"Suster, ada apa dengan oppa?" Tanya Rose cemas pada salah satu suster yang hendak memasuki ruang ICU
"Tuan Rio sudah sadar, tapi ia mengalami mendarahan karena tersedak" jelas sang perawat.
"Saya permisi dulu" pamit nya, Rose kembali menunggu dengan gelisah, Rio mendapatkan perawatan di dalam sana, karena gumpalan darah di area pernafasan nya membuat ia tersedak, dan luka tusuk nya ikut berimbas, hingga darah kembali keluar dari mulut dan perut nya, setelah mendapat perawatan, Rio akhir nya di pindahkan ke ruang perawatan, atas persetujuan Rose, ia di bawa ke ruang vip.
Rio tertidur pulas setelah mendapatkan suntikan pereda nyeri dan obat penenang, karena ia terus meronta kesakitan, Rose duduk di sofa samping ranjang tempat Rio terlelap, ia melamun menatap wajah lebam pemuda itu, bekas pukulan Yoong daddy, ia lalu berdiri, mendekat dan mulai menyentuh luka di wajah Rio, membelai nya berlahan.
"Ini pasti sangat sakit, maafkan atas perbuatan daddy pada oppa" lirih Rose penuh sesal.
Rose kemudian melanjutkan tidur nya di atas sofa tanpa selimut, karena ia tak membawa jaket atau barang lain nya
Dan saat matahari mulai terbit, ia pun terusik dengan ponsel nya yang terus bergetar, rupa nya sang mommy menelpon Rose, karena tak menemukan dimana keberadaan diri nya dan Rio, Rose pun memberitahu sang mommy, dan . . .
Tok. . . Tok. . .
Ceklek
Seo mommy pun membuka pintu, sambil membawa makanan untuk sang putri.
"Momm" sapa nya.
"Hey, apa dia sudah melewati masa kritis nya?" Balas sang mommy, Rose mengangguk.
"Ini sarapan mu" sang mommy menyodorkan peper bag pada sang putri.
Dreeett. . . Dreettt. . .
Ponsel milik Rio terus bergetar diatas nakas samping bangsal, Rose melirik layar ponsel milik Rio.
"Jisoo" gumam Rose membaca nama kontak yang tertera.
"H-hallo"
"Hallo, ini ponsel Rio kan?"
"Ya oppa"
"Ini siapa?"
"Aku Rose, Rio oppa di rumah sakit sekarang"
"APA? bagaimana bisa? Apa yang terjadi?"
"Akan aku jelaskan saat oppa sudah disini nanti"
"Ah pantas saja perasaan ku tak enak tentang Rio, di rumah sakit mana?"
Sambungan telpon pun terputus, Jisoo terkejut mendengar kabar Rio berada di rumah sakit, padahal, kemarin, terakhir bertemu dia masih baik-baik saja, ia lalu menghubungi yang lain untuk ia ajak ke rumah sakit.
Dengan mobil milik Jisoo, Jaehyun, Jenno, Sinb dan Seulgi pun pergi ke rumah sakit.
Setiba di sana, mereka lalu bertanya pada petugas resepsionist, Jisoo berjalan paling depan, nenuju ke ruang perawatan Rio.
Tok tok
Ceklek
"Nyonya" sapa Jisoo pada Seohyun yang membuka kan pintu untuk sahabat nya Rio
"Masuk lah, Rio masih tidur" ucap nya.
"Terima kasih nyonya" Jisoo mengajak yang lain untuk masuk, mereka duduk di sofa, berhadapan dengan Rose dan sang mommy.
"Aku Seohyun, mommy nya Ray dan Rose"
"Saya Jisoo, dan ini Seulgi, Sinb, Jenno dan Jaehyun, mereka teman-teman nya Rio, nyonya" Jisoo memperkenalkan anak buah nya.
"Terima kasih kalian sudah merawat dan mengasuh Ray" ucap Seohyun lagi.
"Ray adalah anak yang ceria, sopan dan baik, dan kami menyayangi nya" balas Jisoo.
"Ya, tapi aku juga ingin minta maaf atas apa yang terjadi pada sahabat kalian, Rio" Seohyun kemudian menceritakan apa yang menimpa Rio.
"Kami mengerti nyonya, ini bukan salah anda" Jisoo mewakili anak buah nya.
"Maaf nyonya, sebaik nya anda dan nona Rose pulang saja, malam ini biar kami yang jaga Rio" intrupsi Sinb, Rose dan sang mommy pun saling bertatapan bingung.
"Apa tidak merepotkan kalian?" Sungkan Seohyun, sebab Rio terluka karena ulah suami nya.
"Rio sudah bagaikan keluarga bagi kami, jadi, biarkan kami ikut menjaga nya" pinta Sinb.
"Baiklah, aku setuju, kalian bisa datang sepulang dari bekerja" jawab Rose, keempat pemuda itu tentu senang dengan jawaban Rose, dan malam itu, ia bersama sang mommy pun pulang, setiba di kediaman keluarga Im, Yoong nampak mengganti-ganti saluran tv, mencari berita sambil berkacak pinggang, sampai tak sadar jika anak dan istri nya telah tiba dirumah.
"Apa dia tidak mati? Kenapa tidak ada di acara berita?" Gumam Yoong bertanya, perihal kabar kematian Rio, Rose dan sang mommy pun masuk ke kamar Ray.
"Ternyata daddy mu masih mengincar Rio, Rose" ucap sang mommy, sedangkan sang putri jadi gelisah.
"Kita harus menyiapkan rencana yang lain" ide Rose.
"Iya, tapi apa?" Seo pun ikut bingung dan cemas, ia tentu tak ingin sang suami menjadi pembunuh hanya karena kesalahpahaman semata.
"Rose pikirkan dulu momm" balas nya.
Pagi pun datang, Rose ke rumah sakit sambil membawa sarapan untuk para sahabat Rio.
"Kalian pulang lah, sekarang giliran aku yang menjaga nya" ujar Rose setelah mereka selesai makan, gadis itu duduk sambil mengamati wajah damai Rio yang belum bangun.
"Dia tampan sekali" batin Rose, ia mengagumi Rio bukan tanpa alasan, tak hanya wajah nya yang rupawan, tapi Rio juga memiliki otot tubuh yang bagus, dan Rose pernah melihat nya.
"Benar kata mu Ray, kamu adalah sosok yang mudah di sukai, karena sifat ramah mu, yang hangat, dan perhatian" batin Rose lagi, sebab selama dua minggu ia ikut Rio, dia merasa menjadi prioritas bagi pemuda itu, yang begitu terlihat menjaga dan menghormati nya, dari sikap Rio, pemuda itu meski dekat dengan Rose, tapi dia tetap menjaga sopan santun nya.
Rio tiba-tiba membuka kedua matanya, membuat Rose tersentak kaget, karena ia tengah menatap nya.
"O-oppa sudah bangun?" Gugup Rose salah tingkah, yang ditanya hanya tersenyum tipis, dan mengangguk lirih.
"Astaga, dalam keadaan seperti ini saja dia masih sempat tersenyum, dan itu manis sekali" batin Rose.
Ya, senyum Rio membuat Rose terpesona, entah kenapa, bagi sang gadis, senyum itu terasa berbeda, sebab baru kali ini Rio perlihatkan pada nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah