13. Kesepian

801 142 12
                                    

Rio melepas Rose pulang, dua kali ia kehilangan, Ray untuk selama nya, dan kini Rose, hidup Rio kembali sepi dan monoton setelah ini, menjalani keseharian nya sendirian.


Dia duduk sambil melamun, lalu menghela nafas lelah, sebelum memilih untuk tidur, melupakan rasa sesak di dada nya untuk sesaat, Rose tiba di rumah saat semua keluarga nya sudah tertidur, ia lalu menuju ke kamar Ray, dan mendapati sang mommy terjaga di sana.


"Mommy belum tidur?" Tanya Rose meletakan barang bawaan nya di lantai, lalu menghampiri sang ibu yang menatap nya sendu.

"Mommy merindukan Ray" gumam nya lirih.

"Rose juga momm, tapi Ray sudah tenang disana, dia sudah bahagia karena tak merasakan kesakitan lagi sekarang" hibur Rose sambil memeluk sang mommy.


Keesokan hari nya

Rio menyeduh susu, dan ia baru saja teringat, jika Rose tak akan datang lagi, ia lalu mengembalikan salah satu gelas nya ke rak, dan menyiapkan sarapan hanya untuk nya sendiri, sebelum berangkat ke cars wash.

Suasana di tempat kerja tak seperti dulu lagi, terasa sepi dan muram, efek kepergian Ray.

"Tak sampai sebulan Ray bersama kita, tapi aku sudah menyayangi nya seperti keluarga ku sendiri" gumam Jenno.

"Ya, suara teriakan nya saat mandi pun masih terngiang sampai sekarang di telinga ku" imbuh Jaehyun

"Aku tak punya saudara, tapi berkat Ray, aku jadi tahu rasanya memiliki seorang dongsaeng" ujar Sinb

"Senyum nya, polos dan lugu nya Ray, itu akan selalu aku rindukan" kata Seulgi, mereka membicarakan Ray tanpa sepengetahuan Rio yang tengah mencuci mobil milik Krystal.

"Aku rindu Rio yang ceria dan jahil" tiba-tiba Jisoo sang boss ikut bergabung dengan anak buah nya.

"Jenno, Jaehyun, ambil makan siang kalian" beritahu Jennie pada pegawai suami nya itu.

"Ne hyung"


Krystal pergi dengan mobil nya, Rio menyusul yang lain untuk makan siang bersama, dan Rio pun makan dalam diam, sampai beberapa saat kemudian, ia menyumpit sepotong telur gulung dan menoleh ke kiri hendak memberikan nya pada Ray atau Rose karena sudah menjadi kebiasaan nya, semua terkejut dan menatap penuh tanya pada Rio, yang juga mematung menyadari kelupaan nya, ia lalu kembali fokus pada lunch boxx nya, sambil menunduk dengan wajah menahan tangis, tatapan sahabat nya pun berubah iba dan sendu, Rio menelan makanan nya dengan susah payah, tenggorokan nya terasa sakit, dan Seulgi pun peka


"Minum lah dulu" ujar nya menyerahkan segelas air putih pada Rio.

Di kantor Im.

Rose pun juga hanya melamun, menatap keluar jendela ruangan nya, memikirkan Ray dan tentu saja Rio pun juga tak pergi dari ingatan nya.

Ceklek


"Sayang" suara sang mommy membuyarkan lamunan Rose.

"Momm" kaget nya langsung menoleh ke arah pintu.

"Mommy sudah mengetuk pintu dari tadi, tapi tak ada jawaban, dan itu membuat mommy khawatir" jelas Seo mommy yang tiba-tiba memasuki ruangan sang putri.

Seo mommy pun masuk, lalu duduk di sofa tamu, dan Rose pun menyusul nya.

"Mommy datang ingin bertanya pada mu, kapan kamu akan memberi pengertian pada daddy?" Tanya Seo mommy, Rose menatap sendu ke arah sang ibu.


"Rose belum tahu momm, seperti nya masih harus menunggu waktu yang tepat, karena daddy sudah tak seperti dulu lagi" lirih Rose.

"Mommy ingin berkenalan dengan Rio, kamu bisa membantu mommy bertemu dengan nya kan?"

"Tentu momm" jawab Rose, sang ibu memang sudah tahu, Rose telah mendapatkan bukti jika Ray bahagia dengan Rio, dan pemuda itu bukan lah orang jahat.

Di ruangan Yoong

Pria kurus itu duduk sambil menatap foto sang putra, dan mengusap-usap wajah nya.

"Sabar boy, hutang nyawa harus dibayar nyawa, daddy sendiri yang akan menghabisi nya nanti" gumam Yoong, ia seolah di butakan oleh dendam, yang justru malah membuat ia jadi semakin jauh dengan keluarga nya, mulai pisah ranjang dengan sang istri, d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sabar boy, hutang nyawa harus dibayar nyawa, daddy sendiri yang akan menghabisi nya nanti" gumam Yoong, ia seolah di butakan oleh dendam, yang justru malah membuat ia jadi semakin jauh dengan keluarga nya, mulai pisah ranjang dengan sang istri, dan mengabaikan sang putri.

Ia masih belum bisa menerima kepergian Ray, ia seperti menolak takdir, padahal jika Yoong mau berpikir dan mendengar apa kata dokter dengan kepala dingin tentang Ray, ia pasti akan mengerti dan hidup tanpa di bayang-bayangi rasa dendam.


Sore nya, Yoong mengendarai mobil nya menuju ke cars wash tempat Rio bekerja, dari kejauhan ia mengamati gerak gerik pemuda itu, dan mengawasi nya, Yoong bahkan mengikuti Rio sampai ke rumah nya, tanpa di ketahui oleh target nya.

"Tunggu saja anak muda, sebentar lagi aku akan mengirim mu ke neraka" batin Yoong tersenyum miring dan menatap tajam pada Rio yang tengah memarkirkan sepeda nya di teras rumah.


Baik Rose, atau pun sang mommy, tak ada yang tahu apa rencana Yoong untuk Rio, yang mereka tahu, Yoong memang memiliki dendam kesumat pada Rio, dan ingin membunuh pemuda itu, tapi dengan cara apa, dan bagaimana, serta sudah sejauh apa perencanaan nya, mereka masih belum tahu, sebab Yoong tak pernah bercerita, di meja makan saja, selesai makan dia akan langsung ke kamar, mengabaikan dua wanita nya, yang merasakan perubahan Yoong, tanpa berani untuk menegur nya, karena tahu, si rusa sangat temperamental.


Apakah Rose mampu menolong Rio dari rencana jahat sang ayah, atau Seo mommy akhir nya mampu meluruhkan dendam di hati suami nya? Tak ada yang tahu.






#TBC

R.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang