15 - HELP

1.9K 169 62
                                    

15 - HELP

Bel istirahat kedua berbunyi.

Sana baru ingat, seharusnya ia rapat osis tadi. Entah apa yang dilakukan Nayeon terhadapnya nanti, ia pasrah.

"Sayang.." Ia mengecup kecil punggung tangan Dahyun yang sedari tadi ia genggam.

Lalu tangannya beralih pada pipi berisi gadisnya. Sangat lembut, ia begitu menyukai bagian wajah gadisnya yang ini. Namun benda pink tak bertulang itu jauh lebih membuatnya candu.

"Dahyun, ayo bangun.."

Tak lama mata Dahyun mengerjap perlahan membuat Sana tersenyum gemas. Ia mengecup kening Dahyun kilas. Lalu berdiri untuk membereskan baju kotor Dahyun.

Sejenak ia baru menyadari kalau sedari tadi pintu ruangan ini tidak tertutup rapat. Sana menggidikkan bahunya, tidak ingin terlalu mengambil pusing.

Langkahnya kembali pada Dahyun yang terlihat sudah terduduk, dengan wajah bantalnya.

Tangan juga terlihat digerakkan mengusap surai gadisnya. "Gwenchana?" Tanya Sana.

Dahyun mengadah karena posisi, dan mengangguk. "Nee gwenchana" Jawab Dahyun parau dengan senyuman manisnya dibuahi kecupan lembut di pucuk kepalanya.

"Ekhem!!"

"Ups aku mengganggu" 

Keduanya spontan menengok, mencari sumber suara. Dan terlihatlah gadis kelinci dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Nayeon, ak--"

"Hm aku tahu" Potong Nayeon. Ia tahu Sana pasti akan meminta maaf karena tidak hadir dalam rapat tadi.

Si ketua osis kembali menyatukan bibirnya tak ingin melanjutkan kalimat. Kali ini ia kembali berpindah menatap Dahyun.

"Biar aku antar ke kelas" Ucap Sana yang di angguki Dahyun.

Nayeon hanya melirik, membiarkan Sana melakukannya sebagai seorang kekasih bagi Dahyun.

Ia tahu berita di kantin saat istirahat pertama tadi. Berita Cho Miyeon yang melabrak seorang Kim Dahyun itu begitu luas tersebar dalam hitungan menit saja satu sekolah sudah bisa mengetahuinya.

.

"Nayeon aku minta maaf"

Setalah mengantar Dahyun, Sana kembali ke ruangan osis untuk menemui Nayeon.

Nayeon menghela napasnya berat. "Tak apa, aku sudah mencatat poin yang kami bahas saat rapat tadi, kau bisa membacanya" Jawab Nayeon seraya menyerahkan catatannya pada Sana.

Sana mengangguk. Beginilah Nayeon, di balik sifat cerewetnya, Nayeon begitu memperhatikan orang-orang terdekatnya, itulah yang membuat gadis bermarga Hirai itu jatuh pada pesonanya.

"Terima kasih"

"Ck! Santai saja, kau tidak cocok berkata lembut padaku" Ucap Nayeon mencairkan suasana, menepuk pundak Sana. Ia tahu apa saja yang telah Sana alami selain menjadi ketua osis, dan itu sangat berat.

Sana mendengus lalu melangkah menuju meja miliknya.

Setelah itu keheningan melanda. Sana sibuk membaca dan mencermati hasil rapat yang ia lewati tadi. Sedangkan Nayeon sedang berpikir untuk menyampaikan sesuatu pada Sana.

"Ah benar!" Ucap Nayeon dengan jentikan jarinya mengambil atensi Sana.

"Apa yang benar?" Tanya Sana bingung.

"Sana kurasa kalian harus berhati-hati" Ucap Nayeon.

Sana semakin mengerutkan alisnya bingung. "Hati-hati? Kalian? Nugu?"

MY EX IS MY LOVE - SaiDa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang