Yoong merenung di kantor nya, dia mengalami kerugian karena kurang nya perhatian Yoong pada perusahaan, ia terlalu sibuk memikirkan balas dendam nya, hingga lupa jika Yoong memiliki tanggung jawab besar tak hanya soal bisnis nya, tapi juga tentang anak tertua nya dan sang istri, ia lalu meraih ponsel nya dan mencoba menghubungi Seohyun, tapi gagal, sebab sang istri tengah dalam perjalanan menuju ke Australia bersama putri semata wayang mereka, Rose, menghubungi kantor Seohyun pun juga percuma, Yoong pun pulang ke rumah nya.
"Hyunie" panggil nya memasuki rumah, tak ada jawaban, ia pun ke kamar nya, kosong, Yoong hanya menemukan sebuah map diatas meja rias sang istri, ia pun membuka nya.
Bruk
Yoong jatuh terduduk di atas kasur nya, setelah membaca surat dalam map tadi yang ternyata berisi surat cerai.
"Hyunie" lirih nya sedih, disaat perusahaan nya mengalami collaps, sang istri yang di harapkan untuk bisa menjadi tempat nya mengadu, sudah pergi meninggalkan nya.
Sedangkan hari berikut nya, Rose dan sang mommy sudah menginjakan kaki nya di negeri kanguru, tanpa memberitahu sang kakek, Rose dan Seohyun pun menaiki taksi menuju ke rumah Changmin, sang ibu nampak gelisah dengan memainkan kedua tangan nya sendiri, bukan Rose yang grogi tapi justru sang ibu, sebab selama hampir dua puluh lima tahun ia tak pernah bertemu dengan sang ayah, Rose sendiri pikiran nya juga melayang ke Rio, ia penasaram tapi juga sedikit kesal.
Pemuda itu tengah mengendarai mobil nya, keluar dari pintu gerbang rumah Changmin, menuju ke kampus nya, bertepatan dengan mobil yang membawa Rose dan sang mommy memasuki gerbang.
"Ayo momm" ajakan Rose membuyarkan lamunan Seohyun, ada guratan rasa takut yang terlihat jelas di wajah nya.
"Jangan takut, harabeoji pasti memaafkan mommy" Rose menggenggam tangan kanan sang ibu, mereka pun turun, sedangkan sang supir taksi membantu menurunkan koper mereka, Changmin sudah bersiap bersama Sungjae, setelah sarapan, sambil berdiri merapikan jas nya, sebelum berangkat ke kantor.
"Appa" panggil Seohyun, sang ayah menelan ludah, terkejut dengan kedatangan anak dan cucu nya, Seohyun berdiri dengan canggung.
Seohyun melangkah pelan menuju sang ayah, dengan mata berkaca-kaca, ia berdiri di hadapan Changmin, menatap penuh penyesalan dan kerinduan pada sosok sang ayah."Maafkan Hyunie, appa" lirih nya, Changmin membuang tatapan nya ke segala arah, mata nya berkedip cepat, menunjukan kegelisahan, ia ingin marah karena sakit hati, tapi orang tua mana yang sanggup marah begitu lama pada putri semata wayang yang telah menorehkan luka, tak hanya tentang pelarian nya, Changmin juga kecewa sebab belum sempat bertemu dengan Ray, tapi anak itu sudah lebih dahulu pergi, Seohyun menunduk, sang ayah mendiamkan nya, tapi tak lama kemudian, Changmin langsung memeluk nya, ia gagal menahan tangis nya, bagaikan anak kecil, pria tua terisak sambil memeluk putri nya, Rose ikut menangis melihat pemandangan di depan nya itu.
"Kenapa tak menghubungi appa?"
"Hyunie takut appa marah"
"Kamu putri ku, mana mungkin appa akan marah" suara Changmin terdengar gemetar karena tangis.
"Maafkan Hyunie, appa" ulang nya karena tak sanggup berkata-kata lagi.
"Appa sudah memaafkan mu" balas Changmin memeluk hangat sang putri, ia juga memberi kode pada sang cucu agar ikut mendekat dan berpelukan bersama, pertama kali Rose berremu sang kakek adalah saat ia lulus senior high school dan melanjutkan kuliah nya disana tanpa di dampingi orang tua nya, dan hanya tinggal dengan Changmin sang kakek.
Seohyun dan Changmin nampak sedang berbincang melepas rindu antara ayah dan anak, sedangkan Rose, ia terlihat celingukan mencari keberadaan Rio di rumah sang kakek, Changmin pun paham akan hal itu.
"Rio baru saja berangkat ke kampus, kalian mungkin berpapasan tadi" beritahu Changmin, Rose tersenyum malu, karena rupa nya sang kakek paham.
"Istirahatlah dulu, nanti siang biar diantar Sungjae ke kampus"
"Ya harabeoji" Rose naik ke lantai atas bersama Martha dan Sungjae untuk membawa koper mereka.
Beberapa jam kemudian
Rose keluar dari kamar nya, ia tak sabar untuk bertemu dengan Rio tentu nya, dengan diantar oleh Sungjae, sedangkan Changmin, dia sibuk di dapur membuatkan masakan untuk sang putri, hal yang paling dia rindukan selama ini.
"Oppa, apakah Rio oppa memiliki teman wanita disini?" Selidik Rose selama dalam perjalanan ke kampus.
"Tidak nona, tuan muda hanya mempunyai satu teman nama nya Lucas, tapi mereka tidak terlalu dekat" jawab Sungjae jujur.
"Yang beberapa hari lalu makan siang dengan oppa?" Rose tak percaya.
"Krystal noona? Itu cucu tuan Jung, yang kebetulan adalah pelanggan tuan muda saat masih di Korea kata nya" penjelasan Sungjae malah membuat Rose makin was-was.
Sedangkan di rumah Changmin, dia sedang makan siang hasil masakan nya bersama Seohyun sang putri.
"Rasa nya tidak berubah, tetap enak seperti biasa nya" puji Seohyun pada masakan sang ayah.
"Terima kasih sayang, habiskan kalau begitu" obrolan terus berlanjut samapi ke permasalahn Yoong, Changmin menatap sang putri, dan dari raut wajah Seohyun, terlihat jika ia memang masih sangat mencintai suami nya itu.
"Dan mengenai Rio dengan Rose, aku ingin menikahkan mereka" ide Changmin.
"Tapi appa. . ."
"Rio adalah anak yang baik, aku tahu seperti apa dia" alasan Changmin ingin menikahkan Rose dan Rio.
"Justru dengan begini, Yoong akan berpikir dua kali jika ia ingin membunuh Rio, sebab dia adalah menantu nya, apa dia tega merebut kebahagiaan putri nya? Aku melihat Rose telah jatuh cinta pada Rio"
"Dari mana appa tahu?"
"Kamu pikir dia datang kemari karena apa?" Tanya Changmin.
"Karena Rose memilih untuk ikut aku appa" jawab Seohyun percaya diri, Changmin tertawa.
"Dia datang karena Rio, seperti nya Rose cemburu saat aku mengirimi nya foto Rio dengan Krystal, cucu nya Yunho hyung" kekeh Changmin, Seohyun terbelalak kaget, dengan tingkah sang putri.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah