"Baiklah, sudah selesai," ujar Yeri saat pekerjaan mengukur tubuh Jungkook selesai.
Memang tubuh lelaki itu semakin terbentuk. Yeri bisa merasakan otot-otot yang terbentuk di lengan Jungkook. Ia juga merasakan sedikit absnya, sungguh Yeri bukannya sengaja. Ia hanya tidak sengaja menyentuhnya ketika mengukur tadi.
"Akhirnya, kebetulan ini sudah jam makan siang. Mari kita makan siang bersama," ajak Jungkook. Lagipula ia memiliki banyak waktu sampai jam satu nanti.
"Maafkan aku Jungkook, aku harus kembali ke butik sekarang. Aku ada janji dengan customer VIP, akan tidak profesional jika aku tidak menyanggupinya," ujar Yeri merasa bersalah. Bukan keinginannya jika hari ia memiliki banyak jadwal.
"Secepat ini?" Jungkook kembali memastikan.
"Iya, maafkan aku sekali lagi. Lain kali aku pastikan tidak akan menolaknya," balas Yeri serius, agar Jungkook tidak menuduhnya sengaja.
"Baiklah, besok aku akan ke butikmu."
"Iya, kalau begitu aku harus kembali sekarang," Yeri berujar dengan terburu-buru. Ia melihat arlojinya yang hampir menuju jam 12 siang, masih ada waktu. Setidaknya Yeri tak mau jika terlambat.
***
"Terima kasih Yeri, maaf jika aku meminta pertemuan mendadak seperti ini. Anakku memang selalu seperti itu, jika ada hal yang diperlukan selalu bilang saat waktu sudah terlalu mepet," curhat seorang wanita paruh baya yang Yeri kenal sebagai istri dari salah satu anggota dewan.
Beliau yang ingin bertemu Yeri siang ini. Wanita itu merupakan teman ibunya, memang dari awal Yeri membuka usahanya, beliau selalu memesan gaun padanya. Sehingga Yeri selalu memprioritaskannya, untuk terus menjalin hubungan baik. Kali ini, beliau memesankan sebuah gaun untuk acara prom night putrinya. Tentu saja Yeri terima, gaun itu tak sesulit gaun pernikahan.
"Sama-sama tante, Yeri akan membuatkan gaun yang bagus untuk putri tante. Tidak perlu sungkan jika ingin request detailnya," balas Yeri.
"Iya, aku akan menyuruh putriku ke sini nanti. Kalau begitu, aku harus pergi sekarang. Ada sebuah pertemuan habis ini," pamit beliau.
Yeri mengantar wanita paruh baya itu sampai keluar, dan membawa mobil sampai meninggalkan plataran butik.
"Hah," helaan napas Yeri terdengar berat. Dan itu disaksikan oleh Tzuyu.
"Kenapa Yer? Ada masalah?"
Yeri menoleh ke arah Tzuyu dengan lesu. Jujur saja sampai sekarang Yeri masih merasa bersalah karena menolak ajakan Jungkook.
Sedari awal pertemuan merek, Yeri merasa jika lelaki itu terus berusaha dekat dengannya. Bukannya Yeri tidak suka, ia malah sangat senang. Mungkin ini sebuah jalan agar ia dan Jungkook bisa semakin dekat. Ia hanya merutuki pekerjaannya yang padat di waktu yang tidak tepat.
"Tzuyu bisa kamu urus gaun untuk prom night ini?" pinta Yeri memelas.
"Gaun untuk putrinya istri dewan itu?"
"Iya, semua catatan sudah ada di sini. Aku harus membuat Jas untuk CEO Jeon dalam waktu dekat ini."
Merasa kasihan dengan atasannya itu, Tzuyu tak mungkin menolak. Kebetulan ia juga sedang tak banyak kerjaan. Ia harap bantuannya ini bisa membuat Yeri lebih lega.
"Baiklah, serahkan semuanya pada Tzuyu. Aku pasti akan melakukannya dengan baik."
"Terima kasih," ujar Yeri dengan senyuman yang kembali terbit di wajahnya.
Lalu Yeri kembali ke ruangannya, mulai menggambar sketsa Jas untuk Jungkook. Ia sudah memiliki ide dalam benaknya, tinggal dituangkan pada kertas sketchbook. Yeri menikmati saat-saat ia menggambar, ini termasuk healing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...