11. Ramen

889 155 19
                                    

Rose, gadis cantik nan anggun, yang terbiasa hidup enak dengan segala fasilitas mewah nya itu, kini sedang menikmati hari-hari nya menjalani kehidupan yang serba biasa saja, bisa dibilang untuk ukuran Rose itu serba kekurangan, tapi ada kepuasan dan kesenangan tersendiri yang dia rasakan di hati nya, terutama dengan ada nya sosok Rio yang selalu disisi nya yang selalu memastikan dia bisa makan tiga kali sehari, Rose merasa aman dan nyaman di dekat Rio, begitu juga dengan para sahabatnya, yang sungkan dan tak berani macam-macam dengan Rose meski dia adalah wanita satu-satu nya.




Semua pria keluar dari basecamp, dan membiarkan Rose membersihkan diri di kamar mandi dalam, mereka memutuskan keluar untuk memberi ruang dan kenyaman bagi Rose tanpa di minta, dan setelah selesai, dengan wajah segar nya, gadis itu keluar dan menghampiri para pria, bersiap untuk pulang.

Semua pria keluar dari basecamp, dan membiarkan Rose membersihkan diri di kamar mandi dalam, mereka memutuskan keluar untuk memberi ruang dan kenyaman bagi Rose tanpa di minta, dan setelah selesai, dengan wajah segar nya, gadis itu keluar dan meng...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Kita akan kemana?" Tanya Rose karena Rio dan kawan-kawan melewati gang masuk ke rumah mereka.




"Makan malam dulu" jawab Rio sambil mengayuh sepeda nya, Rose mengangguk paham, sampai mereka berhenti disebuah kedai ramen langganan yang berada di dekat pasar malam.



Rose begitu bersemangat memasuki kedai sederhana yang belum pernah dia kunjungi sebelum nya, Rio duduk di samping sang gadis, lalu memesankan ramen untuk mereka berdua, yang lain memesan sendiri-sendiri.





"Woah" girang Rose menatap semangkok ramen yang masih mengebul hangat, tersaji dihadapan nya, dia tak sabar untuk segera menikmati makanan nya.

"Woah" girang Rose menatap semangkok ramen yang masih mengebul hangat, tersaji dihadapan nya, dia tak sabar untuk segera menikmati makanan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ssllùrrppp. . ." Rose mulai menyeruput kuah hangat ramen nya, Rio tersenyum menatap sang gadis, tapi senyum nya berlahan pudar, mengingat Ray.





Flashback



Hap


Ray melompat turun dari sepeda Rio, ketika mereka sudah sampai di kedai ramen langganan.



"Woah, ramen" Ray menatap takjub kedai penjual makanan yang seumur-umur belum pernah Ray nikmati itu, sang bocah berlari masuk mendahului para hyung nya.




"Kita duduk disini hyung" panggilnya pada Rio, pemuda itu terkekeh dan mendekati sang bocah.



"Cepat hyung, pesankan juga untuk Ray, perutku sudah lapar" pinta sang bocah tak sabar.




"Hhhmmm. . . Wangi nya enak sekali" gumam Ray mencium aroma kuah ramen dihadapan nya.




"Habiskan ne" pesan Rio, dan bocah itu langsung menyeruput kuah nya dan menikmati mie nya dengan cepat.



"Hyung, Ray boleh minta satu mangkok lagi" pinta nya polos, Rio mengangguk, dan mereka pun harus menunggu Ray menyelesaikan dua mangkok ramen nya dulu, sebelum pulang, semua terkekeh dengan tingkah Ray yang baru pertama kali nya makan ramen.



Selesai makan, bocah itu mengusap-usap perutnya yang kekenyangan.





"Rasanya aku masih ingin satu mangkok lagi hyung, tapi perutku sudah tak muat" ujar Ray, para pria dewasa itu pun terbahak.



"Besok kita kesini lagi" balas Rio





"Janji ya hyung?" Semangat Ray.




"Iya janji, ayo kita pulang" ajak Rio.




"Aku tak sanggup berjalan hyung" melas nya, Rio pun menggendong Ray menuju ke sepeda yang akan membawa mereka pulang, dan bocah itu pun tertidur dengan bersandar dipunggung Rio.






Flashback end









Rio memberikan setengah potong telur rebus nya pada Rose, gadis itu pun menoleh bingung penuh tanya dengan perbuatan Rio.






"Ray sangat menyukai telur, dia pasti akan meminta setengah milik ku, meski dia sudah memakan dua butir telur dari dua mangkok ramen yang dia nikmati" ujar Rio menjawab kebingungan Rose.





"Ray sanggup menghabiskan dua mangkok ramen?" Kaget nya tak percaya, Rio mengangguk.





"Itulah kenapa aku dulu tak berpikir jika Ray sebenarnya adalah anak orang berada, karena apa pun yang ku berikan pada nya, dia selalu menikmati dan memakan nya dengan ekspresi seolah saat itu adalah untuk pertama kali nya dia bertemu dengan menu itu" jelas Rio, Rose menunduk, membenarkan ucapan Rio.






"Dan itu tak sepenuhnya salah, Ray selalu makan sayur, telur dan daging yang serba organik dan dimasak tanpa bumbu apa pun, mommy sangat menjaga asupan yang masuk ke tubuh Ray, kalau pun ada garam, itu hanya untuk sedikit perasa agar tak benar-benar hambar saja, Ray tak boleh berlari, Ray tak boleh mandi dengan menyiramkan air ke tubuh nya, semua serba terbatas untuk nya, demi kesehatan Ray sendiri" jelas Rose





"Dan begitu dia menemukan kebebasan nya, Ray menjadi seperti narapidana yang baru keluar dari tahanan, mungkin ini juga yang menjadi alasan bagi Ray untuk tetap tinggal dan tak ingin pulang" lanjut Rose sendu.



"Makan lah, sebelum ramen mu dingin" Rio mengingatkan untuk mengalihkan perhatian Rose yang kembali mengingat sang dongsaeng.



Lalu mereka pun pulang, dan seperti hal nya Ray, Rose pun juga sama, begitu kenyang, akan mulai mengantuk, gadis itu tanpa sungkan bersandar pada punggung Rio dan mulai tertidur.




Dan di tengah malam, Rose terhenyak, dia merasa tertidur di tempat asing, sementara Rio, dia duduk disebelah Rose berbaring menatap kotak kardus berisi baju-baju milik Ray dulu.



"Sudah bangun?" Tanya Rio tanpa menoleh, Rose pun merasa canggung.





"Dulu, Ray lah yang tidur di sisi yang kamu tempati sekarang" ujar Rio sambil berdiri.




"Tapi, semenjak dia pergi, aku tak berani menempati kamar ini lagi, karena aku takut dengan kesunyian dan kesepian yang aku rasakan tanpa Ray" lanjutnya lalu berjalan keluar dari kamar, Rose termenung, karena sesungguhnya, dia pun merasakan hal yang sama dengan Rio sekarang, sepi tanpa Ray.






"Aku pulang ya" pamit Rose malam itu, dia memang tak berencana menginap dirumah Rio, karena dia perempuan dan Rio laki-laki yang sama-sama sudah dewasa.




Rio mengantar kepulangan sang gadis sampai dihalaman rumah nya, sebenar nya dia tak tega membiarkan Rose pulang, tapi menginap pun juga tak mungkin, karena pasti bakal tercipta kecanggungan diantara kedua nya.






#TBC

R.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang