Hari ini ke empat kakaknya mengajak Yeri pergi ke Mall. Katanya untuk menghilangkan suntuk. Juga Kak Seulgi beralasan jika ia harus banyak jalan-jalan sebelum due kelahiran anak pertamanya.
Sebagai single yang mempunyai waktu luang di hari libur. Mana mungkin ia menolak ajakan para kakaknya. Hitung-hitung sebagai termuda, ia nanti akan banyak di traktir oleh mereka.
Kebetulan juga ia tidak sedang pulang ke rumah orang tuanya, sehingga cukup dekat jika ingin bermain ke Mall. Yeri segera mengeluarkan mobilnya dari parkiran basement. Lalu melaju dengan santai langsung ke arah Mall yang sudah mereka berlima janjikan.
Jalanan kota cukup ramai, namun tidak sampai membuat kemacetan. Lampu-lampu jalan berjejer indah, menerangi setiap sudut jalan. Juga dibeberapa taman yang gadis itu lewati selalu dipenuhi orang berjualan juga orang yang berkunjung. Memang malam minggu tidak lengkap kalau hanya berdiam diri di rumah. Namun bagi orang single sepertinya, lebih baik berdiam di rumah. Keluar dan bermain, hanya akan membuatnya sebal melihat pasangan sok mesra di berbagai tempat.
Yeri membenci melihat hal romantis di tempat umum. Mereka harusnya melakukan hal itu di rumah, atau di lokasi yang lebih privat. Namun apalah daya, Yeri hanyalan kaum jomblo tidak berhak berkomentar.
Yeri sudah mulai masuk ke parkiran Mall. Ia menaruh mobilnya di tempat yang agak lengang supaya ia bisa keluar dengan mudah. Tidak lupa ia membawa tas, dompet, dan juga ponselnya. Langkahnya dengan percaya diri memasuki Mall.
Keempat kakak tidak kandungnya itu sudah menunggu di salah satu restoran di dalam mall. Sejak tadi mereka menghubunginya supaya melaju lebih cepat. Salahkan mereka yang baru mengabarinya hari ini. Yeri jadi banyak menghabiskan waktu untuk bersiap sebelum berangkat.
Yeri menaiki lift hingga lantai tiga, di mana semua penjual makanan berada. Kakinya mulai memasuki sebuah restoran cepat saji besar berlogo M. Tanpa perlu mencari lebih lama, Kak Irene, Kak Seulgi, Kak Wendy, juga Kak Joy serentak melambaikan tangan ke arahnya. Sepertinya keempat orang itu sudah memperhatikan pintu masuk sejak tadi.
"Halo semua," sapa Yeri begitu ia sudah sampai di tempat para kakaknya duduk.
"Hai Yer, kamu lama banget," komentar Joy, sebab mereka semua sudah menunggu adik kesayangannya itu sejak empat puluh lima menit yang lalu. Mereka harus menunda memesan makanan hanya karena Yeri belum juga sampai. Pelayan bahkan beberapa kali menghampiri meja mereka untuk menanyakan pesanan.
"Maaf banget, tadi aku bingung pilih baju. Juga, aku harus beres-beres sebentar karena nanti aku mau sekalian pulang ke rumah orang tuaku."
"Oh," ucap keempat wanita yang lebih tua itu.
"Sini duduk, kita pesan makanan dulu," ajak Irene. Wanita itu sudah siap meyebutkan pesanan kepada pelayan perempuan yang siap sedia di samping meja mereka.
"Kenapa kita di sini kak? Makanan cepat saji kan bukan gaya kita," tanya Yeri penasaran. Mereka berlima cenderung suka makanan sehat atau makanan yang dibuat saat itu juga. Bukan ayam goreng tepung dengan nasi.
"Bumil ngidam Yer, dia pengen makan ayam bareng di sini. Juga dia lagi pengen ikut trend es krim, yang beli banyak terus dihancurin jadi satu itu," sahut Wendy.
Yeri ber-OH ria setelah mengetahui alasannya. Biarlah, suka-suka ibu hamil. Kalau tidak turuti nanti hormonnya sensitif, bisa kena amuk mereka.
"Maklumi ya temen-temen. Ini kemauan calon debay," ujar Seulgi merasa bersalah.
"Nggak papa kak Gi, hal kayak gini malah yang bisa bikin kita ketemuan bareng," kata Yeri menenangkan ibu hamil itu.
"Iya bener, kita itu sering sibuk sendiri-sendiri jadi jarang ketemu. Kita terakhir ketemu juga waktu ulang tahunnya tante Yura kan," ujar Irene setelah selesai menyebutkan pesanan kepada pelayan yang sudah menunggi di dekat meja mereka berlima.
Sambil menunggu pesanan datang mereka berlima mulai mengobrol dan membicarakan topik tentang hal kegiatan yang baru-baru ini mereka lakukan. Joy sejak Yeri sampai, ia sudah ingin betanya sesuatu. Sebuah berita menggemparkan disampaikan oleh suaminya kepadanya beberapa waktu lalu. Dan ia penasaran dengan kebenarannya.
"Yer," panggil Joy lirih.
"Hm?" gumam Yeri sambil melempar tatapan penasaran.
"Kata Tae, Jungkook udah nggak sama Lisa. Jungkook memutuskan pertunangan mereka gara-gara kamu?"
"Apa Kak?" tanya Yeri kembali, memastikan pertanyaan dari kakaknya yang lebih dua tahuh lebih tua darinya.
"Tunangan Jungkook dibatalkan karena kamu?"
"Nggak kak, itu semua salah paham, itu keputusan Lisa dan Jungkook pribadi." Yeri menyangkal. Ia takut kalau kakaknya itu tahu jika ia pernah melakukan hal tercela dengan Jungkook di depan Lisa. Meskipun itu bukan alasan besar putusnya pertunangan antara Jungkook dan Lisa.
"Apa mungkin maksudnya, Jungkook suka sama Yeri?" Wendy mulai menanggapi.
"Iya kali, makannya Lisa diputus," Sulgi juga ikutan berbicara.
"Buka seperti itu kak. Semua berkaitan dengan karir, Lisa mendapat tawaran menjadi model di agensi besar Paris. Namun, dalam kontrak nggak boleh menikah. Jadi begitu deh, mereka memutus pertunangan itu," jelas Yeri sebelum mereka semua salah paham lebih jauh, apalagi menduga jika Jungkook menyukainya. Sebenarnya Yeri senang jika memang Jungkook benar menyukainya, namun ia hanya bisa pasrah. Ia hanyalah remahan kue di antara banyaknya wanita sukses dan cantik yang menyukai Jungkook.
"Oh, gitu. Kami kira kalau memang Jungkook suka sama kamu."
"Padahal kami juga setuju kalau kalian bersama, kami restui."
"Lagipula kalian ini cocok, sama-sama cantik dan tampan. Kalian juga sama suksesnya diusia muda."
"Kalau kamu sama Jungkook nanti, kita nanti bisa hangout bareng sama para suami kan. Jungkook juga temen deket mereka (para suami) juga."
Keempat kakaknya mulai memberikan tanggapan satu persatu. Semuanya cenderung mendukungnya untuk bersama Jungkook. Ia harap memang bisa seperti itu.
Tetapi sampai sekarang, Yeri masih jalan di tempat. Perkataanya untuk berjuan mendekati Jungkook hanyalah wacana semata. Ia begitu disibukkan dengan pembukaan cabang butiknya.
"Sudahlah kak, kalau kami jodoh juga bakal bersatu."
"Ya kami harap kalian berjodoh," Irene bicara sebagai orang yang paling mensupport hubungan mereka.
Yeri hanya bisa berharap takdir baik berpihak kepadanya.
TBC
Special update buat yang udah nunggu Jungri🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...