8. Rencana Seo Mommy

1K 179 17
                                    

Seo membawa sang putri duduk diatas kasur nya, untuk mendengar setiap kalimat yang ia tuturkan pada gadis yang sekarang menjadi anak satu-satunya di keluarga Im.

"Kamu tahu kan sayang, daddy menaruh dendam pada Rio, yang telah mengasuh Ray selama ini, mommy takut, suatu saat daddy mu benar-benar akan melampiaskan nya dan mencelakai Rio" sang putri mengangguk cemas, mengerti dengan penuturan sang mommy.


"Kita tahu cerita yang sebenar nya, tapi daddy mu. . . " Seo menghentikan ucapan nya sejenak.


"Datangi dia, cari bukti yang bisa meluluhkan dendam di hati nya, karena mungkin hanya dengan cara ini kita bisa menyelamatkan Rio, menyelamatkan daddy mu dari penyesalan andai dia benar-benar membalas dendam nanti, menyelamatkan keutuhan pernikahan daddy dan mommy juga" lanjut Seo lirih, sedih, memikirkan kehidupan nya pasca meninggalnya Ray.

"Mommy tidak memaksa, kamu bisa menolaknya jika memang keberatan, karena ini memang tak mudah, kalian berdua tidak saling mengenal soal nya" paham Seo.

Seo menghela nafas, sang putri sendiri tersenyum kecut, ragu untuk menjalankan rencana sang mommy atau tidak, karena dia merasa canggung belum pernah berinteraksi dengan lawan jenis, tapi membayangkan betapa hancur nya pria bernama Rio itu kala ditinggal Ray, dia juga jadi tak ingin, sang daddy membunuh nya.

"Dia bekerja di cars wash" ucap Seo sebelum menutup pintu kamar sang putri, dan kembali ke kamar Ray, yaa, semenjak Yoong begitu terobsesi untuk membalas dendam pada Rio dan berakhir dengan sang suami yang menjadi pemabuk, Seo lebih memilih untuk tidur di kamar putra nya itu.

  

Putri Im tak bisa tidur, dia terus memikirkan kata-kata sang mommy, juga sang dongsaeng tentang Rio yang menyukai nya, dan Rio yang mudah disukai, reaksi Ray saat bertemu untuk terakhir kali nya dengan Rio pun masih terlintas jelas di ingatan nya.

Dua minggu setelah kematian Ray, sang putri Im akhirnya menyetujui rencana sang mommy, dia mendatangi cars wash milik Jisoo.

Bremm. . . Bremm. . .

Gadis itu memarkirkan mobil nya ditepi jalan, karena dia datang untuk mencari Rio, bukan untuk mencucikan mobil nya.

"Permisi" ucap nya pada Jenno yang sedang mengeringkan mobil milik pelanggan nya.



"Oh, ya noona, ada yang bisa saya bantu?" Jawab Jenno ramah, membungkuk sopan pada sang gadis.

"Bukan kah noona yang di rumah sakit dan pemakaman Ray waktu itu?" Kaget Jenno yang teringat dengan wajah cantik putri Im.


"Iya, Ray adalah dongsaeng saya" balas nya.


"Noona, maafkan saya" sungkan Jenno tak enak begitu tahu siapa gadis cantik di hadapan nya itu.



"Saya mengerti, Ray sudah menceritakan semua nya pada saya, terima kasih sudah menjaga Ray selama ini" tutur sang gadis membungkuk pada Jenno juga.


"Oiya, saya kesini untuk mencari oppa yang bernama Rio" tutur sang gadis mengutarakan niat nya, Jenno menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.



"Rio hyung belum masuk bekerja, semenjak Ray meninggal noona" jawab Jenno murung, sang gadis pun memasang wajah sedih nya, mendengar jawaban dari teman Ray semasa hidup dulu.





"Kalau begitu, bisa tolong tunjukan dimana rumah Rio oppa?" Tanya nya lagi.

"Kemarilah noona" Jenno berjalan keluar area cucian.




"Noona belok kiri di gang itu, rumah nya 300 meter dari gang itu, lurus, rumah kecil dengan cat putih di kanan jalan" beritahu Jenno menunjuk gang didekat tempat dia bekerja itu.




R.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang