Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Pagi sekali Rose sudah mengetuk pintu rumah Rio, dan pemuda itu kebetulan juga sudah bangun pun membuka kan pintu untuk sang tamu.
Ceklek
Glek
Rose menelan ludah melihat Rio yang masih bertelanjang dada, membuka kan pintu untuk nya sambil mengeringkan rambut yang masih setengah basah.
"Masuk lah" ucap Rio, Rose pun tersenyum salah tingkah lalu masuk dan duduk di sofa depan tv, sementara sang pemuda, dia masuk ke kamar nya untuk berganti baju, sang gadis sendiri sibuk mengamati isi rumah karena kemarin dia tidak sempat melakukan nya karena terlalu fokus mendengar cerita Rio tentang Ray.
Rose berjalan menuju rak piring yang berada diatas wastafel, mengambil gelas plastik berwarna biru, warna kesukaan Ray, dia tak sadar jika Rio sudah selesai dan sedang menatapnya dari belakang, dan tanpa suara, pemuda itu mengahampiri sang gadis.
Set
Rio mengambil alih gelas ditangan Rose, tapi gadis itu terkejut, dan tak langsung melepas nya, karena tangan nya tanpa sengaja ikut tergenggam oleh tangan Rio, kedua nya malah menjadi saling bertatapan, untuk beberapa saat.
Rio yang pertama mengalihkan tatapan nya, karena tak tahan dengan pesona seorang Im Rosseane, dan sang gadis pun ikut memalingkan wajah nya, dan menarik tangan nya sendiri dari genggaman Rio.
"Gelas ini milik Ray, hadiah dari susu yang kami beli di mini market waktu itu, dia meminta dibelikan susu itu karena suka dengan hadiah nya" cerita Rio sambil menunduk menyeduh susu dalam dua gelas yang berbeda.
"Duduklah, aku siapkan sarapan nya" ujar Rio lagi, Rose pun menurut, duduk disebuah meja makan kecil dengan kursi berhadapan, Rio mengambil roti tawar, dan mentega dari atas kulkas, lalu kaleng gula pasir dan membawanya ke hadapan Rose, gadis itu mengerutkan kening nya, bingung, dengan apa yang Rio siapkan, tak ada selai, mesis, telur, atau apa pun itu yang bisa menjadi pasangan bagi roti tawar nya, sampai kemudian Rio kembali membawa dua gelas susu coklat hangat, di gelas biru dia serahkan pada Rose dan di gelas kuning untuk Rio sendiri.
Rose masih mengamati Rio dengan wajah serius nya, kala pria itu mulai mengambil dua tangkup roti tawar, lalu mengolesi nya dengan mentega, dan menaburi nya dengan gula pasir, Rose dibuat terheran.
"Serius kita akan memakan ini?" Tanya nya tak percaya, Rio meliriknya, lalu mengangguk.
"Ray sangat menyukai menu ini" ucap Rio menyerahkan sarapan milik Rose, gadis itu ragu-ragu menerima pemberian Rio.
"Biasanya dia akan memakan nya dengan cara ini" beritahu Rio yang membelah roti nya menjadi dua, lalu dia celupkan pada susu coklat nya, baru kemudian dia gigit, Rose pun mengikuti apa yang Rio lakukan, kemudian dia tersenyum lebar, merasakan enak nya roti yang baru kali ini dia nikmati.
Rio tersenyum tipis, melihat reaksi Rose, karena awal nya dia juga takut jika wanita itu tidak akan menyukai nya dan mungkin malah akan merasa geli, tapi ternyata dugaan Rio salah, sama hal nya dengan Ray, gadis itu juga menyukainya ternyata.
Dan sebelum mereka berangkat ke cars wash, Rio memakaikan topi baseball milik Ray untuk Rose, dan gadis itu hanya bisa terpaku pada perhatian yang Rio berikan pada nya.
Kedua nya lantas ke cars wash dengan menaiki sepeda bersama milik Rio, Rose yang masih canggung pun belum berani berpegangan pada Rio, dia hanya mencengkeram ujung jaket pemuda itu dengan ujung jari nya, sambil menunduk.
Sesampai di cars wash, Seulgi, Sinb, Jenno dan Jaehyun tertegun, melihat gadis yang datang bersama Rio, mereka bengong, dengan pikiran masing-masing.
"Nona, kenalkan, ini Seulgi, Jaehyun, Sinb dan Jenno" Rio memperkenalkan satu per satu sahabat nya .
"Hay, aku Rose, noona nya Ray" mereka saling membungkuk hormat dan bersalaman.
"Apa noona kesini untuk mencari kami, tentang masalah Ray?" Cemas Jaehyun khawatir.
"Tidak. . . Tidak. . . Aku kesini bukan untuk itu, tenang saja, aku justru kesini untuk menjadi Ray, aku iri dengan pengalaman nya memiliki hyung sebanyak dan sebaik kalian" jelas Rose tak enak menimbulkan kekhawatiran bagi teman-teman Rio.
Para pria pun bernafas lega mendengar penjelasan Rose.
"Aku justru berterima kasih karena sudah mengasuh dan membimbing Ray selama ini" lanjut Rose haru.
"Tidak masalah noona, dia anak yang ceria, kami sudah menganggap dia seperti dongsaeng sendiri" balas Sinb.
Karena belum ada pekerjaan, mereka hanya sekedar duduk di teras basecamp sambil bercerita, Jaehyun mengambilkan air putih dalam gelas kertas, seperti yang biasa dilakukan oleh Ray.
"Ray paling dekat dengan Rio, dia akan membantu Rio mencuci mobil, jika sedang bermain pun, Ray akan selalu seteam dengan Rio " cerita Sinb, Rose melirik pria yang sedang dia bicarakan bersama Sinb, Jenno, Jaehyun dan Seulgi, Rio sendiri sedang sibuk membuang sampah dan menaruh nya di depan jalan masuk cars wash karena sebentar lagi truck pengangkut sampah akan lewat.
Sampai akhirnya, sebuah mobil mewah masuk, disusul mobil-mobil yang lain, semua berdiri siap mengerjakan tugas masing-masing.
"Stop" teriak Rio memberi aba-aba pada seorang sopir yang sedang memarkirkan mobil nya di tempat cuci, Rose tersenyum semangat, dia lantas membalik topi nya dan berlari menghampiri Rio.
"Aku boleh membantu mu kan?" Ijin nya dengan wajah polos memelas, Rio pun mengangguk, dan mereka pun mulai mencuci mobil bersama, Rose menyikat ban mobil, karena hanya itu yang bisa dia lakukan, Rio sesekali melirik gadis yang membantu nya itu, sambil tersenyum, Rose sendiri melakukan pekerjaan nya juga dengan totalitas yang tinggi.
"Yaakk. . . " pekik nya karena Rio menyipratkan air kran ke wajah Rose yang begitu serius, dan itu membuat Rio gemas, gadis itu menatap tak percaya pada Rio, dan pria itu malah terkekeh.
"Menyebalkan" kesal Rose, dia lantas mengambil alih selang air milik Jaehyun yang berada tepat disebelah nya, lalu menyemprotkan ke Rio untuk membalas dendam, tapi pemuda itu berhasil menghindar sambil terbahak.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
FanfictionBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah