34 - STAY WITH YOU

1.6K 152 54
                                    

"Tangkap tikus tua itu" Ucapnya dingin. Tak ada yang berani membantah.

.

34 - STAY WITH YOU

3.00 PM

Tak ada kesempatan lagi untuk Tn. Minatozaki itu kabur. Kedua sisinya suda dicengkram dan dibawa ke hadapan wanita yang masih menjadi istrinya itu.

"O-ow apa kau takut pada istrimu ini huh?" Ucap Ny. Minatozaki menatap pria tua yang menatapnya marah.

Ny. Minatozaki menghela napas, ia menatap Dahyun yang sedang menahan darah Sana.

"Kau dan kau, bawa mereka ke rumah sakit" Perintahnya pada anak buahnya untuk mengantar Sana dan Dahyun ke rumah sakit.

Setelah Sana dan Dahyun di bawa ke rumah sakit ia kembali menatap pria di depannya.

Menyerahkan sebuah map. Membuat Tn. Minatozaki menatapnya bingung, lalu membukanya.

Surat permohonan cerai.

"Aku tak menyangka kau sebegininya hanya karena uang, kau sudah kuberi perusahaan masih kurang cukup? Sudah cepat tanda tangan lalu jangan pernah berani menginjakkan kaki di sini lagi, atau kau akan habis" Ucap Ny. Minatozaki dingin dan tajam. Ia sangat kecewa, anaknya menjadi korban ayah tirinya sendiri.

.

Kembali ke pasangan yang tengah dalam perjalanan ke rumah sakit. Dahyun masih menangis seraya menahan lengan Sana.

"Shh uljima~" Ucap Sana lirih. Wajahnya mulai memucat karena darahnya cukup banyak keluar, ia menatap Dahyun dan tersenyum lembut.

Sedangkan Dahyun malah semakin menangis mendengar ucapan Sana yang lirih dan lemah. Membuat Sana sedikit terkekeh.

"Shh a-aw!" Ringis Sana memegangi perutnya. Sepertinya ia tak bisa tertawa lepas dalam beberapa waktu setelah ini.

"Wae wae..~?!" Panik Dahyun.

"Eugh gwenchana~ lagi pula aku hanya tertusuk bukan mati sayang" Ucap Sana.

"Sana! Huaa~!" Dahyun semakin menangis sesegukan setelah mendengar ucapan Sana.

Membuat Sana kalang kabut. "S-sayang andwae.. Uljima.." Ucap Sana berusaha mengusap pundak Dahyun. Karena ia belum bisa memeluk untuk menenangkannya.

"Sampai nona, biar saya panggilkan perawat untuk membawa brankar" Ucap sang sopir yang sedari tadi menahan kegemasan dari gadis manis di sebelah nona mudanya.

"Tidak perlu, biar aku jalan saja" Tolak Sana.

Namun Dahyun dengan cepat mencegahnya.

"Bawakan brankarnya saja pak" Ucap Dahyun yang diangguki si sopir.

"Sayang~?!" Protes Sana. Ini terlalu berlebihan untuknya jika harus memakai tempat tidur beroda itu.

Dahyun menggeleng. "Tidak, aku tak ingin melihatmu menahan sakit hanya untuk berjalan"

Sana pun menyerah, ia mengangguk. Kembali menyender di tempat duduknya dan mengambil napas dalam-dalam.

"Kemari" Ucap Sana meminta Dahyun masuk ke pelukannya.

"Andwae~" Tolak Dahyun karena tubuh Sana benar dipenuhi luka lebam.

"Gwenchana, aku harus memelukmu"

Mau tak mau Dahyun pun memeluk dengan sangat perlahan, menyembunyikan wajahnya di leher Sana.

"Ughh~" Ringisnya tertahan, namun segera ia menyamankan diri memeluk Dahyun.

MY EX IS MY LOVE - SaiDa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang