7. Yoong Daddy

1.2K 196 41
                                    

Seulgi berdiri, menghampiri Rio dan memeluk nya untuk menenangkan sang sahabat, Ray memang lebih banyak menghabiskan waktu dengan Rio, jadi mereka lebih dekat, dan Seulgi tahu, Rio lah yang paling kehilangan atas kepergian Ray, tapi bukan berarti yang lain tak merasa sedih, Sinb juga sibuk untuk menghibur Jaehyun dan Jenno, mereka bagaikan kembar tiga jika sudah bersama, tapi salah satu diantara mereka akhirnya harus pulang lebih cepat, diusia nya yang masih tergolong sangat muda.


Keesokan hari nya, diadakan upacara penghormatan terakhir untuk Ray, sebelum di makam kan, Rio dan yang lain hanya bisa mengikuti upacara dari luar ruangan karena Yoong melarang mereka masuk, Yoong yang belum tahu cerita yang sebenar nya, masih menganggap Rio dan yang lain adalah penyebab Ray meninggal.


Rio dan yang lain berdiri, menunduk saat peti jenazah Ray melewati mereka untuk dimakam kan, mereka hanya bisa menyaksikan prosesi pemakaman dari kejauhan, Rio bahkan masih meneteskan air  matanya sambil menunduk dalam-dalam, Sinb merangkul dan menepuk-nepuk bahu Rio, yang tak berhenti bergetar karena tangis nya, sepasang mata sembab hanya bisa menatap Rio dari kejauhan, melihat ke arah Rio dan kawan-kawan yang tak berani mendekat karena larangan sang daddy.


Dan ketika acara pemakaman selesai, Rio tak langsung pergi, dia tetap berdiri menunggu sampai semua nya pergi, Yoong yang melewati Rio pun berhenti di hadapan sang pemuda.


"Dengar, karena mu aku kehilangan putra ku, di mataku, kamu adalah pembunuh, sampai kapan pun, aku tak akan pernah memaafkan mu" ucap nya tajam pada Rio yang tak berani menatap nya.



"Yoongie" panggil Seo sebelum sang suami makin tersulut emosi nya, dan Yoong, dia akan luluh jika sang istri sudah memanggil nama nya, keluarga itu pun meninggalkan area pemakaman, dan putri Im pun terus menoleh ke belakang menatap pada Rio yang kini membelakangi mereka, gadis itu membatin, merasa tak asing dengan wajah Rio, tapi dia lupa pernah bertemu dimana, pikiran nya terus bergulat untuk mengingat.

Dan untuk menghormati kepergian Ray yang sudah seperti anak buah nya sendiri, Jisoo menutup cars wash nya selama tiga hari full, sementara Rio, dia mengambil cuti selama seminggu, karena sedang dalam masa berkabung.


Pemuda itu menghela nafas panjang, setiap mengingat Ray, air matanya kembali mengalir, Rio juga dihantui perasaan bersalah karena tak mengetahui keadaan Ray yang sebenar nya.


Dan di rumah keluarga Im, wajah-wajah murung ketiga penghuni tersisa sedang berada di kamar si bungsu, Seo menggenggam tangan kanan suami nya, dan duduk diatas ranjang sang putra.


"Yoong, dengar aku, kematian Ray adalah takdir, dari awal kita tahu, umur nya tak akan panjang, jadi jangan salahkan Rio, bukan dia yang membunuh putra kita, tapi memang karena Tuhan yang lebih sayang pada Ray" tutur Seo yang tahu sang suami menaruh dendam pada Rio yang dianggapnya telah membunuh Ray.




"Dia pembunuh, jika dia tak menculik Ray, putraku pasti masih hidup sampai sekarang, karena dia pasti akan menjalani kemo teraphy nya seperti biasa, meminum vitamin, dan obat pencegah sel nya agar tak menyebar, tapi apa? Pemuda brengsek itu dengan jahat nya merampas kehidupan putra ku, yang aku jaga dari semenjak dia dalam kandungan mu, aku tak bisa menerima itu Hyunie, dan suatu saat, dia harus membayar lunas semua nya, dia berhutang nyawa pada ku" marah Yoong, dia kemudian beranjak dari kamar Ray, meninggalkan istri dan putri sulung nya yang kembali menangis, karena kekerasan hati seorang Im Yoong.



Rio masih belum beranjak dari kasur nya, dia masih memikirkan Ray, suara celotehan yang biasa memenuhi rumah kecil nya, kini terasa sepi, sunyi, seperti sedia kala, dulu, sebelum Ray hadir, Rio biasa saja merasakan kesunyian rumah nya sendiri, tapi setelah hampir dua minggu Ray ikut tinggal dengan nya, Rio jadi terbiasa dengan keramaian, rasanya dia akan mati sekarang, tanpa Ray di sisi nya.



Dan di cars wash, Seulgi, Sinb, Jaehyun, dan Jenno juga terlihat murung, mereka belum terbiasa tanpa kehadiran Ray yang akan membuat suasana menjadi lebih hidup, dia yang akan selalu sigap mengambilkan air minum dan jatah makan siang untuk para hyung nya, ditambah Rio yang juga sudah seminggu tak masuk kerja, membuat suasana di tempat kerja terlihat menyedih kan.


  

  

Dan di kediaman Im Yoong, pria kurus itu berdiri di depan foto sang putra, masih dengan wajah murung, dan amarah yang menggunung.



"Tunggulah Ray, suatu hari nanti, daddy akan membalas perbuatan pemuda itu pada mu, daddy pastikan, dia akan membayar lunas semua nya, hidup daddy juga tak akan tenang jika melihat nya masih bernafas di dunia ini" gumam Yoong.





"Yoong" sang istri datang dan memeluk nya dari belakang, dia ingin meredekan amarah dan dendam suami nya pada Rio.


"Dendam hanya akan menyengsarakan hidup mu Yoong, coba lah untuk menerima jika ini adalah takdir Tuhan" bisik Seo di telinga kanan suami nya.






"Tidak Hyunie" Yoong melepas kasar pelukan sang istri.



"Ray pasti tak akan tenang disana jika dendam nya belum terbalaskan" marah Yoong yang masih belum bisa menerima kepergian sang putra, sementara putri tertua nya hanya bisa mengintip dari balik pintu sambil menangis, kekerasan hati Yoong justru membuat suasana duka di rumah nya kian kental dan seperti enggan untuk menghilang, wajah-wajah murung, perasaan sedih, terus melingkupi keluarga itu, dendam, membuat hidup mereka tidak bisa bahagia.

Yoong hanya sibuk memikirkan dendam nya, dan ini membawa pengaruh untuk kehidupan nya, hubungan nya dengan sang istri menjadi semakin jauh, setiap malam Yoong selalu pulang ke rumah nya dalam keadaan mabuk, merancau bahwa dia akan segera mengambil nyawa Rio sebagai ganti, atas meninggalnya Ray.

Setelah Yoong tertidur dengan kondisi mabuk seperti biasa nya, Seo pun keluar kamar, menuju ke tempat sang putri sulung berada.





Tok. . . Tok. . . Tok. . .





Ceklek.



"Mommy"



  

"Sayang, mommy butuh bantuan mu, untuk menjalankan sebuah rencana, apa kamu bersedia?" Tanya Seo, pada sang putri.




"Jika itu untuk kebaikan keluarga kita, aku pasti bersedia membantu mommy" jawab sang putri.

"Jika itu untuk kebaikan keluarga kita, aku pasti bersedia membantu mommy" jawab sang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



#TBC

R.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang