Rose kembali memasuki kamar mandi, dan langsung menyusul Rio ke bathup, sambil menutup tirai nya.
"Maafkan aku oppa" ucap nya panik
Glek
Rio menelan ludah menatap Rose dari bawah yang posisi nya berdiri mengangkangi kaki pemuda itu, belum sempat ia menjawab Rose langsung menindih tubuh Rio, untuk bersembunyi di dalam bathup berdua, wajah mereka berdekatan, Rio nampak gelisah, karena luka nya tertekan tubuh Rose, sedangkan gadis itu nampak kikuk, posisi mereka memang canggung.
"Oppa baik-baik saja kan?" Bisik Rose, Rio mengangguk dengan wajah menahan sakit.
Ceklek
Pintu kamar mandi di buka dari luar, Rose dan Rio sama-sama menahan nafas, dengan wajah tegang, mereka takut keberadaan nya akan terendus oleh orang-orang suruhan Yoong, pria asing itu menatap tirai penutup bath up, lalu di susul teman nya yang ikut mengechek kamar mandi, sang pria pertama nampak menatap tirai yang menutup bathup dengan serius.
"Tidak ada, ayo pergi" ujar sang pria kedua sambil menepuk perut sang pria pertama dengan punggung tangan nya.
Klik
Rose langsung menjatuhkan kepala nya di dada Rio, begitu mendengar suara pintu kamar mandi di tutup kembali, ia dan Rio bernafas lega sekarang.
"Nona/oppa" kedua nya saling bertatapan dengan wajah curig, mereka lalu sama-sama menunduk menatap ke arah perut Rio yang terluka.
"Astaga, oppa, maafkan aku" panik Rose, karena luka Rio kembali berdarah karena tertekan oleh berat badan nya, Rose pun buru-buru berdiri, dengan kedua tangan nya ia membantu pemuda itu berdiri, mengambil infus nya, lalu keluar dari kamar mandi.
"Kita harus pergi sekarang oppa, aku takut mereka akan kembali" cemas Rose, ia lalu mengambil kursi roda, untuk membawa Rio kabur dari rumah sakit dengan mengendap.
Sedangkan para pria tegap tadi nampak berpikiri.
"Menurut mu, bayangan di tirai kamar mandi tadi adalah selang infus atau bukan?" Tanya pria pertama pada pria kedua yang memeriksa kamar mandi tadi, yang ditanya terperanjat.
"Ah, sial" gerutu nya sambil berlari balik arah, menuju ke kamar Rio tadi, diikuti yang lain, tanpa berkata apa-apa.
Brak
Mereka langsung mendobrak kamar mandi lagi.
"Brengsek" kesal nya, karena menemukan tirai sudah dalam keadaan terbuka, tak tertutup seperti tadi.
"Ayo kita cari, mereka mungkin belum jauh" seru nya marah
"Berpencar!" Interuksi sang pria kedua, mereka pun berlari menyebar, padahal Rio dan Rose sudah di parkiran, menaiki mobil sang gadis, dan pergi entah kemana, di tengah perjalanan Rose menyempatkan diri untuk membeli perban dan lain-lain, Rio nampak meringkuk di jok depan, darah nya sudah membasahi selimut yang ia bawa, setelah jauh dari kota Seoul, Rose menghentikan mobil nya di parkiran sebuah mini market, ia turun lalu membuka pintu penumpang samping.
"Kita ganti perban nya dulu oppa" kata Rose, ia membuka selimut yang membungkus tubuh Rio, dan melepas plester nya dengan hati-hati, Rose tak peduli dengan kengerian luka Rio, sebab keselamatan pemuda itu lebih penting, begitu plester baru terpasang sempurna, tanpa sadar Rose mengusap otot perut Rio, naluri seorang wanita terhadap lawan jenis.
"Nona geli" protes Rio sambil tertawa, Rose tersentak.
"Maafkan aku oppa" sesal nya malu, Rio terkekeh, ia lalu mencabut jarum infus ditangan nya.
"Aku lelah dengan ini" kata nya, membuat Rose tercengang, sebab Rio membuang alat infus nya begitu saja.
Mereka pun melanjutkan perjalanan setelah makan di minimarket tadi.
"Kita akan kemana nona?" Tanya Rio
"Aku belum tahu opp, tapi yang jelas, untuk bersembunyi dari daddy dulu" jawab Rose, ia lalu memutar kemudi nya ke sebuah hotel, dan menyewa satu kamar.
"Demi keamanan oppa" alasan Rose kenapa ia hanya menyewa satu kamar saja, Rio pun mengangguk paham, karena tak ada baju ganti yang lain, jadi Rio hanya memakai jubah tidur dan celana panjang rumah sakit.
"Sebenar nya ini tak aman untuk jantung ku, tapi tak ada pilihan lain" batin Rose gelisah.
"Oppa tidur saja, aku belum mengantuk" kata Rose
"Ya noona" patuh Rio, Rose masuk ke kamar mandi untuk menghubungi sang mommy.
"Hallo Rose"
"Momm"
"Kamu dimana?"
"Aku melarikan diri dengan oppa, daddy anak buah daddy ke rumah sakit tadi"
"Kamu dan Rio sekarang dimana? Mommy akan kesana menemui mu"
"Aku di hotel Peninsulla momm"
"Baiklah, kita bertemu di restauran nya ok?"
"Ya momm, jangan lupa bawakan baju ganti untuk ku dan oppa"
Sambungan telpon pun terputus, Rose keluar dan melihat Rio sudah tertidur pulas, setelah membersihkan diri, Rose pun turun ke restauran hotel, setengah jam menunggu, sang mommy datang dengan menyamar memakai masker dan topi.
"Momm" Rose langsung memeluk sang ibu
"Sayang" balas sang mommy dengan sambutan hangat nya.
"Apa daddy tahu mommy kemari?" Tanya Rose
"Tentu saja tidak, daddy mu belum pulang" jawab Seohyun.
"Apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan daddy, momm?" Putus asa Rose nyaris menangis dengan sifat sang ayah yang menaruh dendam pada Rio, Yoong begitu sebab ia tak mendengar sendiri penjelasan dari Ray, dan hanya melalui sang istri, serta putri nya Rose, jadi Yoong tak percaya.
"Mommy ada rencana" kata Seo, ia lalu mulai nenjelaskan nya pada Rose, gadis itu pun memperhatikan dengan serius.
"Aku tidak yakin momm" Rose menggeleng sambil mempeotkan bibir nya.
"Coba dulu bicara dengan Rio" bujuk sang mommy
"Kalau oppa menolak?"
"Mommy siapkan rencana lain"
"Baiklah momm"
"Ini baju ganti mu dan Rio, mommy pulang dulu, sebelum daddy mu datang" pamit Seohyun
"Ya, mommy hati-hati" ibu dan anak itu kembali berpelukan sebelum berpisah.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah