cek tersebut. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat semua itu. Seketika Adam langsung mengambil handphonenya dan ia menghitung nominal tersebut jika di rupiahkan.
"1 Euro anggap aja 14.800 rupiah, jadi kalo dikali 1.000 nominal dari Mbak Luna kisaran 14.800.000. Cukup lumayan Joe, buat modal beli tiket pesawat balik ke Jerman."
Joe hanya melirik Adam dengan pandangan malasnya. Siapa sangka jika Adam sebegini mata duitannya.
"Buruan amplop kedua dari si Nada sama Junaidi Lo dapat berapa?" Adam kembali meminta Joe membukanya.
Benar saja setiap amplop yang di buka semuanya memberikan Joe minimal 1.000 euro. Tidak ada cek dalam bentuk nominal uang rupiah. Mungkin ini semua karena di Jerman yang merupakan negara asal Joe, mata uang yang digunakan adalah Euro. Dari 8 amplop yang ia buka dari Luna, Adam, Juna, Nada, Aris Raharja, Kartika Raharja, Suryawan Raharja dan Gendhis Adiratna nominal yang Joe peroleh sebesar 15.000 euro. Dan kini amplop terakhir yang merupakan amplop dari sang calon Papa mertua. Joe melihat Adam sudah menempel-nempelkan badannya di samping tubuhnya.
"Buruan Lo buka." Bisik Adam di telinga Joe.
Segera saja Joe membuka amplop itu, dan seketika matanya membelalak. Belum jadi menantunya saja Dimas Bimantara sudah memberikan 35.000 euro. Adam yang sejak tadi tidak berhasil mengintip nominal salam tempel dari Dimas Bimantara langsung membuka matanya lebar-lebar. 35.000 euro, tentu saja itu semua cukup untuk membuat usaha angkringan di Jerman, minimal sebagai modal awal di tambah uang investasi dari Adam dan Angi.
Adam menggelengkan kepalanya. "Gila cuy...kalo gue tau Om Dimas sebaik ini, gue nikahin si Angi dari dulu."
Plak.....
Joe menampar pipi Adam tidak keras, namun Adam bisa merasakan pipinya berkedut kedut dan panas.
"Wah, Lo nggak ada terimakasihnya sama gue Joe. Kalo bukan karena gue, mana mungkin Lo dapat amplop sebegini banyaknya. Dari calon mertua aja setengah milyar rupiah lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich Liebe Dich (END)
ChickLitJohannes Hamann Seorang pria yang nemiliki usaha rumah bordil dan kasino. Ia tidak percaya pada kata-kata yang bernama cinta serta ketulusan. Pelangi Cinta Bimantara Seorang wanita yang masih mencintai kekasihnya bahkan ketika sang kekasih telah men...