Ray berubah menjadi bocah yang bersemangat sekarang, dia tak lagi protes dengan apa yang disuapkan sang mommy ke dalam mulut nya, karena dengan begitu, sang mommy akan lebih cepat berangkat ke kantor nya, dan Ray sendiri bisa cepat-cepat pergi ke cars wash, tempat teman-teman baru nya bekerja, Yoong dan Seo pun senang melihat perubahan sang putra yang sangat bersemangat untuk sembuh.
"Hey Ray" sapa para pria dewasa itu sambil berhigh five, menyambut kedatangan sang bocah setiap pagi.
"Morning boy" sapa Rio beradu tinju dengan kepalan tangan mungil Ray sebagai salam perjumpaan atau perpisahan setiap sang bocah baru datang atau bersiap untuk pergi, Ray sudah sangat akrab dengan semua yang bekerja di tempat Jisoo.
"Ray" panggil Jisoo
"Yess hyung" bocah itu memasuki ruang kerja Jisoo.
"Ini, bagi kan dengan hyung mu ne" Jisoo menyodorkan sekotak roti pada bocah yang memakai overall, topi baseball, dan handuk kecil yang melingkar di bahu nya, seperti cara berpakaian para hyung nya di situ.
"Gumawo hyung" bocah itu membawa rotinya berlari kecil keluar, dan meletak kan nya diteras tempat biasa para pekerja Jisoo beristirahat, dan Rio, Seulgi, Sinb, Jenno dan Jaehyun pun duduk di depan teras, mulai mengambil roti bagian mereka, dengan sigap, Ray mengambilkan air minum untuk semua hyung nya, lalu ikut duduk di samping Rio, sambil memakan roti nya juga.
Bremm. . . Brem. . .
Sebuah mobil masuk saat mereka semua sedang beristirahat.
"Astaga, tidak tahu kah dia ini sedang jam istirahat" keluh Jenno langsung menjatuhkan tubuh lemasnya diatas lantai yang mereka duduki.
"Aku menyerah hyung" Jaehyun ikut menjatuhkan tubuh nya.
"Aku juga malas" Sinb berdiri menuju ke toilet.
"Kamu saja" Seulgi mendorong punggung Rio, akhir nya dia mengalah, berdiri menyambut mobil yang baru datang.
Rio tertegun, menatap gadis yang baru turun dari mobil nya itu, jantung nya terasa berhenti sejenak, mengagumi gadis tercantik yang baru kali ini ditemui nya.
"Oh God, apa dia adalah salah satu bidadariMu" batin Rio kagum, tak berkedip menatap gadis itu yang menghampiri nya dan menyerahkan kunci mobil miliknya pada Rio kemudian berlalu begitu saja menuju kedai kopi, sambil menunggu mobil nya selesai di cuci.
Seulgi, Jenno, dan Jaehyun pun bangkit, terburu-buru hendak merebut kunci ditangan Rio, begitu mereka tahu sang pemilik mobil adalah seorang gadis cantik, tapi Rio tak kalah cepat, langsung menghindar dari ketiga teman nya itu.
"Dia milik ku" klaim nya, sambil masuk ke dalam mobil dan memarkirkan di tempat khusus untuk dia cuci.
Hampir sejam, dan keempat pria lain nya kembali duduk diteras dengan tatapan iri pada Rio yang sibuk mengeringkan mobil pelanggan baru nya yang seperti bidadari.
Merasa sudah selesai, Rose pun membayar nya ke kasir, setelah itu dia berjalan menghampiri Rio, meminta kunci mobil nya, dan menyerahkan uang tips atas pelayanan Rio yang menurut nya memuaskan.
"Terima kasih" ucap Rose, membuat tubuh Rio gemetar hebat hanya karena mendengar suara lembut nya saja, gadis itu sedikit tersenyum, dan Rio sendiri masih mematung ditempatnya berdiri, menatap kepergian mobil sang gadis.
"Jangan mimpi" jahil Seulgi meraup wajah Rio dengan tangan basah nya, membuat yang lain terbahak-bahak, termasuk Ray yang baru ikut bergabung setelah mengambil air putih digelas kertas dari dalam basecamp.
Sore nya, Ray tidak pulang, dia hanya duduk memperhatikan para hyung nya yang selesai mandi dan berganti baju, sambil tersenyum lucu.
"Kamu tidak pulang boy?" Tanya Rio, bocah itu menggeleng.
"Di mana rumah mu, hyung antar?" Tanya Rio lagi, bocah itu kembali menggeleng.
"Kamu tidak punya rumah?" Rio mulai menjadi sangat penasaran pada bocah itu, yang lagi-lagi hanya menggeleng, Rio pun berdiskusi dengan yang lain, membentuk lingkaran, dan saling berbisik, Ray terkikik lucu dengan tingkah para hyung nya.
"Baiklah, kami sepakat untuk menampungmu disini, kamu akan tidur sendirian di basecamp ini, berani kan?" Tanya Rio, dan Ray mengangguk cepat saking senang nya.
"Dan jangan buka kan pintu untuk siapa pun yang tidak kamu kenal, mengerti?" Pesan Rio, dan Ray mengangguk paham.
"Baiklah, kamu kami tinggal, hati-hati ne" pesan Rio bertos ria dengan Ray, disusul Jenno, Jaehyun, Seulgi dan Sinb, kelima pria itu segera mengambil sepeda masing-masing dan pulang bersama seperti biasa nya.
Sementara di rumah Im Yoong, seluruh penghuni rumah itu panik, hari sudah gelap, tapi Ray tak berada di rumah, seluruh bagian dari mansion Im sudah diperiksa, tapi nihil, tak ada yang tahu keberadaan sang bocah.
"Tenanglah, Ray pasti sebentar lagi pulang" hibur Yoong memeluk erat istri dan putri sulung nya dikedua lengan nya, kedua wanita itu menangis cemas, mengingat si kecil belum pernah keluar rumah sendirian, obat dan vitamin nya belum dia minum sedari siang, seluruh bodyguard sudah Yoong kerahkan untuk mencari keberadaan sang putra bungsu.
Dan malam pun tiba, Rio gelisah, memikirkan Ray, yang dia tinggal di basecamp sendiri, dia khawatir, akan terjadi sesuatu pada bocah itu, Rio terus berganti posisi tidur, matanya enggan terpejam memikirkan bocah itu.
Rio menyerah, dia mengambil jaket nya, lalu mengayuh sepeda nya menuju ke tempat dia bekerja, tak sampai 10 menit, dengan nafas tersengal, Rio melompat turun dari sepedanya dan berlari mengetuk pintu basecamp.
Dor. . . Dor. . . Dor. . .
Bukan mengetuk, menggedor lebih tepat nya, dan. . .
Sret
Ray mengintip keluar dari balik pintu kaca basecamp
Bocah itu tersenyum menatap Rio yang menghela nafas lega setelah mengetahui jika Ray baik-baik saja."Buka" perintah Rio, dan Ray pun memutar kunci pintu nya.
Ceklek
Rio langsung memeluk bocah murah senyum itu.
"Kamu tinggal di rumah hyung saja ya" bisik Rio.
"Ne hyung" jawab nya senang
Dan malam itu, Rio membawa Ray pulang ke rumah nya dengan membonceng sepeda Rio, dia terus tersenyum mencengkeram erat pinggang kanan dan kiri Rio dengan tangan mungil nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah