Rio kembali mengayuh sepeda nya, menuju ke tempat dia bekerja, seperti biasa, sesampai disana, seorang gadis dingin, salah satu pelanggan setia cars wash milik Jisoo sudah menunggu di kedai milik sang boss, Seulgi, Sinb, Jaehyun dan Jenno menatap mengejek pada Rio.
"Pelangganmu sudah menunggumu dari tadi" cibir Seulgi bercanda, dengan dagu menunjuk pada gadis yang sedang duduk sendirian di teras kedai, dan gadis itu menoleh menatap Rio karena merasa mendengar suara pria yang dicari nya itu.
Rio pun menghampirinya.
"Kunci nya" pinta Rio, wanita itu pun segera menyerahkan kunci nya, Rio pun mulai mencuci mobil gadis itu, sendirian, karena dia memang hanya mengijinkan Rio seoranglah yang mencuci mobil nya, tak mau dengan yang lain.
"Cuci yang bersih" ejek Sinb
"Gosok terus sampai mengkilat" sindir Seulgi
"Hati-hati Rio, jangan ada yang terlewat, atau kita semua akan dibekukan oleh tatapan nya" timpal Jenno terkekeh, di susul gelak tawa yang lain, Rio yang juga usil pun membalas nya, dengan menyemprotkan air ke tempat para sahabat nya itu duduk dan terus mengoceh mengejeknya itu, mereka pun lari kocar-kacir menghindar, Rio terbahak-bahak berhasil membalas mereka.
Sementara di depan pintu gerbang area cars wash, nampak seorang bocah tersenyum menyaksikan Rio yang sedang bercanda dengan teman-teman nya itu, Rio memutar tubuh nya, dan
Deg
Tatapan nya bertemu dengan bocah itu, yang masih tersenyum lebar ke arah nya.
Rio membalas senyuman bocah itu.
"Sudah?" Krystal, gadis dingin itu menghampiri Rio untuk bertanya perihal mobil nya, Rio mengangguk, dia kembali menoleh ke arah sang bocah, tapi dia sudah tak berdiri lagi disana.
"Kemana anak itu?" Batin Rio celingukan mencari keberadaan sang bocah, tapi nihil, anak itu seolah menghilang ditelan bumi.
Dan Ray berjalan pulang menuju ke rumah nya dengan menaiki mobil yang tadi berhenti di mini market sebelah cucian mobil milik Jisoo.
Rio menggedikan kedua bahunya acuh, kemudian melanjutkan lagi pekerjaan nya.
Sampai suatu hari, kejadian yang sama terulang, tapi, kali ini, sang bocah memberanikan diri untuk mendekati Rio terlebih dahulu, duduk berjongkok disamping Rio yang sedang menyikat ban mobil yang sedang di cuci nya itu, sang bocah tersenyum menatap Rio, pemuda itu pun memasang wajah cuek nya.
"Minggirlah, nanti kamu basah" beritahu nya acuh, bocah itu pun menurut, dia berdiri dan sedikit memundurkan langkah kaki nya, lalu pergi lagi, dan Rio tak ambil pusing dengan ulah sang bocah.
Dan di suatu malam, Ray terbangun, hendak buang air kecil, tapi dia tak bisa tidur kembali, akhirnya dia berjalan menuju ke kamar orang tua nya, hendak meminta sang mommy untuk menidurkan nya, tangan mungil bocah itu memutar knop pintu kamar orang tua nya, tapi yang dia dapati sang mommy sedang menangis sesenggukan dipelukan sang daddy, merasa sedih mendengar kata-kata sang mommy, Ray pun kembali ke kamar nya, berbaring sendiri, berusaha memejamkan kedua mata nya.
Setelah sang noona berangkat kerja, mommy dan daddy nya juga ke kantor, Ray keluar dari kamar nya, tanpa pamit, dia berjalan sendirian menuju ke tempat Rio bekerja, yang berjarak sekitar satu km, dengan peluh bercucuran, dia tiba-tiba duduk di teras basecame cucian, bersandar pada pilar memperhatikan Rio yang sedang mencuci.
Tak lama Rio pun menyusul nya, karena bagian nya sudah selesai, dia mengedarkan pandangan nya mencari siapa pun yang mungkin menemani sang bocah, tapi tak ada.
"Siapa nama mu?" Tanya Rio.
"Ray" jawab bocah itu polos, mendongak menatap Rio, matanya terus mengekor kemana pun Rio bergerak.
"Kamu dengan siapa kesini?" Tanya lagi.
"Sendiri" jawab nya lagi.
"Kemana orang tua mu?" Tanya Rio lagi, bocah itu menggeleng tak tahu.
"Haus?" Tanya Rio lagi, bocah itu mengangguk cepat.
"Ayo masuk" ajak Rio membawa bocah itu masuk ke basecamp, mengambilkan gelas kertas, dan air galon, lalu menyodorkan nya pada bocah yang sedang duduk di sofa panjang yang sudah lusuh.
"Nama ku Rio" ucap pria dewasa itu tanpa menunggu untuk ditanya.
"Rio" Ucap sang bocah tersenyum mengulang-ulang nama pria yang lebih dewasa dari nya itu.
"Kita memiliki huruf depan yang sama-sama R, hyung" senyum nya.
Tiba-tiba Jenno masuk ke dalam basecamp, dia terkejut mendapati ada anak laki-laki disana.
"Siapa itu, Rio?" Tanya nya penasaran, sambil berjalan ke sudut ruangan.
"Nama nya Ray" jawab Rio.
"Hey hyung" bocah itu melambaikan tangan nya menyapa Jenno.
"Oh, hay boy, aku Jenno hyung, ayo ikut main bola" ajak Jenno, bocah itu menoleh pada Rio seolah bertanya "hyung ikut tidak?".
"Ayok" Rio menggiring Ray keluar untuk diajak nya bermain bola, dia seteam dengan Jenno dan Rio, melawan Seulgi, Sinb dan Jaehyun.
"Ray, jaga gawang ne" tunjuk Rio, jika mereka sedang tidak ada pekerjaan, memang akan di isi dengan permainan-permainan seperti ini agar tidak bosan.
"Siap hyung" semangat nya
Dug
Bola sepakan Jaehyun tepat mengenai perut bocah itu sampai meringis kesakitan, dengan kedua tangan nya masih memeluk bola agar tak masuk gawang.
"Ray" cemas para pria dewasa, Jaehyun berlari cepat khawatir.
"Im ok hyung, Im ok" jawab nya kemudian berusaha berdiri, sambil tersenyum menahan sakit, Rio menghela nafas lega, melihat bocah itu baik-baik saja.
"Ganti posisi, Jenno jaga gawang, interuksi Rio" dan Jenno pun mundur, Rio menggiring bola.
"Ray, maju" teriak Rio memberi nya umpan tarik, Sinb mati langkah, Seulgi yang menjaga gawang, pura-pura menjatuhkan diri agar bocah itu bisa mencetak skor.
"Goal" teriak Ray mengangkat kedua tangan nya dan berlari ke arah Rio untuk melakukan selebrasi, yang langsung mengajaknya berhigh five dengan Jenno juga, begitu tiba waktu nya makan siang, mereka mengakhiri permainan, lalu duduk diteras basecame dengan nafas kembang kempis, Jaehyun mengambilkan air minum untuk para hyung nya.
Dan Ray, bocah itu terus tersenyum sambil menatap wajah pria dewasa itu satu per satu, menghafalkan nama dan wajah mereka, dia kelelahan tentu saja, tapi dia bahagia bisa bermain dengan hyung baru nya, dan semenjak itu, dia rajin mendatangi cars wash, dan menjadi akrab dengan para pegawai nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah