Ambulan datang ke tempat pemakaman dan petugas menemukan sesosok pria tergeletak dengan bersimpah darah di dekat sebuah pusara, mereka mengangkat tubuh Rio ke atas bangsal, dan memasukan nya ke dalam mobil ambulan, sambil memeriksa nya selama dalam perjalanan.
"Detak jantung nya melemah" ujar seorang petugas, mereka lalu memasang alat bantu bernafas.
"Nadi nya hilang" panik petugas yang lain, ambulan melaju dengan cepat menuju ke rumah sakit terdekat, dan tibalah mereka di IGD, dan langsung membawa nya masuk, di bantu oleh perawat dan dokter.
"Luka tusuk di perut bagian kiri, detak jantung melemah, nadi nya bahkan tak terdeteksi" lapor sang petugas
"Dia juga kehilangan banyak darah" imbuh yang lain, Rio lalu di bawa ke ruang operasi, dokter pun segera menangani nya.
"Dua kantong darah suster" perintah sang dokter pada perawat untuk menyiapkan dua kantong darah saat mengoperasi Rio nanti, tak ada satu pun yang tahu tentang apa yang menimpa Rio, kecuali Rose dan keluarga nya, itu pun mereka juga tak mengetahui bagaimana keadaan Rio saat ini.
Rio tengah menjalani operasi untuk luka tusuk nya yang lumayan panjang dan dalam, beruntung pisau tak mengenai ginjal nya, tapi dokter harus tetap berhati-hati dan fokus karena nyawa Rio berada diujung tanduk saat ini.
Dua jam sudah, dan semua berjalan lancar, hanya, Rio masih belum sadarkan diri, pihak rumah sakit juga tidak tahu harus menghubungi siapa, karena di kontak Rio tak ada nomor orang tua atau saudara nya, semua tertulis nama saja.
Rose dan sang mommy terbaring diatas ranjang kamar Ray, dengan sisa tangis mereka, sementara Yoong memasuki kamar nya.
Rose terperanjat, ia teringat dengan Rio, ia pun berdiri dengan tergesa, sang mommy ikut terbangun.
"Mau kemana Rose?" Selidik nya
"Oppa, momm" cemas nya.
"Rose mau menolong oppa, semoga belum terlambat" jawab nya.
"Mommy ikut"
"Kita ke rumah sakit saja, tadi mommy sudah menghubungi ambulan" beritahu Seo mommy.
"Tapi rumah sakit mana momm?" Tanya Rose bingung sambil mengemudikan mobil nya.
"Coba yang paling dekat dengan lokasi kejadian" jawab sang ibu, Rose pun mengemudikan mobil nya dengan kecepatan nyaris penuh, menuju ke rumah sakit.
Dua wanita itu berjalan terburu-buru di lobby rumah sakit, menuju ke bagian informasi, untuk menanyakan adakah pasien yang masuk dengan kondisi luka tusuk di perut serta menyebutkan ciri-ciri fisik Rio.
"Anda siapa?" Tanya sang suster jaga.
"Kami keluarga nya, saya dongsaeng nya, dan ini mommy kami" bohong Rose
"Baiklah, mari ikut saya" ujar sang perawat, ia lalu membawa Rose dan Seo mommy memasuki sebuah ruangan ICU, memakaikan mereka baju steril, karena Rio bukan pasien dengan penyakit berat, jadi ia di ijinkan menerima tamu.
"Seorang perawat jaga menunggu Seo mommy dan Rose yang menemui Rio, takut terjadi sesuatu yang tidak di harap kan, Rose melangkah pelan mendekati Rio yang berbaring tak sadarkan diri.
"Dia masih koma, karena terlalu banyak kehilangan darah, jadi kami menempatkan nya di sini, jika dia bisa melewati masa kritis nya malam ini, besok kami akan memindahkan nya ke ruang perawatan" jelas sang perawat.
"Ne, gumawo" lirih Seo mommy
"Oppa" panggil Rose dengan suara bergetar, ia mengusap bahu telanjang Rio yang tubuh nya hanya tertutup selembar selimut sampai sebatas pinggang, ia menatap luka yang di perban di perut Rio
"Momm" Rose menoleh pada sang ibu sambil menangis, Seo mommy pun mendekat.
"Ini Rio oppa momm, yang selama ini menemani Ray" ujar Rose memperkenalkan Rio pada sang ibu, karena rencana nya, siang tadi mereka akan di pertemukan untuk berkenalan sebelum akhir nya terjadi tragedi penusukan pada Rio oleh Im Yoong.
"Hallo Rio, ini aku mommy nya Ray dan Rose, terima kasih sudah menjaga Ray dengan baik selama ini" lirih Seo mommy memperkenalkan diri pada Rio yang masih belum siuman.
Mereka pun keluar dan memilih duduk di bangku yang berada dilorong rumah sakit, tepat nya di depan ICU, menunggui Rio.
"Mommy pulang saja ne, biar Rose yang menjaga nya disini" pinta Rose pada sang ibu.
"Tapi Rose. . ." Sang ibu tentu tak tega membiarkan putri nya di rumah sakit sendirian.
"Tidak apa momm, oppa sudah terlalu baik pada kita selama ini, dan Rose harus bertanggung jawab akan perbuatan daddy pada oppa" alasan Rose.
"Baiklah, jika terjadi sesuatu, hubungi mommy ne" pamit sang ibu, Rose mengangguk, menyerahkan kunci mobil nya pada Seo mommy.
Setelah sang ibu pulang, Rose pun berjalan ke ujung lorong, untuk membeli sekaleng kopi dingin di vending machine.
Belum sempat ia menghabiskan kopi nya, Rose rupa nya tertidur dengan posisi duduk, mungkin ia terlalu lelah baik secara fisik mau pun mental, bahkan Rose melupakan makan malam nya, karena terlalu sibuk memikirkan Rio.
Rose terjaga saat mendengar suara langkah kaki cepat melewati, dan itu tak hanya sekali, ia pun mulai membuka kedua mata nya dengan berlahan, dan mengamati situasi sekitar, beberapa perawat nampak mondar-mandir, begitu juga dengan seorang dokter, yang rupa nya memasuki ruangan Rio, Rose terkejut bukan main, ia langsung berdiri, dan berjalan mendekati jendela kaca ruang ICU Rio, Rose terbelalak, menutup mulut nya dengan telapak tangan kanan nya, sambil berjalan mundur, tak percaya dengan apa yang dilihat nya, tanpa sadar air mata sudah membasahi kedua pipi Rose.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
R.
Hayran KurguBukan hanya tentang cinta beda kasta, tapi juga ada hal lain yang membuat kisah cinta yang mereka jalani tidaklah mudah